tag:blogger.com,1999:blog-63152048222142964172024-03-23T03:34:27.266-07:00Mitra Dakwah | Blog Rachmat NaimullohMitra Dakwah | Blog Rachmat Naimulloh - Mitra Dakwah Blog Pribadi Rachmat Naimulloh, Berbagi Ilmu, Inspirasi, dan Motivasi Untuk Membentuk Pribadi Menginspirasi NegeriRachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.comBlogger344125tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-136614009751158602013-02-15T01:52:00.000-08:002013-02-15T01:52:34.672-08:00Saat Didzalimi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cahyadi-takariawan.web.id/wp-content/uploads/2013/02/Saat-Dizalimi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://cahyadi-takariawan.web.id/wp-content/uploads/2013/02/Saat-Dizalimi.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Engkau mungkin terlalu sensitif.<br />
<br />
Engkau mengira semua orang menghinamu.<br />
<br />
Engkau mengira semua orang mengejekmu.<br />
<br />
Engkau merasa semua orang mentertawakanmu.<br />
<br />
Engkau menduga semua orang membencimu.<br />
<br />
Padahal tidak begitu.<br />
<br />
Yang terjadi adalah : semua orang tengah memperhatikanmu.<br />
<br />
Oleh karena itu mereka akan segera mengetahui kualitas dirimu.<br />
<br />
Ketegaranmu memberikan inspirasi bagi siapapun yang memperhatikanmu.<br />
<br />
Ketabahanmu memberikan motivasi kepada semua orang di sekitarmu.<br />
<br />
Ketulusanmu menguatkan langkah perjuanganmu.<br />
<br />
Teruslah berjalan dan bekerja menggapai visi peradaban baru.<br />
<br />
Tegakkan kepalamu, saudaraku.<br />
<br />
Jangan ragu.<br />
<br />
Allah tidak akan menyia-nyiakan semua usaha dakwahmu.<br />
<br />
<br />
<a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img alt="Rachmat Naimulloh" border="0" src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" /></a>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-20977357759158335612013-02-08T20:32:00.000-08:002013-02-11T02:29:59.696-08:00Aku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-VEhMf0fcngw/URXRQKvBfiI/AAAAAAAABO0/XYoGtpA7OZQ/s1600/anwar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-VEhMf0fcngw/URXRQKvBfiI/AAAAAAAABO0/XYoGtpA7OZQ/s320/anwar.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Kalau sampai waktuku<br />
'Ku mau tak seorang 'kan merayu<br />
Tidak juga kau<br />
<br />
Tak perlu sedu sedan itu<br />
<br />
Aku ini binatang jalang<br />
Dari kumpulannya terbuang<br />
<br />
Biar peluru menembus kulitku<br />
Aku tetap meradang menerjang<br />
<br />
Luka dan bisa kubawa berlari<br />
Berlari<br />
Hingga hilang pedih peri<br />
<br />
Dan aku akan lebih tidak perduli<br />
Aku mau hidup seribu tahun lagi<br />
<br />
<a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img alt="Rachmat Naimulloh" border="0" src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" /></a>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-65146256189232135522012-02-05T01:50:00.000-08:002012-02-05T01:50:00.154-08:00Nila<a href="http://4.bp.blogspot.com/-myUhFd-FJB4/TyPVex0ju2I/AAAAAAAABLA/TSD8MFvs0bY/s1600/anis%2Bmatta.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 260px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-myUhFd-FJB4/TyPVex0ju2I/AAAAAAAABLA/TSD8MFvs0bY/s320/anis%2Bmatta.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5702636277927754594" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Didorong oleh keluguan dan ketulusan, masyarakat biasanya menghargai para pahlawannya dengan cara yang berlebihan. Itu merupakan godaan berat bagi para pahlawan, di mana mereka sering merasa memiliki “hak prerogatif’ untuk menikmati semua kemurahan masyarakat untuk dirinya.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Godaan itu yang telah menjerumuskan banyak pahlawan ke dalam lumpur kenistaan, di mana mereka melakukan tindakan-tindakan yang tidak terhormat, merendahkan martabat sendiri, bahkan seperti nila, ia merusak semua telaga kepahlawanan yang ia ciptakan sendiri.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Kenyataan seperti ini paling banyak kita dapatkan dalam masyarakat paternalistik. Di sini orang-orang dengan mudah mendewakan para pahlawan. Dan para pahlawan dengan mudah mengidentifikasi diri sebagai sang dewa, dengan segala hak prerogatifnya. Termasuk melakukan berbagai tindakan tercela, namun tetap tampak terhormat di mata masyarakat.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Masyarakal paternalistik tidak memiliki kaidah yang pasti dalam mendewakan seseorang, sama seperti ia tidak mempunyai kaidah yang jelas dalam menistakan seseorang. Dalam masyarakat seperti ini, ketulusan bercampur baur dengan keluguan, keikhlasan bersahabat dengan kebodohan, dan semangat bertemu padu dengan kelatahan. Semua tindakannya cenderung ekstrem; cepat mendewakan, cepat pula mematikan. Dan semuanya dilakukan tanpa kaidah yang pasti dan jelas.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Begitulah dua tokoh penting negeri jni muncul ke panggung sejarah. Soekarno, dengan segala talenta sebagai politisi yang ia miliki, telah berhasil mengantar hangsa ini ke gerbang kemerdekaan. Dengan kharisma yang ia miliki, seluruh kekuatan politik di negeri ini dengan mudah dapat diatur di bawah kepemimpinannya. Namun, inilah celah godaan itu; ia menduduki tahtanya terlalu lama, terlalu nyaman, dan itu menggodanya menjadi seorang diktator sejati. Dan ketika rasa terima kasih bangsa ini sudah habis, mereka mencampakkan Soekarno ke dalam pojok sejarah yang sepi, sendiri, sampai mati.