Pada tahun 1987, di Palestina, muncul ”Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS)” dan aksi intifadhah. Intifadhah adalah bukti bahwa api perjuangan dan jihad tak pernah padam dari dada rakyat Palestina. HAMAS kemudian membentuk sayap militer yang bernama Batalyon Izzuddin Al Qassam. Nama Al Qassam diambil dari tokoh pahlawan Palestina Izzuddin Al Qassam yang mendirikan Komando Mujahidin Palestina pada 1935 sebagai gerakan perlawanan paling fenomenal. Merekalah dahulu yang menyebarkan pemahaman anti kolonial Inggris dan anti gerakan Zionis Yahudi yang berencana merampas Palestina. Izzuddin Al Qassam juga berhasil membangun gerakan jihad yang mempunyai dasar pemahaman Islam yang benar.
Pada tahun 1936 Syaikh Izzuddin Al Qassam gugur syahid. Seluruh lapisan rakyat Palestina berkabung. Penguburan jenazahnya diselenggarakan dalam bentuk upacara resmi kenegaraan. Tetapi, syahidnya Syaikh Al Qassam tidak membuat surut perjuangan rakyat Palestina, malah sebaliknya, memberi inspirasi kepada mereka untuk terus melanjutkan gerakan jihadnya.
Maka, pada tahun itu pula terjadi gerakan perlawanan terbesar rakyat Palestina, yang dikategorikan sebagai perlawanan terlama dan terlengkap dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina. Pada tahun itu terjadi demonstrasi dan bentrokan dengan Zionis di seluruh pelosok kota-kota besar dan perkampungan Palestina tanpa terkecuali. Perlawanan itu kemudian memadukan antara kekuatan gerakan sosial dan kekuatan persenjataan gerakan jihad yang ada. Dari sanalah, inspirasi sayap militer HAMAS dibentuk dengan nama Izzuddin Al Qassam.
Seperti umum diketahui melalui berbagai media, aksi perjuangan intifadhah yang dimotori oleh HAMAS, melewati berbagai tahap perjuangan yang spektakuler dalam sejarah kemerdekaan Palestina seperti berikut:
1. Fase Perjuangan dengan Batu
Desember 1987, seiring meletusnya Intifadhah, dideklarasikan Organisasi Perlawanan Palestina HAMAS. Ketika itu, dunia dikejutkan oleh munculnya athfalul hijarah, anak-anak kecil yang dengan gagah berani terlibat dalam bentrokan terhadap tentara Israel dengan bersenjata batu. Korban berjatuhan, tapi aksi perlawanan terus berlanjut. Coretan grafiti berisi pesan perjuangan mulai menghiasi tembok ini, antara lain diambil dari kisah kepahlawanan pahlawan Daud yang menaklukan Raja Thalut dengan batu.
2. Fase Perjuangan dengan PisauFase ini sebenarnya hampir beriringan dengan fase perjuangan dengan batu. Karena di awal-awal intifadhah semua sarana yang dapat dilakukan untuk membalas kekejaman Israel dan mengusir penjajahan digunakan. termasuk pisau maupun bom-bom Molotov. Saat itu sejumlah unit pejuang HAMAS telah melakukan aksi-aksi sporadis dengan senjata pisau terhadap para pemukim Zionis maupun tentara. Sejak itu pula ruh perjuangan mulai membahana di kalangan rakyat Palestina. Bahkan, pernah salah seorang dari mereka, berhasil membunuh empat orang Israel dengan pisau.
3. Fase Perjuangan dengan Senjata
Fase ini terjadi sekitar tahun 1992. Berbagai unit-unit kecil mujahidin HAMAS melakukan serangan-serangan sporadis terhadap iring-iringan polisi dan tentara Israel yang melewati jalan-jalan tertentu di Gaza. Salah satu tokoh pejuang Palestina yang terkenal dalam fase ini adalah Imam Aqil. Imam memimpin unit pejuang bernama Syuhada Al Quds dengan persenjataan seadanya. Para pejuang Palestina memfokuskan aksinya untuk merebut gudang penyimpanan senjata Israel maupun senjata yang dibawa oleh keamanan Israel saat mereka melakukan patroli.
