Mursyid 'Am Ketiga | Umar At Tilmisani [2]


Beberapa karakter ustadz Umar At-Tilmisani:
1. Zuhud pada dunia
Beliau sangat memahami wasiat nabi saw yang disampaikan kepada Abdullah bin Umar, “Jadilah di dunia seakan-akan asing atau dalam perjalanan” (Bukhari). Setelah bergabung dengan kafilah dakwah, beliau tidak pernah mau tunduk pada dunia, bahkan beliau begitu zuhud, berkhidmat untuk dakwah dengan hati, lisan dan jasadnya; hatinya selalu tenteram dengan berdzikir kepada Allah dan mencintai dakwah ini, dan melalui lisannya beliau memberikan dan menyampaikan muhadharah, pelajaran dan makalahnya di berbagai media masa, dan melalui jasadnya beliau mampu bergerak ke berbagai penjuru sehingga diikuti oleh banyak manusia dalam berdakwah kepada Allah.

Dan beliau tidak pernah putus asa, dan beliau pernah ditawarkan harta berlimpah dalam menunaikan dakwah ini namun beliau menolaknya, beliau berkata kepada orang yang memberi harta kepadanya: “Telah datang kepada Anda seorang dai bukan pencari harta”. Beliau juga menolak untuk mengambil upah dari salah satu media yang di dalamnya beliau menulis makalah tentang dakwah, dan beliau berkata: “Saya tidak akan menjual sedikit pun dakwah Ikhwan, saya hanyalah seorang juru dakwah kepada Allah”.

2. Sabar dan berharap hanya kepada Allah
Ustadz Umar At-Tilmisani adalah sosok yang memiliki teladan dalam kesabaran, ketika berada dalam penjara –penjara yang begitu kotor- tempat yang banyak kotoran yang menjijikan, dingin menusuk tulang, panas yang terik dan angin yang menghembus keras membawa debu-debu; membuat hidup tidak nyaman, tidur tidak tenang, jiwa selalu gelisah.. namun beliau menerimanya dengan penuh senyum dan suka ria. Beliau adalah sosok yang memiliki keteguhan, iman yang kuat dan kepercayaan yang sangat kokoh, selalu mengumbar senyum kepada Ikhwan nya, memberikan keteguhan dan selalu menolak dari seorangpun ketika ingin memberikan bantuan untuknya, dan beliau selalu melakukan segala urusannya dengan sendirinya.

3. Keteguhan dalam mengucapkan kebenaran
Nampaknya beliau adalah sosok yang disebutkan Allah dalam ayat “yaitu mereka yang menyampaikan risalah Allah dan takut kepada Allah dan tidak takut kepada siapa pun kecuali kepada Allah”. Beliau tegar dan berani dalam menyampaikan kebenaran di hadapan presiden Sadat, ketika beliau bertemu dengannya, Sadat menuduhnya dengan berbagai kecaman, lalu dengan berani beliau menjawabnya, memanggilnya dengan nama asli dan mengadukan nya kepada Allah, sedangkan Sadat mendengarkan jawabannya dengan tubuh gemetar, dan ketika Sadat bertanya siapakah mursyid Am Ikhwanul Muslimin? Beliau menjawab: “Sayalah Mursyid Am Ikhwan."

Ketika itu hukuman atas orang yang menjabat sebagai ketua jamaah ilegal adalah 25 tahun, dan beliau menerimanya dengan senang hati, hanya berharap ganjaran dari Allah, bagaimanapun kondisinya.

4. Lisan yang bersih
Beliau juga memiliki lisan yang bersih, ungkapan yang manis dan sama sekali tidak pernah menyakiti seorang pun dari lisannya. Beliau pernah berkata tentang dirinya: “Saya telah berjanji pada diri ini untuk tidak menyakiti seorang pun melalui ungkapan para nabi, sekalipun diriku adalah pelaku oposisi (penentang) dalam kebijakan politik, bahkan sekalipun mereka menyiksa saya.. bahwa pekerjaan saya adalah berjuang di jalan Allah, yang mesti menanggung berbagai cobaan dan siksaan yang diarahkan kepada saya, menangkap saya namun saya tetap bertawakal kepada Allah, tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan, dan berbagai tindakan yang mereka lakukan terhadap diriku."

