Saat Didzalimi

  Engkau mungkin terlalu sensitif. Engkau mengira semua orang menghinamu. Engkau mengira semua orang mengejekmu. Engkau merasa semua orang mentertawakanmu. Engkau ...Lanjutin bacanya...

Aku

Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku A...Lanjutin bacanya...

Nila

Didorong oleh keluguan dan ketulusan, masyarakat biasanya menghargai para pahlawannya dengan cara yang berlebihan. Itu merupakan godaan berat bagi para pahlawan, di mana mereka se...Lanjutin bacanya...

Akhir Sejarah Cinta Kita

Suatu saat dalam sejarah cinta kitakita tidur saling memunggungitapi jiwa berpeluk-peluksenyum mendekap senyumSuatu saat dalam sejarah cinta kitaraga tak lagi saling membutuhkanha...Lanjutin bacanya...

Serial Cinta

Serial Kepahlawanan

  • Nila

    Didorong oleh keluguan dan ketulusan, masyarakat biasanya menghargai para pahlawannya dengan cara yang berlebihan. Itu merupakan godaan berat bagi para pahlawan, di mana mereka se...Lanjutin bacanya...

  • Bayangan Sang "Icon"
  • Pusat Keunggulan
  • Menanti Kematangan

Kisah - Kisah

JM Community

Kolom Sang Murabbi

Kolom Pak Cah

Un Der Dakwah

Sajak Rendra

  • Sajak Seorang Tua di Bawah Pohon

    Inilah sajakku, seorang tua yang berdiri di bawah pohon meranggas, dengan kedua tangan kugendong di belakang, dan rokok kretek yang padam di mulutku.Aku memandang zaman. Aku melih...Lanjutin bacanya...

  • Renungan Indah
  • Gerilya
  • Revolusi

Menanti Kematangan


Ada dua kutub yang bergerak diam-diam, merangkak perlahan untuk saling bertemu, pada suatu masa tertentu, di tempat tertentu, dalam suasana dan kondisi tertentu. Itulah ledakan kepahlawanan.

Kutub pertama bergerak dalam diri, dimana seorang pahlawan mengalami proses pematangan internal.

Kutub kedua bergerak dari luar, dimana situasi dan kondisi lingkungan mengalami proses pematangan eksternal. Ledakan kepahlawanan terjadi ketika kedua kutub itu mencapai kematangannya.

Menanti saat-saat kematangan seorang pahlawan sama seperti menanti kematang buah di pohon. Jika anda memetiknya sebelum waktunya, buah itu tak akan terlalu lezat. Namun, jika anda memetiknya tepat pada waktu kematangannya, maka anda akan merasakan kelezatan yang tiada tara.

Sutan Murad telah mengangkat puteranya, Muhammad yang kemudian dikenal dengan nama Muhammad Al- Fatih Murad, sebagai raja ketika ia masih berusia 16 tahun. Saat itu, kerajaan mengalamii goncangan instabilitas yang hebat di dalam negeri. Pemuda yang berbakat itu ternyata belum saatnya memimpin.

Akhirnya, sang ayah mengambil alih kepemimpinan dari sang putera. Akan tetapi, proses pematangannya ternyata hanya membutuhkan waktu beberapa tahun lamanya. Di atas usia 20 tahun, Muhammad Al- Fatih kembali memimpin. Tepat ketika ia berusia 23 tahun, sang pahlawan telah mewujudkan mimpi 8 abad umat islam, mimpi membebaskan Konstantinopel.

Agaknya inilah rahasia yang menjelaskan, mengapa Allah SWT selalu menanti saat- saat kematangan seseorang, sebelum kemudian diangkat menjadi nabi atau rasul. Sebagaimana tugas dan peran kenabian, peran kepahlawanan hanya dapat diemban oleh mereka yang memenuhi syarat-syaratnya.

Akan tetapi, perjalanan menuju kematangan terkadang sangat panjang dan berliku. Bahkan, ada kalanya dilalui lumpur yang berbau. Namun mungkin Allah SWT telah menggariskan bahwa sebagian proses kematangan memang harus dilalui di sana.


[Sebelumnya]
Rachmat Naimulloh

Ingin artikel seperti diatas langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.




1 komentar

  1. lang lang blog mengatakan.... [Jawab]
    pada tanggal 10 Mei 2011 pukul 21.18

    Betuuuuuuuuul sekali, nabi Muhammad saja jejak kerasulanya mulai usia 40th yang ditandai dengan turunnya surat al Iqro'.salam

Silahkan tinggalkan komentar Anda disini