Peta Para Pembebas


Mimpinya belum rampung ketika Al Balazry menghembuskan nafasnya yang terakhir tahun 279 H. Ia telah mengembara ke seluruh wilayah yang telah dibebaskan Islam di zamannya dan mengumpulkan data sejarah peta geografi penyebaran Islam secara lengkap. Buku dengan judul Futuhul Burdan itu –dalam perkiraan para sejarawan- seharusnya terbit dalam 40 jilid.

Walaupun begitu, kita toh tetap bisa membaca ringkasan buku itu dan mendapatkan gambaran pola penyebaran Islam secara geografis. Hampir semua penyebaran lewat darat dengan sedikit pengecualian pada wilayah yang dimasuki via laut sejak zaman Utsman bin Affan. Tapi dengan hanya mengandalkan kuda dan unta sebagai alat transportasi utama, hampir tidak dapat dipercaya bahwa Islam tiba-tiba telah menyeba ke tiga benua dalam tempo yang sangat sigkat. Bahkan konflik berdarah yang mengakhiri dinasti Umayyah di Damaskus pada decade ketiga abad kedua hijriyah membuahkan hasil wilayah teritori baru di utara Afrika kemudian di semenanjung Iberia. Abdurrahman Ad Dakhil, satu-satunya anggota klan keluarga Bani Umayyah yang selamat dari pembantaian, berlari menyelamatkan diri ke Afrika Utara, lalau mendirikan kerajaan dan seterusnya membebaskan Andalusia. Di sana mendirikan kerajaan yang bertahan lebih dari setengah millennium.

Pemetaan geografi yang baik telah membantu para komandan pasukan pembebasan menemukan jalur ekspansi yang efektif sepanjang sejarah. Sementara Khalid bin Walid menaklukan seluruh wilayah Syam, Amr bin ‘Ash memimpin pembebasan di Mesir sampai ke selatan Afrika, lalu Saad bin Abi Waqas membebaskan Persia dan seterusnya merangsek masuk ke seluruh Asia Tengah dan Selatan. Kelak dari jalur itu pula pasukan Bani Saljuk yang menjadi cikal bakal khilafah Utsmany merangsek masuk Konstantinopel. Gerbang sebelah timur menuju Eropa terbuka lebar, melengkapi gerbang sebelah barat yang lebih dulu telah dibuka Abdurrahman Ad Dakhil.

Itu semua menjadi mungkin karena letak jazirah Arab di mana nabi dan risalah terakhir diturunkan ada persis di pertigaan tiga benua itu: Asia, Afrika dan Eropa. Di luar penjelasan budaya dan sosial politik, peta geografi ini menjadi dasar penentuan geostrategi penyebaran Islam.

Itulah faktanya. Itu pula hikmah dan penjelasannya mengapa Allah memilih jazirah Arab sebagai tempat turunnya wahyu dan nabi terakhir. Sebab, “Allah lebih tahu dimana Ia menurunkan risalah-Nya” (QS. Al-An’am: 124)

Pesannya pun sama: “berjalanlah di seluruh penjuru bumi dan lihatlah apa akibat yang menimpa orang-orang yang mendustakan agama”. Itu agar kita terbiasa berpikir ruang dan memiliki kemampuan pemetaan.


Rachmat Naimulloh

Ingin artikel seperti diatas langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.




0 komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda disini