Berbekal senjata rampasan itulah mereka melakukan serangan demi serangan terhadap sasaran Israel. Sepanjang tahun 1992, 11 orang Israel, tentara maupun penduduk sipil, tewas dalam aksi-aksi senjata pejuang Palestina yang kala itu bisa dikatakan masih didominasi pejuang HAMAS. Gelombang penangkapan massal terhadap aktivis HAMAS berlangsung. Puluhan pejuang ditangkap dan diinterogasi. Sebagian informasi tentang jaringan pejuang HAMAS akhirnya sampai ke telinga Zionis.
4. Fase Perjuangan dengan Bom Mobil
Fase ini juga terjadi berdekatan dengan perkembangan aksi pejuang Palestina dengan senjata, tahun 1992. Pelopornya adalahj sang brilian pakar bom Al Muhandis Yahya Ayash. Ayash yang lulusan studi elektronika Universitas Beirzeit itu meracik bom melalui bahan-bahan kimia yang ia peroleh di toko obat dan apotik-apotik di Palestina. Peristiwa serangan bom pertama terjadi melaluui bom mobil di Romat Efal, wilayah yang dikuasai oleh Israel. Sejumlah aksi-aksi menggunakan bom mobil setelah itu mulai bergulir dan membuat Israel tercengang. Ketatnya penjagaan dan pemeriksaan Israel ternyata tak mampu melacak adanya bom mobil yang masuk ke wilayah mereka.
Januari 1994, sebuah bom mobil di Ra’sul Ein meledak kembali dan menewaskan dua orang tentara Israel. Hantu ancaman bom mobil mulai menjadi buah bibir di kalangan Zionis Israel. Mereka pun akhirnya mengetahui kiprah pejuang bernama Muhandis Yahya Ayash yang kemudian dijadikan sebagai buronan Israel nomor wahid.
5. Fase Perjuangan dengan Bom Syahid
Fase bom mobil kemudian berlanjut dengan aksi-aksi bom syahid. Para pejuang Palestina membawa bom dalam tas atau tubuhnya, dan meledak di tengah komunitas ramai orang-orang Zionis. Tokoh pertama sebagai pioneer manusia bom syahid bernama Zekarana. Julukan yang diberikan untuknya adalah ’ukasyah isytisyhadiyyin’. Ukasyah adalah nama sahabat Rasulullah yang pertama kali diberi jaminan masuk surge oleh Rasulullah saw. Aksi Zekarana terjadi pada bulan Mei 1994 yang meledakkan sebuah bis berisi penduduk dan tentara Israel yang tengah menuju ke arah Avola. Delapan orang Israel tewas dalam serangan ini. Hanya selang beberapa hari setelah aksi itu, meledak lagi sebuah bom syahid di sebuah bis di Al Khadera. Pelakunya bernama Ammar Amarena, pejuang yang juga merupakan hasil kaderisasi Muhandis Yahya Ayash. Akibatnya, lima orang Israel tewas. Semenjak itu, bahkan aksi-aksi bom syahid diikuti pula oleh elemen pergerakan lain di Palestina.
6. Fase Perjuangan dengan Mortir dan RPG
Saat tentara Israel menyerang Jenin, pejuang Palestina berhasil menghancurkan tank baja Merkava 3, sebuah tank yang selama ini diakui memiliki ketahanan serangan dan tak mudah ditaklukkan. Serangan yang dilakukan pejuang Palestina terhadap tank Merkava 3 turut menewaskan tiga orang serdadu yang ada di dalamnya. Para pengamat militer Israel mengatakan bahwa scenario penyerangan itu adalah dengan meletakkan bom seberat 100 kg besar di jalan yang dilewati oelh tank ersebut, lalu ditembak dari jarak jauh lalu meledak. Meski scenario penyerangannya sederhana tapi mitos tank yang banyak dibanggakan dan dibuat pada 1990 itu akhirnya hancur. Israel sendiri mempunyai sekitar seribu tank jenis M-3.