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Itu jugalah yang dialami Soeharto. Muncul sebagai pahlawan pembebas bangsa dari cengkeraman dan kebiadaban komunisme, Soeharto telah menikmati ucapan terima kasih bangsa ini selama 32 tahun. Itu terlalu lama, dan itu membuatnya terlena dalam buaian kekuasaan. Begitulah akhirnya. Ia menjadi diktator, untuk kemudian terjungkal dengan cara yang menyakitkan, dan meniti akhir hidup yang “kurang” menggembirakan, apalagi membanggakan.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Para pahlawan mukmin sejati, harus belajar dari pengalaman itu. Bahwa kepahlawanan di awal hidup, atau di penengahannya, tidak selalu berakhir dengan kecemerlangan yang sama. Terkadang, para pahlawan itu, dengan berbagai sebab, mengotori sendiri karya-karya kepahlawanannya, bahkan mungkin hanya dengan setetes nila. Meskipun masyarakatlah, dengan karakter budayanya, yang seringkali membuka peluang itu bagi para pahlawannya. ltulah sebabnya Islam menanamkan makna keikhlasan dan pertanggungjawaban kepada Allah dalam diri para pahlawannya, tetapi sekaligus menanamkan sikap rasional dan kritis kepada masyarakat. Hal ini agar para pahlawan itu dapat mencapai puncak kepahlawanannya, namun tetap dengan mendapat dukungan budaya masyarakatnya untuk tetap bertahan di puncak.<br /><br /><span style="font-size:100%;"><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:100%;">[Selanjutnya]<br /></span></div><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2011/08/bayangan-sang-icon.html">[Sebelumnya]</a><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2010/01/serial-kepahlawanan.html">[SERIAL KEPAHLAWANAN]</a></span><br /></div><br /></div><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-47206724698671724112012-02-01T21:20:00.000-08:002012-02-01T21:20:00.070-08:00Akhir Sejarah Cinta Kita<a href="http://2.bp.blogspot.com/-5mhHb0TsvRI/TyOLH1CherI/AAAAAAAABK0/x-ZHurdkNqU/s1600/Sejarah%2BCinta%2BKita.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 289px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-5mhHb0TsvRI/TyOLH1CherI/AAAAAAAABK0/x-ZHurdkNqU/s320/Sejarah%2BCinta%2BKita.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5702554519794186930" border="0" /></a><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Suatu saat dalam sejarah cinta kita</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">kita tidur saling memunggungi</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">tapi jiwa berpeluk-peluk</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">senyum mendekap senyum</span><br style="font-family:arial;"><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">Suatu saat dalam sejarah cinta kita</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">raga tak lagi saling membutuhkan</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">hanya jiwa kita sudah lekat menyatu</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">rindu mengelus rindu</span><br style="font-family:arial;"><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">Suatu saat dalam sejarah cinta kita</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">kita hanya mengisi waktu dengan cerita</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">mengenang dan hanya itu</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">yang kita punya</span><br style="font-family:arial;"><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">Suatu saat dalam sejarah cinta kita</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">kita mengenang masa depan kebersamaan</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">kemana cinta kan berakhir</span><br style="font-family:arial;"><span style="font-family:arial;">di saat tak ada akhir<br /><br /></span></span><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ><br /></span><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: right;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">[Selanjutnya]<br /></span><div style="text-align: left;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2011/07/indahnya-cinta-jiwa.html"><span style="font-size:100%;">[Sebelumnya]</span></a><br /></div></div><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;"></a></span><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2010/01/serial-cinta.html">[SERIAL CINTA]</a></span><br /></div><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br style="font-family: arial;"></span><a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-30772359817925464342012-01-27T21:04:00.000-08:002012-01-27T21:16:27.455-08:00Mengenang Masa<a href="http://1.bp.blogspot.com/-E17EmGD6ywU/TyOEm79EDkI/AAAAAAAABKo/-oh9y4K6xpc/s1600/Masa.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-E17EmGD6ywU/TyOEm79EDkI/AAAAAAAABKo/-oh9y4K6xpc/s320/Masa.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5702547357644885570" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Empat tahun lamanya Ibnu Khaldun (732-808 H/1332-1406) mengurung diri di pedalaman Afrika Utara untuk menuntaskan buku sejarah monumentalnya, <span style="font-style: italic;">Al ‘Ibar</span>. Lima bulan diantaranya digunakan khusus untuk menulis kata pengantarnya, yang kelak dikenal dengan sebagai <span style="font-style: italic;">Al Muqaddimah</span>. Empat tahun lagi sesudahnya ia gunakan untuk membaca ulang, mengedit dan memperbaiki buku itu hingga terbit. Di antara tahun 776-784 H, Ibnu Khaldun ‘menempatkan’ maqomnya dalam sejarah literatur Islam dan dunia sebagai filosof sejarah dan sosial, bahkan disebut sebagai pendiri ilmu sosiologi modern.