5. Di antara ungkapan-ungkapan beliau
Imam Hasan Al-Banna telah mengajarkan kepada saya bahwa kezhaliman tidak akan mampu dihancurkan kecuali karena umat manusia tidak penuh menguasai kekuatannya”. Para anggota Ikhwanul Muslimin pada masa pemerintahan Abdul Naser banyak yang dipenjara, meninggalkan anak-anak dan istri-istri mereka tanpa ada yang menanggungnya, namun Ikhwan berharap perbuatan mereka adalah karena Allah, sehingga Allah melindungi anak-anak dan istri-istri mereka, karena barangsiapa yang hanya berharap kepada Allah, memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya maka hal tersebut merupakan kelapangan rezki dan karunia dari Allah SWT.

Bahwa penjara telah mampu menelurkan generasi dakwah yang agung dan mulia, generasi dengan penuh keteguhan dan ketegaran, hafal Al-Qur’an dan menerima ilmu yang banyak di dalamnya, mereka terus meningkatkan kesabaran dan tsabat, sekalipun jasad mereka menjadi lemah namun ruh mereka begitu besar dan begitu dekat hubungannya dengan Allah, di antara mereka adalah Umar At-Tilmisani, dan Allah telah menjanjikan untuk memberikan kepada jamaah ini seorang pemimpin yang kharismatik, seorang rabbani yang mampu memimpin kapal ini di tengah kerasnya ujian dan cobaan dengan penuh kesabaran dan hikmah.

Dakwah pada masa beliau menjabat telah menyebar begitu luas, para pemuda banyak menerima akan dakwah beliau sehingga menjadi arus Islam yang begitu luas dan besar, terutama di universitas-universitas, persatuan-persatuan, dan lain sebagainya.

Awal mula bergabung dengan Ikhwanul Muslimin
Awal mula bergabungnya Umar At-Tilmisani dengan jamaah Ikhwanul Muslimin adalah langsung dihadapan pendirinya yaitu Hasan Al-Banna pada tahun 1933, setelah beliau diajak oleh dua orang anggota Ikhwanul Muslimin; Izzat Muhammad Hasan dan Muhammad Abdul Aa’l untuk mengikuti pelajaran yang diisi oleh Imam Hasan Al-Banna.


Beliau masuk penjara pada 1948 dan kemudian pada tahun 1954, dan saat dibebaskan dari penjara pada akhir bulan Juni 1971 seorang petugas militer menghampirinya dan berkata: Anda telah dibebaskan … dan sekarang kumpulkan barang-barangmu untuk segera keluar dari tempat ini, dan pada saat waktu telah masuk malam; yaitu setelah waktu Isya, beliau berkata kepada petugas tersebut: bolehkah saya bermalam di sini untuk malam ini saja, lalu saya akan pergi nanti pada waktu pagi, karena saya telah lupa jalan-jalan di Kairo. Petugas tersebut berkata: Ini adalah bukan tanggung jawab saya, silakan keluar dari penjara, dan tidur di pintu masuk hingga waktu yang Anda inginkan, maka saya pun meminta taksi dan akhirnya kembali ke rumah dengan selamat.

Di kota Ismailia saat terjadi pertemuan antara Sadat dan Ustadz Umar At-Tilmisani, dan al-akh Abdul Azhim Al-muth’ini, lalu Sadat berbicara dan menyerang Ikhwanul Muslimin, lalu meminta Umar untuk membalasnya, maka diapun mempersilakan kepadanya untuk melanjutkan.

Dan ketika Sadat selesai berbicara, Umar menjawab dan berkata: “Jika orang lain berkata seperti ini maka saya akan mengadukannya kepada Anda, namun karena Anda yang berkata seperti demikian, maka saya akan mengadukan Anda kepada Allah,” maka Sadat pun berkata kepadanya: “Tolong tarik pengaduan Anda wahai Umar,” dan saat itu tubuhnya gemetaran, dan pertemuan berakhir tetapi kondisi masih tidak bersih karena Sadat masih saja melakukan pengkhianatan terhadap Ikhwanul Muslimin.

