Berbuat Baiklah Kepada Ibu Bapak


"Kasih ibu kepada beta,
tak terhingga sepanjang masa.
Hanya memberi tak harap kembali,
bagai sang surya menyinari dunia..."

Syair itu begitu familiar dan sering kita senandungkan di masa kecil, dan kiranya masih relevan hingga kini.

Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Betapa pepatah ini melukiskan begitu dalamnya cinta dan kasih sayang ibu kepada anak-anaknya, tak berbatas waktu, sementara kasih anak hanya sepanjang galah ...

Mestinya masih ingat dan relevan bagi kita, adalah keletihan yang dialami oleh ibu ketika mengandung kita. Selama kurang lebih 9 bulan, ibu sangat menderita. Dimana secara fisik dan psikologis telah terjadi perubahan akibat adanya adaptasi beberapa hormon dalam rangka ‘proses kehamilan’. Hormon yang menyebabkan ibu ‘mengidam’, terjadinya perubahan sikap, perubahan selera, dan sebagainya.

Mestinya masih ingat bagi kita, bagaimana keletihan yang dirasakan ketika sang ibu menyambut kehadiran kita dengan penuh senyum kebahagiaan. “Alhamdulillah”, ucapnya lirih, betapa Allah Maha Kuasa.

Mestinya masih bisa dirasakan dan relevan bagi kita, ketika ibu dengan sabar merawat, memelihara, menjaga, dan membesarkan kita. “Untuk anakku tercinta akan kukorbankan seluruh jiwa dan raga”. Begitu beliau berucap ikhlas.

Masih ingatkah kita, ketika di keremangan malam yang dingin ia dapati kita menangis. Beliau terjaga, kemudian beranjak bergegas mendatangi, dan memberikan sesuatu apa yang kita pinta.

Ketika kita sudah bisa bermain, dan berlari, seringkali ibu kita ikut bermain dan menemani, meninggalkan pekerjaannya yang begitu banyak. Setidaknya mengawasi setiap aktivitas bermain kita. Semua itu dilakukannya karena tidak ingin kita mendapat celaka ...

Ketika kita beranjak dewasa, saatnya perlu makan, bisa saja beliau rela tak makan demi kita. Kasih sayangnya begitu tulus tanpa pamrih, tak mengharapkan apa-apa kecuali kita sehat, selamat dan dapat tumbuh kembang secara baik.

Sedangkan keletihan seorang bapak adalah, ketika dia bertanggungjawab mencari rizki, pendidikan, dan pembinaan keluarga secara keseluruhan. Kadang tangan mesti dijadikan kaki, malam dijadikan siang, semua organ tubuh dipaksa berkeringat hanya untuk ’memakmurkan’ rumah tangganya.

Hari berganti hari, detik berganti detik, menit, waktu yang akhirnya kita sadari hakikat keberadaan kita, sang anak ...

’Membalas’ jasa Ibu (dan Bapak)

Lalu apa yang sudah kita lakukan untuk menghormati sekaligus ’membalas’ jasa dari apa yang sudah dikorbankan dan dihabiskan segala daya dan upaya oleh ibu (dan bapak) kita ?, setidaknya untuk mengiringi irama syair di atas agar tetap relevan dan hidup dalam kehidupan kita, anak-anak bangsa ini ??

Perintah untuk berbuat baik kepada ibu (dan bapak), dengan melihat keletihan dan kesusahan sang ibu melahirkan sampai membesarkan anaknya, sudah ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya;
”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a : ”Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal shaleh yang Engkau ridhai, dan berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al Ahqaaf,46 :15)

Dan diperjelas, dalam sabda Rasulullah SAW, dari Abu Hurairah r.a;
”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Ya, Rasulullah, siapakah dari keluargaku yang paling berhak dengan kebaktianku yang terbaik?,
jawab beliau, ”Ibumu!, dia bertanya, kemudian siapa?
Rasulullah menjawab, “Ibumu!, dia bertanya, kemudian siapa?
Rasulullah menjawab, “Ibumu!, dia bertanya, kemudian siapa?
Rasulullah menjawab, “Bapakmu!“
Dari hadist tersebut, perbandingan cinta menurut Rasulullah SAW kepada ibu dibanding bapak adalah 3 : 1. Begitu besar porsi cinta yang mesti kita berikan kepada ibu kita dibanding bapak kita.

Berbakti sebaik-baiknya kepada ibu dan bapak juga merupakan jihad yang Allah janjikan sangat besar pahalanya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Abdullah bin Amru bin Ash r.a;
“Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW, lalu dia berkata, “Aku berjanji setia kepada Anda, dengan ikut berhijrah dan jihad, karena aku mengingini pahala dari Allah SWT. Tanya Nabi SAW, “Apakah orang tuamu masih hidup ?, jawab orang itu, “Bahkan keduanya masih hidup.” Tanya Nabi SAW, “Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah ?, jawabnya, “Ya !”, sabda Nabi SAW, “Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah pada keduanya sebaik-baiknya !” Besar pahalanya juga seimbang dengan dosanya jika tidak berbakti padanya.”

Fatwa para ulama mengatakan, orang yang paling berhak untuk kamu syukuri dan berbuat baik kepadanya, terus menerus berbuat baik, taat kepadanya, dan mementingkan untuk tunduk setelah kepada Allah SWT, yakni kedua orang tua, Allah berfirman ;
“Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada Ku lah kembalimu.” (QS.Luqman,31 : 14)

Berbuat Baik Kepada Ibu (dan Bapak)

Adapun pentingnya, wujud dari berbuat baik kepada kedua ibu bapak, adalah karena:
1. Merupakan amal yang paling dicintai oleh Allah SWT
Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Mas’ud r.a,
“Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW, amal apa yang paling dicintai di sisi Allah ?” Rasulullah menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Kemudian aku tanya lagi, “Apalagi selain itu ?” Bersabda Rasulullah SAW, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku tanya lagi, “Apa lagi? Jawab Rasulullah SAW, “Jihad di jalan Allah.”
Ini berarti, bahwa diantara dua amal yang paling dicintai, yakni shalat tepat waktu dan jihad fisabilillah, tidak akan berarti, jika durhaka kepada kedua orang tua.