Adapun bom mortir yang dilontarkan ke kamp imigran Zionis, juga menciptakan ancaman besar bagi Israel. Di Israel terhitung telah dijatuhkan 160-an bom mortir sejak dimulainya intifadhah kedua (intifadhah Al-Aqsha) dua tahun lalu. Hasil dari serangan itu telah menewaskan 13 orang Israel. Tentara Israel tentu berusaha mencari lokasi penyimpanan bom itu dan berulangkali mengaku telah berhasil menemukan lokasi pembuatan mortir baik di Gaza maupun di Tepi Barat.
Sedangkan RPG (Rocket Propellet Grenade – pelontar granat) juga digunakan terakhir oleh pejuang palestina saat tentara Israel melakukan operasi militer di Jenin. Ketika itu, pasukan Israel melarikan diri meninggalkan tank mereka. Persenjataan pejuang Palestina memang berkembang pesat. Menurut sejumlah media massa Israel, tentara Israel telah memiliki sejumlah senjata di Ramallah, antara lain 40 senjata otomatis M 16, 5 senjata jenis Carbines M 16, 21 senapan, 93 Kalasinkov, 57 pistol tangan, dan lain-lain.
7. Fase Perjuangan dengan Rudal
Dalam timbangan militer mungkin perkembangan ini tidak terlalu besar. Tapi ketika itu dilakukan di tengah kondisi yang sangat sulit dan tidak terjadi dalam puluhan tahun sebelumnya maka ini menjadi besar. Pada tahun 2002 telah terjadi perkembangan besar dalam aksi-aksi perlawanan Palestina terhadap Zionis. Al Qassam berhasil meluncurkan rudal Al Qassam pada 7 April 2002 pertama kalinya di Jenin. Selain itu, batalyon Saraya Al Quds yang berada di bawah gerakan Jihad Islami, berhasil menciptakan rudal yang dinamakan Al Quds 1 pada 2 April 2002. Setelah itu lahir sarana peperangan lainnya dalam bentuk bom mortar dan RPG.
Meski dibuat secara manual di rumah-rumah pejuang, tapi rudal Al Qassam, pengaruhnya terhadap Israel sangat besar. Rudal Al Qassam digambarkan oleh majalah TIMES sebagai rudal pertama yang telah mengubah peta keamana Timur Tengah. Rudal itujuga disebutkan oleh Cnn sebagai peringatan keras dari Palestina di Timur Tengah. Seorang responden CNN mengemukakan keanehannya bagaimana pejuang Palestina mampu membuat rudal pertama dan dapat berpengaruh pada perimbangan militer Israel-Palestina. Sementara BBC mengatakan bahwa rudal ini merupakan titik perpindahan strategis yang akan mampu mengimbangi kekuatan besar tentara Israel. Menhan Israel Ben Elyzer mengatakan bahwa ini adalah fase ancaman yang baru dari pejuang Palestina. Menurut CNN rudal itu bisa menjangkau sasaran radius 8 km. Tapi pihak HAMAS dalam situsnya mengklaim bahwa jangkauannya bisa mencapai radius 12 km.
Rudal itu sendiri panjangnya sekitar 180 cm saja. Diameternya 120 milimeter. Ia menggunakan antara 4 sampai 6 kg bahan peledak. Dan dilontarkan dari jarak jauh sehingga tidakmudah diketahuilangsung oleh tentara Israel dan sulit dilacak. Ketika rudal Al Qassam dilontarkan, dan mengenai rumah imigran Zionis di Tsuan, sebagian menganggap ledakan itu lebih berbahaya dari ancaman rudal SCUD Irak karena tidak dapat terdeteksi oleh satelit keamanan Israel.
0 komentar