Sejatinya, Masjid Al Aqsa yang terletak di kota lama Yerusalem merupakan simbol kemuliaan dan kehormatan umat Islam. Sayangnya, masjid yang sempat menjadi kiblat pertama umat Islam itu kini terus dirongrong Zionis Israel. Imam Masjid Al Aqsa, Syekh Mohammad Mahmud Seyam, mengungkapkan, hampir sepertiga simbol kehormatan Islam itu dikuasai Israel.
”Hanya dengan bantuan dana dan doa dari umat Islam di seluruh dunia, masjid yang tercantum dalam Alquran itu bisa kembali dikuasai oleh umat Muslim,” ungkap Syekh Seyam saat berdiskusi dengan ribuan mahasiswa Bandung di Masjid Salman ITB, Rabu (10/8).
Ia juga mengajak seluruh umat Muslim di dunia untuk menjadikan Ramadhan 1430 H sebagai momentum menyelamatkan kiblat pertama umat Islam.
Pada era kepemimpinan Rasulullah SAW, umat Muslim berbondong-bondong membantu Masjid Al Aqsa, seperti menyumbangkan minyak zaitun untuk penerangan. Saat ini, lanjut dia, yang dibutuhkan untuk mempertahankan masjid tersebut adalah bantuan dana dan doa dari seluruh umat Muslim.
Bulan Ramadhan, papar dia, merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah. Saat ini, kata dia, Masjid Al Aqsa membutuhkan bantuan dana untuk membiayai penerangan. Syekh Seyam menuturkan, jika umat Muslim menguasai seluruh pembiayaan Masjid Al Aqsa, rongrongan Yahudi di masjid tersebut akan tergeser.
Ia menjelaskan, Israel sulit diusir dari Palestina karena masih adanya kelompok-kelompok di wilayah itu yang menginginkan keberadaan Israel. Sementara itu, tegas Syekh Seyam, mayoritas warga Palestina menolak keberadaan Israel di negaranya.
”Keberadaan Israel itu sangat mengganggu umat Muslim di Palestina,” tuturnya. Syekh Seyam menegaskan, menyelamatkan Masjid Al Aqsa merupakan bagian dari jihad. Dia menyatakan, format jihad yang saat ini harus diberlakukan adalah tergantung dari karakter lawan.
”Israel tidak mengenal bahasa perdamaian. Jadi, jihadnya tidak bisa dengan cara menawarkan perdamaian,” imbuh Syekh Seyam. Berbeda dengan di Indonesia, tutur dia, masih bisa berjihad dengan cara menawarkan perdamaian.
Menurut dia, bantuan dana dari umat Muslim di Indonesia menjadi berkah bagi warga Palestina. Ia menilai, bantuan tersebut merupakan bagian dari jihad. Mengingat, tegas dia, umat muslim di Palestina saat ini sangat membutuhkan uluran tangan dari saudaranya di seluruh dunia.
Syekh Seyam kembali mengingatkan, umat Islam di seluruh dunia merupakan saudara dunia dan akhirat. Untuk itu, lanjut dia, hanya umat Muslim-lah yang bisa menyelamatkan Palestina. Dalam diskusi tersebut, Seyam pun memotivasi mahasiswa untuk menjadi benteng penjaga Islam di dunia.
Agar menjadi benteng penjaga agama Allah SWT, Syekh Seyam menyarankan mahasiswa untuk menjadi orang pintar. Dengan demikian, papar dia, kepintarannya bisa dijadikan senjata untuk menyelamatkan umat Muslim.
Di samping kepintarannya, lanjut Seyam, mahasiwa Indonesia pun harus menjadi umat yang memegang prinsip keikhlasan. ”Rasulullah bukan lulusan perguruan tinggi. Tapi, beliau bisa dipanggil Allah SWT,” tambahnya.
Artinya, lanjut dia, umat Muslim yang ikhlas dalam menjalankan perintah-Nya akan mendapatkan ridha pula dari Allah SWT. Dalam berjihad pun, lanjut dia, harus tetap mengedepankan nilai ikhlas, bukan kebencian. Pihaknya tak pernah bosan mengajak umat Muslim di dunia agar peduli terhadap kondisi Palestina.
Syekh Seyam menyatakan, Indonesia merupakan negara yang peduli terhadap Palestina. Ia berharap, kemelut di Palestina segara tuntas. ”Palestina harus menjadi negara yang dikuasai umat Muslim,” ujarnya menegaskan.
Sumber : Dakwatuna
pada tanggal 24 Agustus 2009 pukul 18.10
Optimalkan Ramadhan sebagai syahrul jihad. Jika kita belum mampu meneteskan darah untuk Islam, teteskanlah keringat dan air mata untuknya.
______________________________
Salam ukhuwah BERSAMA DAKWAH