<br /></span></div><span style="font-size:100%;"><br style="font-family: arial;"></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Seperti dalam dunia pengembaraan dan penulisan geografi, ilmu sejarah merupakan salah satu cabang ilmu yang paling banyak berkembang dalam sejarah pemikiran Islam. Ia juga merupakan buah dari perintah Qur’an untuk mengenal ruang dan waktu yang menjadi konteks di mana teks-teksnya akan diturunkan menjadi realitas. “Ketahuilah”, kata Ibnu Khaldun dalam Muqaddimahnya, “bahwa sejarah adalah ilmu sangat berharga, sangat bermanfaat dan sangat mulia dalam tujuannya. Ia menjelaskan kepada kita tentang perilaku-perilaku umat terdahulu, jalan hidup nabi-nabi serta cara raja-raja mengatur negara-negara mereka. Dengan itu kita dapat meneladani mereka dalam urusan agama dan dunia.” Belajar sejarah adalah belajar tentang kehidupan dan seluruh aspeknya. “Sejarah”, lanjut Ibnu Khaldun, “membutuhkan banyak sudut pandang dan beragam pengetahuan serta kemampuan analisa untuk sampai pada kebenaran dan terbebas dari kesalahan.”</span></span><br style="font-family: arial;"></div><span style="font-size:100%;"><br style="font-family: arial;"></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Sejarah menyadarkan kita akan efek akumulasi dari makna waktu. Kebahagiaan dan keruntuhan dalam sejarah perdaban manusia sebenarnya merupakan efek akumulasi dari perilaku dan budaya tertentu yang berkembang dalam masyarakat. Efek dari perilaku tidak akan tampak sekaligus. Ia muncul secara bertahap melalui deret waktu tertentu hingga mencapai limitnya lalu meledakkan efeknya. Sehingga di tahap-tahap awal efek dan gejalanya tidak terlihat. Itu yang membuat masyarakat terlena dan tidak menyadari bahwa mereka sedang berada di ambang bahaya besar. Itu terjadi saat sebuah peradaban menuju keruntuhannya. Begitu juga sebaliknya ketika ia merangkak naik menuju kejayaannya. Semua terjadi secara sekuensial melalui <span style="font-style: italic;">time series</span> sebagai efek akumulasi.</span></span><br style="font-family: arial;"></div><span style="font-size:100%;"><br style="font-family: arial;"></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Efek akumulasi dari waktu itulah yang membuahkan kemampuan berpikir sekuensial (<span style="font-style: italic;">sequential mind</span>) yang juga merupakan faktor penting yang membentuk kemampuan berpikir strategis seseorang. Karena itu, sebagaimana geografi, sejaran dari dulu selalu melekat di dalam struktur pengetahuan raja-raja dan para pemimpin politik. Para Khulafaurasyidin, khususnya Abu Bakar dan Utsman bin Affan, dikenal luas di kalangan masyarakat jazirah Arab sebagai orang yang paling tahu tentang sejarah nasab suku-suku di masanya.</span></span><br style="font-family: arial;"></div><span style="font-size:100%;"><br style="font-family: arial;"></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Setiap kali Nabi Muhammad SAW menghadapi masalah besar dan bersedih, Allah selalu menghiburnya dengan sejaran Nabi-nabi sebelumnya. Itu seperti pesan, bahwa beliau tidak sendiri perjuangannya. Ini adalah mata rantai kenabian yang panjang yang menghaadapi tantangan yang sama.</span></span><br /><span class="fullpost"><br /></span><div style="text-align: right;">[Selanjutnya]<br /></div><div style="text-align: left;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2011/07/peta-para-pembebas.html">[Sebelumnya]</a><br /></div><div style="text-align: center;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2010/01/serial-pembelajaran.html">[SERIAL PEMBELAJARAN]</a><br /><br style="font-family: arial;"></div></div><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-43000103331482496412011-10-04T11:57:00.000-07:002011-10-04T11:57:00.301-07:00KulTwitt tentang #AshabulKahfi oleh @salimafillah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-HxOWrZ8iyNY/Tn4p5aswC1I/AAAAAAAABKM/GqkHDbc5hl0/s1600/salim-a-fillah.jpeg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 259px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-HxOWrZ8iyNY/Tn4p5aswC1I/AAAAAAAABKM/GqkHDbc5hl0/s320/salim-a-fillah.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5656004248420223826" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">1. Mari Jumat ini mendaras kembali Surat Al Kahfi; mengambil ruh #AshabulKahfi, untuk kemudaan jiwa menghadapi zaman yang cepat berganti.<br /><br /></span> </span></div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify; font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">2. Para pemuda selalu mempesona. Lihatlah mereka: bahkan tidurnya pun membawakan perubahan, apalagi jika mereka terjaga. #AshabulKahfi<br /><br /></span></div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify; font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">3. Muda identik dengan ‘hijau’. Masih hijau artinya terus tumbuh, berkembang, menghasilkan. Sementara yang matang, membusuk. #AshabulKahfi<br /><br /></span></div><div style="text-align: justify; font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">4. Muda identik dengan ‘tak berpengalaman’. Tapi pengalaman artinya suka hadapi masalah baru dengan cara lama. Itu berbahaya. #AshabulKahfi<br /><br /></span></div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify; font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">5. Muda identik dengan kebersamaan dalam prihatin. Kita kadang lebih sulit bersatu jika merasa telah banyak berpunya, berdaya. #AshabulKahfi<br /><br /></span></div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify; font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">6. Muda identik dengan kejelasan sikap. Hitam/putih. Ya/tidak. Tak ada jalan ketiga. Ini hal tepat dalam soal ‘Aqidah. #AshabulKahfi<br /><br /></span></div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify; font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">7. Muda identik dengan gejolak. Titik temu dari ragam gejolak jadi terobosan. Di situ masa depan, bukan pendalaman bidang tua. #AshabulKahfi<br /><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">8. Muda identik dengan pesona & ketangguhan fisik. Bagaimanapun 2 hal ini membantu ide perubahan untuk tampil segar & cantik. #AshabulKahfi<br /></span></div><span style="font-size:100%;"><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">9. Muda identik dengan ketergesaan, inginnya wujud sekilat. Maka sabarkan, ‘tidurkan gelora’ senyampang perangkat disiapkan. #AshabulKahfi<br /></span></div><span style="font-size:100%;"><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">10. Muda identik dengan masa ketergodaan & gelimang nikmat. Maka mereka yang memilih jalan sunyi dalam juang, pasti istimewa. #AshabulKahfi</span></div></div><br /><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-91522568532302234612011-09-30T11:41:00.000-07:002011-09-30T11:41:00.698-07:00Ingin Berumur Panjang, Menikahlah!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-4pYQ4Mkyb7E/Tn4mVo15k4I/AAAAAAAABJs/RKHe-Poqr3U/s1600/phoca_thumb_l_kawanimut%2Bwhitewedding%2Blandscape.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-4pYQ4Mkyb7E/Tn4mVo15k4I/AAAAAAAABJs/RKHe-Poqr3U/s320/phoca_thumb_l_kawanimut%2Bwhitewedding%2Blandscape.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5656000335206519682" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ternyata, menikah bukan hanya sebuah penyaluran sifat fitrah manusia, namun sangat bagus dari segi kesehatan. Sebuah penelitian menunjukkan menikah dapat memperpanjang umur seseorang hingga 17 tahun. Luar biasa kan?<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">“The American Journal Of Epidemiology” merilis berbagai data hasil dari 90 penelitian yang dilakukan para peneliti dari University of Louisville. Ternyata pria lajang memiliki risiko kematian 32 % lebih tinggi dibandingkan pria yang menikah. Itu artinya, mereka kemungkinan meninggal 8 – 17 tahun lebih cepat dari rata-rata pria yang sudah menikah. Penilitian juga menunjukkan bahwa wanita lajang memiliki harapan hidup sebanyak 23 %, atau 7 – 15 tahun lebih rendah dibandingkan mereka yang telah memiliki pasangan hidup.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Para lajang yang masih muda punya resiko kematian dini yang lebih tinggi lagi. Resiko kematian untuk mereka yang masih lajang dan berusia 30-39 tahun sebesar 128 % lebih tinggi dibandingkan mereka yang sudah menikah dengan kisaran umur yang sama. Di sisi lain, para lajang yang sudah berusia 70 tahun hanya memiliki resiko kematian 16 % lebih tinggi. Mungkin ini disebabkan karena mereka telah “sukses” melalui masa lajang di usia muda (baca ulasannya di http://id.berita.yahoo.com/menikah-bikin-umur-lebih-panjang.html).<br /><br /></span></span><a href="http://4.bp.blogspot.com/-tXTrBsjbwLQ/Tn4nRcIu71I/AAAAAAAABKE/qcZdGX1UPfY/s1600/kawanimut%2B%252851%2529.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-tXTrBsjbwLQ/Tn4nRcIu71I/AAAAAAAABKE/qcZdGX1UPfY/s320/kawanimut%2B%252851%2529.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5656001362588004178" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Hal ini semakin menguatkan pemahaman bahwa menikah adalah jalan penyaluran fitrah kemanusiaan. Pernikahan merupakan sebuah ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia, yang akan menghindarkan manusia dari penyimpangan. Baik penyimpangan yang disebabkan karena kecenderungan nafsu yang dibebaskan, maupun karena dikekangnya kecenderungan nafsu tanpa adanya penyaluran. Agama telah memberikan jalan keluar yang sangat manusiawi berupa pernikahan.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ketika gejolak syahwat dibiarkan bebas untuk memilih cara penyaluran, akan berdampak kepada berkembangnya berbagai penyakit seksual menular yang telah terbukti melemahkan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Penyakit AIDS merupakan salah satu contohnya. Penyakit ini telah menjadi momok yang menakutkan di kalangan para pemuja kebebasan, pada saat yang sama menjadi ancaman bagi kekokohan dan ketahanan sosial secara lebih luas. Menyalurkan kecenderungan nafsu secara liar dan bebas, tanpa aturan dan etika moral, terbukti telah mempercepat kematian.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Namun jika kecenderungan syahwat dikekang dan dimatikan tanpa penyaluran, hal inipun membahayakan kesehatan jiwa. Fitrah manusia menjadi tidak tersalurkan, dan memunculkan desakan keinginan yang terpendam. Kecuali apabila mereka bisa menyalurkan dengan jalan iman, sehingga tetap memiliki ruang penyaluran yang bercorak spiritual.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Apabila tidak ada ruang penyaluran sama sekali, yang terjadi hanyalah ketidakseimbangan yang berdampak kepada kesehatan jiwa. Sumbatan ini bisa membuat keguncangan jiwa, karena tumpukan keinginan tanpa ada jalan penyaluran.