Kemudian Sadat pada tahun 1981 menangkap Umar At-Tilmisani dan bersama ratusan orang dari para cendekiawan, Coptic’s, uskup, dan para penulis serta lain-lainnya, dan Umar At-Tilimsani meninggal pada hari Rabu, 13 Ramadan 1406 H bertepatan dengan tanggal 22 Mei 1986 pada usia 82 tahun, setelah dirawat di rumah sakit akibat penyakit menderanya dan usia tua, kemudian beliau dishalatkan di Masjid Umar Makram di Kairo, dan upacara pemakamannya diiringi oleh sejumlah orang yang begitu besar hingga mencapai lebih dari seperempat juta orang –dan ada berpendapat setengah juta – dari masyarakat Mesir dan para utusan yang datang dari luar Mesir.

Begitu pula ikut hadir para pemuda yang berumur di bawah dan di atas dua puluh … mereka datang dari kota-kota dan desa-desa di Mesir, mereka ikut berpartisipasi dalam mengikuti prosesi pemakaman ini, mereka berlari-lari kecil dengan bertelanjang kaki di belakang mobil yang membawa jenazah, sementara air mata mereka membasahi wajah-wajah mereka, menangis atas meninggalnya sang dai pujaan nan kharismatik. Selain itu pula; pemerintah juga ikut berpartisipasi dan berbelasungkawa terhadap meninggalnya pemimpin Ikhwanul Muslimin tersebut.. dan ikut mengiringi pemakamannya, sebagaimana dihadiri pula oleh Perdana Menteri, Sheikh Al-Azhar saat itu, para anggota dari majma’ buhuts al-islamiyah (Akademi Penelitian Islam) dan ketua DPR/MPR, dan beberapa pimpinan dan tokoh Organisasi Kemerdekaan Palestina, dan beberapa tokoh dan ulama Mesir dan Islam serta sekelompok besar dari para diplomat; Arab dan dunia Islam.

Kesaksian tokoh tentang Umar At-Tilmisani
Ibrahim Saa’dah, pemimpin redaksi Akhbar El Youm berkata dengan satu ungkapan: Umar At-Tilimsani telah meninggal .. negara dalam kondisi tenang.. bagi jamaah… bangsa… dan tanah air!

radio Amerika: Jenazah ini telah menampakkan kekuatan dan antusiasme gerakan Islam di Mesir secara khusus dan mayoritas yang hadir adalah para pemuda.

Majalah Kreeznet Internasional pada edisi tanggal 1-06-1986 menulis tentang beliau: “Dengan meninggalnya Umar At-Tilimsani seluruh harakah Islamiyah kehilangan seseorang yang memiliki kharisma yang mengagumkan, dan pengorbanannya akan menjadi inspirasi serta menempati posisi yang selalu dikenang sepanjang masa”.

Beberapa tulisan Mursyid Am “Umar At-Tilmisani”:
1. Dzikroyat la mudzakirat
2. Syahid al-mihrab
3. Hassan al-Banna al-mulhim al-mauhub (Hassan al-Banna dan inspirasi yang berbakat)
4. Wa ba’dhu ma ‘allamani al-ikhwan (beberapa sikap yang diajarkan oleh Ikhwanul Muslimin)
5. Fi riyadhi tauhid (dalam naungan tauhid)
6. Al-makhraj al-Islami min ma’zaq as-siyasi (Solusi Islam dari krisis politik)
7. Al-Islam wal hukumah ad-diniyah (Islam dan pemerintahan teokratis)
8. Islam wanzhratuhu as-samiyah lil mar’ah (Pandangan Islam terhadap wanita)
9. wa qala an -naas walam aqul fi ahdi Abdun nasir (ungkapan orang-orang namun saya tidak ikut mengatakannya pada masa pemerintahan Abdul Nasser)
10. Minsifatil abidin (beberapa karakteristik Abidin)
11. Ya hukkamal muslimin ala takhafunallah (Wahai para pemimpin Islam, tidakkah kalian takut pada Allah)
12. Wala nakhafus salam walakin (kami tidak khawatir terhadap perdamaian, namun?)
13. Al-Islam wal Hayah (Islam dan kehidupan)
14. Haula risalah Nahwan nuur
15. Min fiqhil I’lam Al-Islami
16. Ayyam ma’as Sadat
17. Ara fiddiin wa siyasah (Beberapa pandangan tentang agama dan politik)

[Tamat]

Rachmat Naimulloh

Ingin artikel seperti diatas langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.




0 komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda disini