tak terhingga sepanjang masa.
Hanya memberi tak harap kembali,
bagai sang surya menyinari dunia..."
Mestinya masih bisa dirasakan dan relevan bagi kita, ketika ibu dengan sabar merawat, memelihara, menjaga, dan membesarkan kita. “Untuk anakku tercinta akan kukorbankan seluruh jiwa dan raga”. Begitu beliau berucap ikhlas.
Masih ingatkah kita, ketika di keremangan malam yang dingin ia dapati kita menangis. Beliau terjaga, kemudian beranjak bergegas mendatangi, dan memberikan sesuatu apa yang kita pinta.
Ketika kita sudah bisa bermain, dan berlari, seringkali ibu kita ikut bermain dan menemani, meninggalkan pekerjaannya yang begitu banyak. Setidaknya mengawasi setiap aktivitas bermain kita. Semua itu dilakukannya karena tidak ingin kita mendapat celaka ...
Ketika kita beranjak dewasa, saatnya perlu makan, bisa saja beliau rela tak makan demi kita. Kasih sayangnya begitu tulus tanpa pamrih, tak mengharapkan apa-apa kecuali kita sehat, selamat dan dapat tumbuh kembang secara baik.
Sedangkan keletihan seorang bapak adalah, ketika dia bertanggungjawab mencari rizki, pendidikan, dan pembinaan keluarga secara keseluruhan. Kadang tangan mesti dijadikan kaki, malam dijadikan siang, semua organ tubuh dipaksa berkeringat hanya untuk ’memakmurkan’ rumah tangganya.
Hari berganti hari, detik berganti detik, menit, waktu yang akhirnya kita sadari hakikat keberadaan kita, sang anak ...
’Membalas’ jasa Ibu (dan Bapak)
Lalu apa yang sudah kita lakukan untuk menghormati sekaligus ’membalas’ jasa dari apa yang sudah dikorbankan dan dihabiskan segala daya dan upaya oleh ibu (dan bapak) kita ?, setidaknya untuk mengiringi irama syair di atas agar tetap relevan dan hidup dalam kehidupan kita, anak-anak bangsa ini ??
”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Ya, Rasulullah, siapakah dari keluargaku yang paling berhak dengan kebaktianku yang terbaik?,
jawab beliau, ”Ibumu!, dia bertanya, kemudian siapa?
Rasulullah menjawab, “Ibumu!, dia bertanya, kemudian siapa?
Rasulullah menjawab, “Ibumu!, dia bertanya, kemudian siapa?
Rasulullah menjawab, “Bapakmu!“
Dari hadist tersebut, perbandingan cinta menurut Rasulullah SAW kepada ibu dibanding bapak adalah 3 : 1. Begitu besar porsi cinta yang mesti kita berikan kepada ibu kita dibanding bapak kita.
“Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW, lalu dia berkata, “Aku berjanji setia kepada Anda, dengan ikut berhijrah dan jihad, karena aku mengingini pahala dari Allah SWT. Tanya Nabi SAW, “Apakah orang tuamu masih hidup ?, jawab orang itu, “Bahkan keduanya masih hidup.” Tanya Nabi SAW, “Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah ?, jawabnya, “Ya !”, sabda Nabi SAW, “Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah pada keduanya sebaik-baiknya !” Besar pahalanya juga seimbang dengan dosanya jika tidak berbakti padanya.”
“Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada Ku lah kembalimu.” (QS.Luqman,31 : 14)
Berbuat Baik Kepada Ibu (dan Bapak)
Adapun pentingnya, wujud dari berbuat baik kepada kedua ibu bapak, adalah karena:
Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Mas’ud r.a,
“Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW, amal apa yang paling dicintai di sisi Allah ?” Rasulullah menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Kemudian aku tanya lagi, “Apalagi selain itu ?” Bersabda Rasulullah SAW, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku tanya lagi, “Apa lagi? Jawab Rasulullah SAW, “Jihad di jalan Allah.”
Ini berarti, bahwa diantara dua amal yang paling dicintai, yakni shalat tepat waktu dan jihad fisabilillah, tidak akan berarti, jika durhaka kepada kedua orang tua.
Hal ini dikisahkan, ketika Rasulullah SAW pernah menolak salah seorang sahabat untuk berjihad di jalan Allah SWT karena belum mendapat ridha orang tuanya. Akhirnya Rasulullah SAW memerintahkan sahabat tersebut untuk segera pulang guna memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya.
2. Bukanlah merupakan suatu balas budi
Seseorang anak tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tua. Sebagaimana dalam hadist.
“Tidak akan dapat membalas jasa seorang anak kepada kedua orang tuanya melainkan anak itu mendapatkan orang tuanya sebagai hamba sahaya lalu dia membelinya dan memerdekakannya.”
3. Prioritas untuk mendapatkan perlakuan yang lebih dekat dari kedua orang tua ialah ibu
Dalam QS.Lukman,31 : 34, Allah memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama pada ibunya yang telah mengandung dan menyusuinya.
4. Berbakti kepada ibu bapak dibarengi dengan ibadah kepada Allah SWT
2. Sikap bahasa tubuh seorang anak tidak boleh membusungkan dada terhadap orang tua melainkan merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan mendo’akan mereka agar keduanya dikasihi Allah sebagaimana mereka mengasihinya waktu kecil. Hal ini diperintahkan Allah SWT dalam surat Al Israa’ ayat 24.
3. Akhlaq seorang anak yang selalu taat dan memiliki kedekatan serta keakraban dengan orang tua, walaupun mungkin ketidaktaatan seorang anak kepada orang tua karena permasalahan yang sangat syar’i (prinsip) tetapi sikap mushahabah (keakraban) tetap harus dilakukan karena hal itu merupakan hak orang tua.
4. Tetap berkewajiban untuk berbakti kepada orang tua setelah keduanya meninggal dunia. Allah SWT memberikan kesempatan kepada orang tua yang telah meninggal dunia masih memiliki simpanan amal kebaikan yang dapat diperoleh dari anak-anaknya yang sholeh dan sholehah.
Asshalatu ‘alaihima (berdo’a untuk keduanya)
Wal istigfaru lahuma (memohonkan ampun keduanya)
Wainfadzu ahdihima (melaksanakan janji-janjinya, ketika masih hidup)
Waiqramu shadiqihima (memuliakan teman-teman dan kerabat keduanya)
Wasilaturrahimmisilati latu shallu illa bihima (melakukan silaturrahim kepada orang-orang yang tidak ada hubungan silaturrahim kecuali melalui wasilah kedua orang tua)
Jika ibu (dan bapak) kita masih ada, jangan pernah lupa untuk mencintainya,
Jika ia telah tiada, ingatlah kasih sayangnya yang tanpa syarat,
Ingatlah selalu untuk mencintai ibu (dan bapak) kita,
karena kita hanya memiliki satu ibu seumur hidup kita ...
Tribute to my mom ...
Untuk semua Ibu ... yang memiliki Ibu ...
pada tanggal 23 Juli 2009 pukul 17.42
Ya Allah jadikanlah kami sebagai anak yang berbakti pada orang tua kami