Pandu Qur'ani [2]


B.Pandu Qur’ani menebar kebaikan
Ummat Islam dikeluarkan Allah untuk manusia. Artinya ummat Islam dirancang untuk membawa manfaat yang seluas-luasnya untuk manusia. Manfaaat itu diwujudkan dengan amar ma’ruf nahi munkar. Amar ma’ruf adalah setiap upaya menumbuhkan dan memelihara kebaikan dan sumber-sumbernya baik fisik maupun non fisik. Sebaliknya nahi munkar adalah setiap upaya mencegah, menghentikan dan memberantas kerusakan dan sumber-sumbernya baik fisik maupun non fisik. Dalam syariat Islam dikenal apa yang disebut dengan Maqaashid Asy-Syarii’ah Al-Khamsah yaitu lima objek perlindungan syariat yaaitu; agama, akal, jiwa, harta benda, dan kehormatan.

Amar ma’ruf nahi munkar akan langgeng jika dilandasi iman kepada Allah dan sebaliknya iman kepada Allah mengharuskan amar ma;ruf nahi munkar.Allah berfirman:”Kalian sebaik-baik ummat yang dikeluarkan bagi manusia, menyerukan kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah keburukan (nahi munkar) dan kalian beriman kepada Allah.” (Q.S Ali Imran, 3 : 110)

Pandu Qur’ani adalah pelayan ummat yang kebaikannya senantiasa diharapkan. Diantara mereka terdapat pemimpin publik, guru, aleg, praktisi hukum, muballigh, relawan kemanusiaan dsb. Pandu qur’ani adalah penolong manusia setiap saat seperti yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dan sahabatnya ketika di keheningan malam di Madinah terdengar suara meminta pertolongan. Para sahabat yang mendengarnya bergegas menuju sumber suara namun ditengah jalan bertemu Rasulullah yang telah kembali dan mengatakan bahwa masalahnya sudah teratasi. Atau seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khaththab yang berlomba membereskan rumah seorang nenek tua yang hidup sendirian.

Pandu Qur’ani pemburu cinta Allah yang terinsfirasi berita Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam;”sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia". Kesalihan Pandu Qur’ani membuahkan karya dan perbuatan (al-‘amal) dengan manfaat sosial yang sebanyak-banyaknya.


C.Jihad Pandu Qur’ani

Allah jalla wa ‘alaa mengutus RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam membawa risalah agung agar dimenangkannya atas segala agama dan isme-isme buatan manusia.

Allah berfirman:
“Dialah (Allah) yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan Din yang haq agar dimenangkannya atas din-din (agama-agama) yang lain, dan cukuplah Allah yang menjadi saksinya.” (Q.S Al-Fath,48 :28)

Ini adalah proyek sangat besar yang diserukan Allah atas orang-orang beriman, Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman jadilah penonlong-penolong (agama) Allah, sebagaimana Isa bin Maryam berkata: ”Siapakah penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?”Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: ”Kamilah penolong-penolong (agama) Allah”, lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan lain kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (Q.S Ash-Shaff,61 : 14)

Mega proyek ini telah dirintis dan diletakkan pondasi bangunannya oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta para sahabat beliau radliallahu ‘anhum sebagai pola bagi penerus-penerus sampai ke akhir zaman. Allah berfirman:
“Muhammad Rasulullah, dan orang-orang yang bersamamnya bersikap keras terhadap oang-orang kafir dan penuh kasih sayang antar sesama mereka. Engkau melihat mereka rukuk dan sujud dengan mengharap keutamaan dan keridlaan dari Allah. Ciri mereka terdapat tanda sujud di wajah. Itulah perumpamaan mereka di dalam Taurat dan Injil, bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunas dan menyanggahnya, maka ia (tunas itu) menguat, lantas (tanaman itu) berdiri kokoh diatas cabang-cabangnya yang membuat kagum para petani, agar orang-orang kafir murka terhadap mereka. Allah menjanjikan ampunan dan ganjaran yang agung bagi orang-orang beriman dan beramal saleh dari mereka.” (Q.S Al-Fath,48 : 29)

Penegakan agama Allah berbanding lurus dengan kebencian orang-orang musyrik. Allah berfirman:
”Dialah (Allah) yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan Din yang haq agar dimenangkannya atas din-din yang lain walau orang-orang musyrik membencinya.” (Q.S At-Taubah,9 :33 ; Q.S Ash-Shaff,61 : 9)

Pandu qur’ani berjuang menegakkan bangunan Islam dan sendi-sendi ajarannya dalam kehidupan nyata, dan menempatkan diri sebagai pembela dari serangan-serangan yang bermaksud meruntuhkannya. Sepanjang masa Allah senantiasa menghadirkan para pembela agama-Nya dari ekspresi kebencian orang-orang musyrik. Allah berfirman:
“Wahai orang-orang beriman, barang siapa diantara kalian berpaling dari agamanya maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah cintai, dan merekapun mencintai Allah, bersikap tinggi di hadapan orang-oraang kafir dan merendahkan diri terhadap orang-orang beriman. Mereka berjihad di jalan Allah tanpa takut dicela.Itulah keutamaan Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (Q.S Al-Maidah,5 : 54)

Pandu qur’ani hidup dalam tiga kesalehan yaitu: kesalehan ta’abbudi, kesalehan sosial, dan kesalehan prajurit sejati. Ali bin Abi Thalib mengungkapkan kesalehan ini dengan kalimat pendek;”rahib di malam hari penunggang kuda disiang hari (ruhbaanun billail fursaanun binnahar)”

[Sebelumnya]

Sumber : Pandu Keadilan

Rachmat Naimulloh

Ingin artikel seperti diatas langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.




0 komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda disini