Jatuh Cinta Lagi, SIAPA TAKUT ?


Cinta merupakan sifat dasar atau fitrah yang ada dalam diri manusia secara murni, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya. Ia selalu dibutuhkan. Jika seseorang ingin menikmati manis dan indahnya cinta dengan cara terhormat lagi mulia, suci, dan penuh dengan rasa taqwa, tentu ia akan mempergunakan perasaan cintanya itu untuk mencapai keinginannya yang suci lagi mulia pula.

Jangan pernah bermain-main dengan cinta, karena cinta bukan permainan. Cinta adalah anugerah terindah yang dikaruniakan-Nya kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang menjaga cinta, maka cinta pun akan menjaganya. Barang siapa yang melukai, membuat noda dan nista dengan mengatas-namakan cinta, maka dia pun akan terluka dan terhina kehidupannya. Karena cinta merupakan fitrah, sesuatu yang suci yang dianugerahkan oleh Dzat yang suci. Tidak akan bahagia kecuali mereka yang selalu menjaga kesucian dan keindahan cinta. Cinta suci melahirkan kebahagiaan sejati nan hakiki…

Dalam menjalani kehidupan, seringkali kita dihadapkan pada suasana 'ketidak nyamanan'. Suasana yg jauh dari ideal.

Kita pun sering kaget dan bertanya, "kemanakah keindahan-keindahan dalam hidup berumah tangga seperti yg dikisahkan di buku-buku itu ?"

Pernikahan, ibarat sebuah permainan atau kadangkala malah lebih mirip hutan. Yang ada di tangan dan kepala kita hanya sebuah buku petunjuk yang tak selalu sama digunakan setiap orang dan sebuah peta usang perjalanan.

Kadang dalam permainan dan perjalanan itu kita merasakan kebosanan dan kecapaian. Tapi kita tak bisa dan tak boleh menghentikan permainan, apalagi keluar dari arena. Kecuali jika keadaan sudah tidak bisa diperbaiki, permainan boleh dihentikan.

Bicara tentang sebuah kelanggengan, ada banyak versi dan cara melanggengkan cinta. Yup, seperti kata pepatah seribu jalan bisa ditempuh menuju kota Roma.

Meski cinta itu telah terbelah...bukanlah alasan untuk membiarkan bangunan cinta nan indah ini menjadi kering dan hampa...

Ada analogi lain tentang cinta dan pernikahan. Pernikahan, katanya, ibarat segelas cangkir dengan air yang penuh menjadi isinya. Untuk menjaga agar air isinya tidak melimpah dan tumpah ada dua hal yang harus dilakukan masing-masing pasangan.

Pertama, akuilah jika salah satu di antara kita berbuat salah pada suami atau istri. Cara kedua, berdiam diri saat kita merasa benar. Berdiam diri di sini bukan berarti membiarkan kebenaran berlalu dengan senyap. Tapi berdiam diri di sini lebih berarti menonjolkan sifat yang tak ingin menang sendiri.

Jika di atas adalah cara menjaga cinta dan pernikahan dengan dua langkah, berikut ini ada yang cara dengan enam langkah. Persis, seperti langkah dalam catur, kita bisa mematikan lawan dalam dua langkah atau bisa dengan enam langkah.

Enam cara itu adalah, pertama kesetiaan dan lima yang lainnya adalah keyakinan.
Itu caranya, jika kita ingin menjaga pernikahan kita menuju pernikahan yang penuh barakah. Pertama kita harus setia, kedua sampai seterusnya kita harus yakin pada kesetiaan itu...

Sudah berapa lama Anda menikah?

Itulah pertanyaannya buat kita semua. Apakah kita sudah benar-benar mengetahui siapakah sebenarnya sang pasangan. Bagaimana cara hidupnya, bagaimana sikap dan pemikirannya, bagaimana pola yang ia tempuh untuk menjaga roda pedati pernikahan tetap berjalan di jalurnya. Jawaban-jawaban pertanyaan di atas, hanya akan kita temui bersama dengan berlalunya sang waktu. Seperti pepatah Inggris, time will tell, waktu akan menjawabnya, seperti yg pernah diungkapkan juga oleh Hasan al Banna "al waqtu minal 'ilaj", bahwa waktu adalah bagian dari solusi.

Hampir setiap pasangan suami istri mengarungi badai terganas dalam kehidupan rumah tangga. Dan umumnya mereka keluar sebagai pemenangnya. Memang tak jarang banyak di antara tali pernikahan terpaksa putus di tengah jalan, karena tali itu tak kukuh dan menjadi lekang oleh panas dan hujan. Pada awalnya, saat pertama kita menikah, kita merasa telah menemukan orang yang tepat, pas, sempurna, untuk menjadi pasangan kita.

Tapi setelah waktu bergulir dan umur pernikahan bertambah kita menemukan banyak fakta, bahwa pasangan yang ada di samping kita tak sepenuhnya sempurna. Memang demikianlah, tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang tak punya kekurangan dan kesalahan. Kelanggengan dan kebahagiaan pernikahan memang bukan karena kita menemukan pasangan yang tepat dalam hidup. Kelanggengan dan kebahagiaan rumah tangga bisa terwujud karena masing-masing dari kita mencoba untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangannya. Itulah kuncinya.

Dengan seperti itu, insya Allah kita akan menemukan sebuah suasana rumah tangga yang bukan saja menyenangkan, lebih dari itu. Kita akan menemukan sebuah formula bagaimana menjaga kesenangan itu tetap ada. Kita akan menemukan getaran yang sama saat kita menatap mata istri atau suami untuk pertama kali meski pernikahan yang kita lalui sudah puluhan tahun umurnya.

Memang banyak orang yang bilang, pandangan pada cinta pertama adalah sesuatu yang ajaib dan menakjubkan. Tapi sebenarnya, pandangan pertama bukanlah cinta yang luar biasanya. Yang luar biasa adalah, jika dua orang yang telah bertahun-tahun menikah masih sering menatap mata masing-masing dengan penuh gairah dan rasa seperti pada pandangan pertama. Itulah yang luar biasa, itulah keajaiban.

Ada langkah pamungkas untuk menjaga dan menciptakan kebahagiaan dalam rumah tangga Anda. Langkah pamungkas itu bukan enam langkah, atau dua langkah lagi, tapi hanya satu langkah. Ya, satu langkah.

Pernikahan yang berhasil memiliki satu syarat, dan syarat itu adalah, kita harus jatuh cinta lagi, berulang kali, pada orang yang sama. Istri atau suami kita. Karena persyaratan utama sebuah kebahagiaan rumah tangga adalah jatuh cinta lagi, mari sekarang kita sama-sama jatuh cinta lagi.


Sumber : FB Fathur IzzIs

Rachmat Naimulloh

Ingin artikel seperti diatas langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.




0 komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda disini