Pandu Qur'ani [3]


Konsekuensi Logis
Besarnya peran dan tanggung jawab pandu qur’ani menuntutnya menjadi pribadi yang cekatan berlandaskan empat karakter yaitu; cerdas , kuat, terampil, dan berani.Pandu qur’ani mesti cekatan dalam merespon seruan Allah dan RasulNya, memenuhi panggilan dakwah, dan dalam memberikan berbagai pelayanan kepada masyarakat luas berlandaskan semangat kompetisi dalam kebajikan demi meraih ampunan dan ganjaran Allah. Allah berfirman;
“Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan menuju sorga yang luas seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS Ali Imron,3:133)
“Maka berlomba di dalam kebaikan….” (QS Al-Baqarah,2:148)

Jika tidak maka segala afiliasi yang disandangnya tidak akan memberinya arti apa-apa.
”Barang siapa yang tidak dipercepat oleh amal perbuatannya, ia tidak akan dipercepat oleh afiliasinya.” Sebuah kata hikmah dijalan dakwah.

Kecerdasan

Seorang Pandu Qur’ani memiliki kecerdasan spiritual sebagai hasil interaksi ta’abbudi dengan Allah ‘azza wa jalla, dan melalui penghayatan terhadap nilai-nilai aqidah dan akhlak islami.Nilai-nilai spiritual Islam terhimpun dalam satu gudang bernama taqwa, didalamnya terdapat perbendaharaan spiritual bernilai tinggi.

Firman Allah:
“Alif, laam, miim.Kitab (Al-Qur’an) itu tidak ada keraguan, didalamnya terdapat petunjuk bagi orang-orang bertaqwa.Yaitu orang-orang yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan mereka yang menginfakkan sebagian harta yang Kami karuniakan kepada mereka.Dan orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan yang diturunkan sebelummu, dan mereka meyakini hari akhirat.Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Al-Baqarah,2:1-4)

“Bukanlah kebaktian itu dengan menghadapkan wajahmu ke timur dan ke barat, akan tetapi kebaktian ialah siapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, Al-Kitab, dan para Nabi, menyerahkan harta dengan rasa senang kepada kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, ibnu sabil, orang-orang yang meminta bantuan, dan untuk pembebasan budak, menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janji.Dan orang-orang yang sabar dalam bencana dan kesulitan serta dalam pertempuran.Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-Baqarah,2:177)

“Dan bersegeralah menuju ampunan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.Yaitu orang-orang yang berinfaq di waktu lapang maupun sempit,mampu mengendalikan amarah, dan pemaaf kepada manusia.Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.Dan orang-orang yang yang mengingat Allah ketika melakukan perbuatan keji atau berbuat aniaya terhadap diri, maka mereka memohon ampunan Allah, dan siapakah yang mengampuni dosa-dosa selain Allah.Dan mereka tidak terus menerus melakukan dosa sedang mereka mengetahui.” (QS Ali Imron,3:133-135)

Taqwa sebagai kecerdasan spiritual sangat berperan dalam membangun kecerdasan emosional, dan membuka jalan yang luas untuk menghasilkan kecerdasan intelektual. Allah berfirman:
“…Dan bertaqwalah kepada Allah niscaya Allah mengajari kalian,dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah,2:282)

Kecerdasan yang integral membangun kepahaman yang jelas, utuh, dan benar terhadap manhaj Islam, persoalan dakwah, dan sangat membantu menemukan solusi dan format penyelesaian segala persoalan sesuai manhaj islami sejalan situasi dan kondisi yang ada, serta strategi-strategi guna memenangkan dakwah Islam sesuai amanat risalah ilahiyah.

Dan yang pasti soliditas adalah anak yang lahir dari rahim kecerdasan.Tanpa soliditas maka segala format dan strategi dakwah tidak akan memberi hasil yang optimal, atau tidak sama sekali, bahkan mungkin menimbulkan kerugian.Soliditas individu dapat meredam fitnah dunia yang sangat berpotensi menimbulkan insoliditas kolektif sebagaimana yang pernah menimpa para sahabat sehabis perang Badar seperti dikisahkan didalam surat Al-Anfaal ayat satu sampai empat.



Rachmat Naimulloh

Ingin artikel seperti diatas langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.




0 komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda disini