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Hasil penelitian sosial sudah barang tentu sangat relatif, tidak bisa dijadikan sebagai acuan yang bersifat mutlak. Kita tidak dituntut untuk “beriman” dengan hasil penelitian. Namun penelitian di atas bisa memberikan gambaran dan penjelasan yang lebih rasional tentang manfaat pernikahan secara lebih akademis. Bukan hanya tinjauan agama, moral, sosial dan psikologi, namun bahkan dikuatkan dengan tinjauan ilmiah hasil dari serangkaian studi dan riset.<br /><br /></span></span><a href="http://4.bp.blogspot.com/-a4iOIQe9DF4/Tn4mzUW6M0I/AAAAAAAABJ8/pCkG0vNtfbc/s1600/nikah1.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 250px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-a4iOIQe9DF4/Tn4mzUW6M0I/AAAAAAAABJ8/pCkG0vNtfbc/s320/nikah1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5656000845103903554" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Maka, jika ingin berumur panjang, menikahlah wahai para bujangan. Survei telah memberikan data dan hasilnya. Tinggal kita melaksanakan sesuai ketentuan agama, dan sesuai pula dengan aturan dari negara.<br /></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> <a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-52180146490846225482011-09-24T11:22:00.000-07:002011-09-24T11:47:23.312-07:00Bilal bin Rabah, Muadzin Pertama<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-qi10K6lNoSw/Tn4iO_hIA0I/AAAAAAAABJU/v9QDoeRnvdk/s1600/bilal.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 274px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-qi10K6lNoSw/Tn4iO_hIA0I/AAAAAAAABJU/v9QDoeRnvdk/s320/bilal.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5655995822987805506" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Siapa tak kenal Bilal bin Rabah. Ia merupakan muadzin pertama yang dimiliki umat Islam. Bilal juga termasuk golongan pertama yang masuk Islam atau tepatnya orang ketujuh yang masuk Islam pertama kali.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Persentuhan Bilal dengan Islam dimulai ketika ia masih menjadi budak Umayyah. Perbincangan Umayyah dengan tamunya soal kehadiran agama baru yang dibawa Muhammad secara tak sengaja terdengar oleh Bilal.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Meski belum mengenali Muhammad secara pribadi, namun Bilal telah sering mendengar sosoknya. Lelaki bersahaja dan juga jujur dari Bani Hasyim itu sangat dihormati oleh bangsa Quraisy. Seketika ketertarikan Bilal terhadap Islam dan ajaran yang dibawa Muhammad membuncah.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bilal pun segera menemui Abu Bakar yang sudah terlebih dahulu masuk Islam. Bilal meminta Abu Bakar untuk mengantarnya menemui Rasulullah SAW. Tak perlu waktu lama bagi Bilal untuk menyatakan keislamannya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Keimanan Bilal langsung diuji setelah bersyahadat. Jika Abu Bakar dan bangsawan Quraisy lainnya aman dari perlakuan kejam sesama bangsa Quraisy yang benci terhadap Islam, lain halnya dengan Bilal. Sebagai budak dari anggota suku Quraisy terkejam, Bilal dipaksa untuk keluar dari Islam dan kembali kepada agama nenek moyangnya yang menyembah berhala.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Majikannya, Umayyah memaksa Bilal keluar dari Islam dengan segala cara. Pada siang yang terik, Bilal dipaksa memakai baju besi kemudian dikubur dalam pasir yang sangat panas hingga hanya kepalanya saja yang nampak.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ia pun sering dipaksa Umayyah untuk berbaring telentang di atas pasir yang sangat panas. Kemudian tubuh Bilal ditindih oleh batu yang sangat besar dan berat. Di lain waktu, Bilal diikat lehernya dan diseret ke kota Mekkah. Meski demikian, Bilal tetap bertahan seraya berucap "Ahad, Ahad."<br /><br /></span></span><a href="http://4.bp.blogspot.com/-kNVDHeDUvIc/Tn4lV1bUBDI/AAAAAAAABJc/VRr8e0THtHo/s1600/bilal1.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 302px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-kNVDHeDUvIc/Tn4lV1bUBDI/AAAAAAAABJc/VRr8e0THtHo/s320/bilal1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5655999239073039410" border="0" /></a><br /></div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Suatu kali, akibat penyiksaan yang luar biasa kejam ini, Bilal pingsan. Ketika ia sadar kembali, ia menghadapi teriakan Umayyah yang memaksanya untuk keluar dari Islam. Dengan kejam Umayyah mengancam akan membunuhnya dengan menyiksanya kecuali ia tidak mengakui Muhammad SAW sebagai utusan Tuhan. Namun Bilal tetap kokoh dan bertahan dengan keyakinannya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Suatu hari, Abu Bakar berjalan melintasi tempat dimana Bilal sedang mengalami penyiksaan. Karena kasihan, Abu Bakar pun segera meminta Umayyah menjual Bilal kepadanya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Karena tak rela Bilal dimiliki Abu Bakar, Umayyah pun mematok harga yang sangat tinggi. Namun Abu Bakar tetap membayarnya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bilal kemudian bekerja pada Abu Bakar. Namun kemudian ia berhenti dan memutuskan membantu Rasulullah SAW menyebarkan ajaran Islam. Bilal juga menjadi pengawal Rasulullah SAW yang senantiasa siap membela Rasul.