Pahlawan Kebangkitan


Ibarat kehidupan manusia, ada masa kelahiran, tumbuh, dewasa, tua, dan akhirnya mati. Demikian pula dengan organisasi termasuk negara, bahkan peradaban. Dalam sejarah peradaban Islam, ada masa kebangkitan, kejayaan, dan keruntuhan.

Kekuatan utama yang menggerakkan masyarakat pada masa kebangkitan, yaitu kecemasan. Inilah mata air yang memberikan energi untuk bergerak dan bergerak, melangkah tertatih-tatih sembari jatuh dan bangun, meraba dalam ketidakpastian. Namun terus bergerak.

Kecemasan muncul karena kesadaran akan adanya jarak yang terbentang jauh antara idealisme dan realitas, antara harapan dan kenyataan.


Tetapi, tidak semua orang menyadari kesenjangan tersebut. Baginya semuanya baik-baik saja, tidak ada masalah dan akhirnya bersikap diam menikmati kondisi yang ada.

Orang seperti ini biasanya orang-orang awam, tidak akan bergerak sampai arus besar datang menghanyutkan mereka.

Mereka yang menyadari adanya permasalahan akan bergerak, melakukan perbaikan. Begitulah... Kita menyaksikan para Nabi, Rasul, dan para sahabatnya yang setia. Mereka merasakan kesenjangan itu, masalah itu, mereka cemas, bergerak melakukan perubahan, berhasil... dan akhirnya tercatat dalam sejarah peradaban dengan tinta emas sebagai mujahid.

Jika kecemasan merupakan kekuatan utama yang menggerakkan masa kebangkitan, masa obsesi kesempurnaan adalah kekuatan utama yang menggerakkan masa kejayaan. Kepahlawanan zaman kejayaan didominasi oleh semangat perfeksionisme dan inovasi.

Titik tengah antara idealisme yang tidak realistis dengan realismeyang terlalu pragmatis adalah OPTIMISME. Para pejuang sejati bersikap optimis, merasa tenang karena berjuang dibawah bendera Allah. Mereka percaya pasti akan mendapatkan kemenangan, atas rasa takut, sikap pengecut, cintadunia dan diri sendiri.

Perjuangan mutlak dibutuhkan dalam menjalani hidup kita ini.
Apabila ALLAH membolehkan kita hidup tanpa hambatan, itu hanya akan membuat kita lemah. Kita tidak akan sekuat ini.
Tidak pernah bisa seSukses ini.
Saya memohon diberi Kekuatan...
Dan ALLAH memberi Kesulitan agar membuat saya Kuat.
Saya memohon agar menjadi Bijaksana...
Dan ALLAH memberi saya Masalah untuk diselesaikan.
Saya memohon Kekayaan...
Dan ALLAH memberi saya Bakat, Waktu, Kesehatan, dan Peluang.
Saya memohon Keberanian...
Dan ALLAH memberikan Hambatan untuk dilewati.
Saya memohon Rasa Cinta...
Dan ALLAH memberikan Orang-Orang Bermasalah untuk dibantu.
Saya memohon Kelebihan...
Dan ALLAH memberi saya Jalan untuk menemukannya.
“Saya tidak menerima apapun yang saya minta...
... Akan tetapi saya menerima apapun yang saya butuhkan.”

Hiduplah dengan keberanian, hadapi semua hambatan dan tunjukkan bahwa kau mampu mengatasinya.

Usahakanlah sekuat tenaga untuk “menemukan” bakatmu, luangkan waktu belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilanmu, jaga kesehatanmu, gunakan waktumu hanya untuk kegiatan yang berkaitan dengan misimu, banyak-banyaklah berdoa agar ditunjukkan jalan yang benar dalam menemukan peluang, perluas persaudaraanmu dan jangan bosan-bosannya berusaha.


Rachmat Naimulloh

Ingin artikel seperti diatas langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.




0 komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda disini