Hal ini dikisahkan, ketika Rasulullah SAW pernah menolak salah seorang sahabat untuk berjihad di jalan Allah SWT karena belum mendapat ridha orang tuanya. Akhirnya Rasulullah SAW memerintahkan sahabat tersebut untuk segera pulang guna memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya.

2. Bukanlah merupakan suatu balas budi
Seseorang anak tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tua. Sebagaimana dalam hadist.
“Tidak akan dapat membalas jasa seorang anak kepada kedua orang tuanya melainkan anak itu mendapatkan orang tuanya sebagai hamba sahaya lalu dia membelinya dan memerdekakannya.”

3. Prioritas untuk mendapatkan perlakuan yang lebih dekat dari kedua orang tua ialah ibu
Dalam QS.Lukman,31 : 34, Allah memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama pada ibunya yang telah mengandung dan menyusuinya.

4. Berbakti kepada ibu bapak dibarengi dengan ibadah kepada Allah SWT
Dalam QS. Al Isra,17 : 23, Allah memerintahkan untuk beribadah kepada Nya dan berbuat baik kepada ibu bapak dengan melarang perkataan “ah” dan membentak kepada keduanya dan seyogyanya mengucapkan perkataan yang mulia. Ayat ini mengartikan, bahwa berbakti kepada kedua ibu bapak sama wajibnya dengan ibadah kepada Allah SWT.

Kemudian, sikap dan akhlaq yang senantiasa diperlihatkan dalam rangka berbuat baik kepada ibu bapak, adalah :
1. Seorang anak hendaknya menjaga dan memelihara ucapannya di hadapan orang tua, terlebih bagi mereka yang sudah berusia lanjut jangan sampai perkataan atau perbuatannya menyinggung perasaan mereka, sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT dalam QS. 17 : 23.
2. Sikap bahasa tubuh seorang anak tidak boleh membusungkan dada terhadap orang tua melainkan merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan mendo’akan mereka agar keduanya dikasihi Allah sebagaimana mereka mengasihinya waktu kecil. Hal ini diperintahkan Allah SWT dalam surat Al Israa’ ayat 24.
3. Akhlaq seorang anak yang selalu taat dan memiliki kedekatan serta keakraban dengan orang tua, walaupun mungkin ketidaktaatan seorang anak kepada orang tua karena permasalahan yang sangat syar’i (prinsip) tetapi sikap mushahabah (keakraban) tetap harus dilakukan karena hal itu merupakan hak orang tua.

4. Tetap berkewajiban untuk berbakti kepada orang tua setelah keduanya meninggal dunia. Allah SWT memberikan kesempatan kepada orang tua yang telah meninggal dunia masih memiliki simpanan amal kebaikan yang dapat diperoleh dari anak-anaknya yang sholeh dan sholehah.

Dalam suatu hadist dikisahkan, bahwa suatu ketika datang seseorang menghadap Rasulullah SAW kemudian berkata, “Ya Rasulullah apakah masih ada kesempatan bagiku untuk berbakti kepada orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia ?” Rasulullah SAW dengan tegas menjawab, “Ya masih ada.“ Ada lima hal yang harus dijalankan oleh seorang anak agar tetap berbakti kepada orang tuanya yang telah meninggal dunia, yakni :
Asshalatu ‘alaihima (berdo’a untuk keduanya)
Wal istigfaru lahuma (memohonkan ampun keduanya)
Wainfadzu ahdihima (melaksanakan janji-janjinya, ketika masih hidup)
Waiqramu shadiqihima (memuliakan teman-teman dan kerabat keduanya)
Wasilaturrahimmisilati latu shallu illa bihima (melakukan silaturrahim kepada orang-orang yang tidak ada hubungan silaturrahim kecuali melalui wasilah kedua orang tua)

Para anak, tentunya tidak menginginkan dirinya menjadi seperti apa yang diisyaratkan Rasulullah SAW dalam sabdanya;

”Dia celaka !, Dia celaka !, Dia celaka !” Lalu beliau ditanya orang lain. “Siapakah yang celaka, Ya Rasulullah ?” jawab Rasulullah SAW, “Siapa yang mendapati kedua orang tuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu keduanya, tetapi dia tidak berusaha masuk syurga (dengan merawat orang tuanya sebaik-baiknya)"

Untuk itu,
Jika ibu (dan bapak) kita masih ada, jangan pernah lupa untuk mencintainya,
Jika ia telah tiada, ingatlah kasih sayangnya yang tanpa syarat,
Ingatlah selalu untuk mencintai ibu (dan bapak) kita,
karena kita hanya memiliki satu ibu seumur hidup kita ...
Segeralah temuilah ibu (dan bapak) kita jangan sampai terlambat untuk mengatakan bahwa kita mencintai dan menghormati mereka. Karena memang kita tetap mencintainya dalam kondisi apapun juga.

I love you, Mom! .. You're the best !! ...
Tribute to my mom ...
Untuk semua Ibu ... yang memiliki Ibu ...



Rachmat Naimulloh

Ingin artikel seperti diatas langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.




1 komentar

  1. Anonim mengatakan.... [Jawab]
    pada tanggal 23 Juli 2009 pukul 17.42

    Ya Allah jadikanlah kami sebagai anak yang berbakti pada orang tua kami

Silahkan tinggalkan komentar Anda disini