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ketika Rasulullah pergi hijrah ke Madinah, Bilal termasuk yang ikut serta. Ia selalu menemani dan menjaga Rasulullah kemanapun, termasuk dalam setiap peperangan.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Pada awalnya, untuk mengetahui jam shalat, umat Islam menjalankannya dengan terlebih dahulu menentukan waktu kemudian berkumpul untuk shalat. Namun karena menyulitkan, akhirnya Rasulullah SAW berpikir untuk memanggil umat menggunakan terompet.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Namun Rasulullah SAW sendiri tidak menyukai ide ini karena orang Yahudi juga menggunakan cara yang sama. Akhirnya disepakati panggilan azan ketika memasuki jam shalat dilakukan dengan tepukan tangan.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Tak berapa lama kemudian, salah seorang sahabat, Abdullah bin Zaid datang menemui Rasulullah. Ia berkata bahwa ia bermimpi bertemu seorang pria yang menggunakan dua helai kain berwarna hijau seraya membawa bel.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Dalam mimpi itu, Abdullah lalu menawarkan diri untuk membeli bel tersebut. Ketika pria itu bertanya untuk tujuan apa ia gunakan bel tersebut, Abdullah menyatakan bahwa bel itu akan ia gunakan untuk memanggil orang-orang untuk sholat.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Namun pria itu menawarkan panggilan shalat yang lebih baik yaitu menyebutkan empat kali seruan "Allahu Akbar" lalu dua kali seruan "asyhadualla ilaaha illallah", kemudian dua kali seruan "asyhadu Annamuhammadarrasulullah", lalu dua kali seruan "hayya 'alas sholah", dua kali seruan "hayya 'alal falah" lalu "Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illallah".<br /><br /></span></span><a href="http://1.bp.blogspot.com/-cxP2VrFRO4c/Tn4lle2X2AI/AAAAAAAABJk/u9Cjac98BEQ/s1600/bilal2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 253px; height: 210px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-cxP2VrFRO4c/Tn4lle2X2AI/AAAAAAAABJk/u9Cjac98BEQ/s320/bilal2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5655999507890427906" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Dengan gembira, Rasulullah SAW menyatakan bahwa itu itu adalah sebuah penglihatan baik. Rasulullah SAW segera meminta Abdullah pergi menemui Bilal dan mengajarkan adzan tersebut padanya. Bilal dipilih sebagai muadzin karena ia memiliki suara indah dan keras, sehingga bisa menjangkau jarak yang jauh.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Sejak saat itulah pertama kali adzan diperdengarkan di kota Madinah dan Bilal menjadi muadzinnya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Setiap usai melantunkan adzan, Bilal selalu berdiri di depan pintu rumah Rasulullah SAW dan berkata "Hayya alas-salah, hayya 'alal-falaah (Mari kita Shalat, Mari dirikan kemenangan)." Ia berucap mengingatkan Rasulullah SAW bahwa telah masuk waktu shalat. Begitulah Bilal setiap kali ia usai melantunkan adzan.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bilal sangat menikmati perannya sebagai muadzin Rasul sampai kemudian Rasulullah SAW meninggal dunia. Meski semua umat Islam larut dalam kesedihan, mereka tidak melupakan kewajiban shalat. Karena itulah mereka meminta Bilal untuk kembali melantunkan adzan.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bilal pun bersiap mengumandangkan adzan pertamanya setelah wafatnya Rasul. Namun baru saja ia berucap "Allahu Akbar.." dan hendak mengucap nama Rasulullah SAW, ia tidak kuasa menahan kesedihan. Bilal menangis terisak-isak sehingga ia tidak meneruskan adzannya. Ia lalu berkata bahwa ia tidak akan pernah lagi mengumandangkan adzan.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bilal meminta Abu Bakar yang menjadi khalifah, untuk membiarkannya pergi Suriah. Bilal kemudian menetap di kota Damaskus hingga akhir hidupnya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Bilal hanya melantunkan adzan dua kali. Pertama ketika Umar bin Khattab datang ke Damaskus. Sementara yang kedua ketika ia mengunjungi makam Rasulullah SAW di Madinah. Mendengar suaranya, semua yang hadir menangis karena teringat masa Rasulullah masih ada.</span></span><br /><br /><br /></div><span style="font-size:100%;"> <a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-10755489852849935662011-08-24T03:40:00.000-07:002011-08-24T03:40:00.212-07:00Menjadi Mukmin yang Kuat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/-nH-VXgm2rMk/TkenwQ12kTI/AAAAAAAABI8/UnScxs4q5f4/s1600/Kuat.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 271px; height: 320px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-nH-VXgm2rMk/TkenwQ12kTI/AAAAAAAABI8/UnScxs4q5f4/s320/Kuat.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5640661505901236530" border="0" /></a>
<br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Di antara berbagai corak manusia, orang-orang yang beriman (mukmin) mendapatkan posisi mulia di hadapan Allah. Akan tetapi, sama-sama beriman, masih ada faktor pembeda dalam hal kedekatan dan kecintaan Allah kepada mereka. Ada sebagian mukmin yang dinilai lebih baik dan lebih dicintai di hadapan Allah, dibandingkan dengan mukmin lainnya. Faktor pembeda itu adalah kekuatan.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Nabi saw mengungkapkan, <span style="font-style: italic;">“Orang-orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai di sisi Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya terdepat kebaikan” </span>(H.R Muslim).
