Cinta kebenaran yang memenuhi hati pembelanya mestilah melahirkan kebersamaan dan kecintaan kepada ahlinya. Kekeringan ruhani kerap melanda mereka yang begitu menguasai banyak pengetahuan teoritik bahkan mendakwahkannya, namun hati mereka kosong dari kebersamaan dengan para pembelanya. Ketentraman hati dengan pengisahan para rasul adalah aksioma Al-Qur’an. ”Dan masing-masing kisah para rasul Kami kisahkan kepadamu, hal yang dengannya Kami teguhkan hatimu…” (QS. Hud: 120)
Namun mengapa masih juga terjadi keraguan dan kegamangan? Karena si Ragu dan si Gamang tidak memancangkan gelombang receivernya pada gelombang siar yang sama dari pemancar. Hanya ada dua kemungkinan, ia menset gelombang berbeda atau ada frekuensi yang jauh lebih kuat dari gelombangnya. Bagaimana mungkin siaran bacaan Al-Qur’an dari pemancar dapat berubah menjadi rock atau rap di pesawat penerima? Tinggalkan polemic apakah ruh Rasul datang pada momen-momen tertentu. Cukuplah kebersamaannya sesudah kebersamaan Allah memenuhi segenap relung hati, menggemakan pesan firman suci. ”Dan ketahuilah, bahwasanya di tengah kamu ada Rasulullah. Seandainya ia menurutimu dalam banyak urusan, niscaya kamu akan menjadi celaka. Akan tetapi Allah telah mencintakan kamu akan iman dan Ia menghiaskannya di hati kamu dan Ia bencikan kamu kepada kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.” (QS. Al-Hujurat: 7)
Dalam makna apapun, ikut menikmati kebersamaannya bersama para sahabat ―yang kepadanya ayat ini pertama kali ditujukan― menjadi kebahagiaan dan kekuatan dalam mengarungi kehidupan.
”Siapa yang terluput melihat Al Mukhtar
(Rasulullah pilihan)
Lihatlah peninggalannya; Al-Qur’an dan
sunnah yang besar.”
(Syaikh Naqsyabandi)
Bagaimana mungkin hati ummat dan kadernya di ujung zaman, menjadi kerontang, sementara dalam adzan selalu disebut namanya sesudah nama-Nya. Bagaimana kader merasa lemah, yatim dan terasing, padahal Ia telah nyatakan, para istrinya adalah ibu mereka? Kalau para istrinya ibu mereka, siapakah dia bagi mereka?
Walaupun dalam kapasitas, format dan bobot yang jauh dari generasi para sahabat, namun dalam komunitas dakwah yang memasang gelombang setara dengan pemancar masih dapat ditemukan ”Hudzaifah” dan ”Umar” seperti juga ”Nuaim” dan ”Ammar”.
pada tanggal 13 April 2010 pukul 17.43
Bersama kebenaran dan ahlinya. Impelementasi ayat firman Allah: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