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Allah menghendaki kita menjadi kuat, bukan menjadi lemah. Bukan hanya kuat secara fisik, namun kuat dalam berbagai aspek, baik spiritual, moral, intelektual, amal, dan finansial. Bukan hanya kekuatan dalam kualitas pribadi, namun juga kuat secara kolektif, seperti kekuatan jaringan, kekuatan organisasi, kekuatan politik, dan berbagai kekuatan lainnya yang bisa dipersiapkan untuk mencapai kemenangan.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kadang kita jumpai orang-orang yang memiliki fisik sehat dan kuat, namun rapuh kejiwaannya. Mereka mudah kecewa dan putus asa, mudah menyerah dalam berusaha, mudah lemah dalam mencapai cita. Tipe manusia seperti ini cenderung pasif dalam kehidupan, tidak berani menghadapi resiko dan tantangan, hidup mereka sebatas angan-angan. Mereka termasuk orang-orang yang lemah, dan akan mudah kalah.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kadang kita jumpai pula orang-orang yang kuat secara fisik, namun lemah secara intelektual. Mereka tidak mengembangkan tradisi ilmiah yang sesungguhnya merupakan watak dasar Islam. Akal dan pemikiran mereka tidak dibiasakan berada dalam kondisi hidup dan dipenuhi khazanah ilmu. Belajar hanyalah kegiatan formal di bangku sekolah, setelah tamat mereka membiarkan pemikiran membeku tanpa penambahan wawasan dan pengetahuan.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Sebaliknya, ada pula sebagian manusia yang sangat mengagungkan intelektualitas dan rasionalitas, akan tetapi lemah dalam sisi spiritual. Pengembaraan intelektual mereka berjalan tanpa batas akhir, akan tetapi sangat mudah meninggalkan ibadah ritual. Dalam berdiskusi tentang ilmu keislaman, mereka betah berjam-jam, namun tidak betah menunaikan shalat yang hanya beberapa menit. Tentu saja kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Tatkala kekuatan dijadikan sebagai faktor pembeda antara mukmin yang satu dengan mukmin lainnya di hadapan Allah, yang dimaksud tentu saja bukan hanya kekuatan fisik. Kekuatan adalah simbol kemuliaan dan kewibawaan. Tiada wibawa bagi mereka yang penuh kelemahan. Untuk itulah, berbagai jenis kekuatan harus dimiliki oleh kaum muslimin baik secara individual maupun secara kolektif, agar tercipta kemuliaan dan kewibawaan umat Islam di tengah percaturan dunia.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Modal bagi kuat dan kokohnya umat dan bangsa adalah pada kekuatan individu. Apabila sebuah bangsa terdiri dari pribadi-pribadi yang kuat secara spiritual, moral, intelektual, finansial, maupun fisik, maka akan menjadi kuat pula bangsa tersebut. Sebaliknya jika sebuah bangsa berisi pribadi yang lemah, yang terlahir hanyalah bangsa yang tak mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Maka, jadilah kuat, karena Islam tidak menghendaki kita menjadi lemah!</span></span>
<br />
<br /></div><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-4554083081304462242011-08-21T02:55:00.000-07:002011-08-21T02:55:00.788-07:00Kalau Kamu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-Z2KxYJgDl7Q/Tked1y9OSBI/AAAAAAAABIc/3dH93OnRI3g/s1600/belajar.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 239px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-Z2KxYJgDl7Q/Tked1y9OSBI/AAAAAAAABIc/3dH93OnRI3g/s320/belajar.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5640650605842024466" border="0" /></a>
<br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kalau kamu lelah, cobalah tilawah.</span></span>
<br />
<br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kalau kamu resah, segeralah tilawah.</span></span>
<br />
<br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kalau kamu gelisah, hilangkan dengan tilawah.</span></span>
<br />
<br /></div><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kalau kamu susah, mulailah tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau kamu gundah, jangan lupa tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau badanmu lemah, kuatkan dengan tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau imanmu tergugah, lakukan tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau jiwamu gerah, perbanyak tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau matamu basah, segera tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau pikiranmu cerah, cepatlah tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau hatimu patah, teruslah tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau kamu marah, redakan dengan tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau kamu merasa gagah, jangan lupakan tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau kamu kalah, harus banyak tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau kamu tidak mau kalah, harus makin banyak tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau kamu tabah, seringlah tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau tanganmu tengadah, mulailah tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau kakimu melangkah, lantunkan tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau hatimu berseri bak bunga merekah, seringlah tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau perasaanmu begitu indah, segeralah tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau ingin keluarga sakinah, ajak mereka tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau ingin anak-anak salih dan salihah, ajari tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau ingin rejeki melimpah, rajinlah tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau ingin hidup penuh berkah, rutinkan tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau ingin mengunjungi Ka’bah, lantunkan tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau anganmu tengah membuncah, perbanyak tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau kamu malas tilawah, paksalah untuk tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau kamu rajin tilawah, lanjutkan terus tilawah.
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kalau kamu tilawah, itulah jalan menuju jannah.
<br />
<br /></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-Yo_6_2iAye8/TkeeXW2hxSI/AAAAAAAABIk/mev-5JyN1OA/s1600/tilawah.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 286px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-Yo_6_2iAye8/TkeeXW2hxSI/AAAAAAAABIk/mev-5JyN1OA/s320/tilawah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5640651182413301026" border="0" /></a>
<br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Sumber : <a href="http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1443">Cahyadi Takariawan</a>
<br />
<br /></span><a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-25319073462192617332011-08-18T03:10:00.000-07:002011-08-18T03:10:00.684-07:00Aku Takut Menikah Karena Belum...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmRK5WDdTMZyn_dSw4S2JkExsSWJtpGG3vVD1myYlQKCL7HYfobUpersFnS7fU7Z5KtaBpiBfhArC-0o10MHX7RsR-4jTRHBbOt-WZSupaIYJTfM2K33Lg2-hlKfKIbs2qOMP9Kwr6t9g/s1600/kawan+imut+%252835%2529.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmRK5WDdTMZyn_dSw4S2JkExsSWJtpGG3vVD1myYlQKCL7HYfobUpersFnS7fU7Z5KtaBpiBfhArC-0o10MHX7RsR-4jTRHBbOt-WZSupaIYJTfM2K33Lg2-hlKfKIbs2qOMP9Kwr6t9g/s320/kawan+imut+%252835%2529.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5630311191495086914" border="0" /></a>
<br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;font-family:arial;" >1. Belum Bekerja
<br />
<br /></span> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Inilah masalah klasik seputar menikah, terutama bagi pihak pemuda. Ketika sudah merasa cocok dengan seorang muslimah, dan jika ditunda-tunda bisa berakibat buruk, ternyata si Pemuda belum punya pekerjaan untuk menghidupi keluarga kelak. "mau dikasih makan apa anak dan istri kamu, dikasih cinta doang ?!?" Begitulah perkataan sinis yang senantiasa terngiang-ngiang ditelinganya.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Seorang laki-laki memang merupakan tulang punggung dalam sebuah keluarga. Menghidupi seluruh anggota keluarga adalah tangging jawabnya. Rasulullah bersabda, yang artinya, "Bertaqwalah kepada Allahdalam memperlakukan wanita. Sebab kamu mengambilnya dengan amanat allah dan farjinya menjadi halal bagi kamu dengan kalimat Allah. (Menjadi) kewajiban kamu untuk memberi rizki dan pakaiannya dengan cara yang baik." (HR.Muslim)
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Dengan demikian, penghasilan dalam suatu keluarga memang diperlukan. Namun sebenarnya, tidak berarti belum kerja kemudian tidak boleh menikah. Allah SWT berfirman, yang artinya, "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian (belum menikah) diantara kamu, dan orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamuyang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S An-Nur : 32)
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Penghasilan bisa dicari setelah menikah. Yang pertama kali harus dilakukan adalah percaya dan yakin akan janji Allah pada firman-Nya di atas. Tak sedikit pemuda yang susah mencari kerja sebelum menikah, tapi setelah menikah ternyata banyak tawaran kerja dan peluang kerja.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Sebagai persiapan sebelum menikah, kesungguhan dalam menuntut ilmu dunia agar kelak mudah mendapatkan penghidupan yang baik pula untuk dilakukan. Walaupun tak selamanya relevan, kuliah yang baik dan dan prestasi yang bagus masih merupakan suatu modal yang dapat diandalkan dalam mencari kerja. Bagaimana kalau kuliah sudah terlanjur tidak karuan ? Jika sudah begini perlu juga pegang prinsip bahwa pekerjaan kelak tidak harus sesuai dengan bidang yang dipelajari saat ini. Banyak yang dapat rejeki lumayan dari bekerja dalam suatu bidang yang dulu tidak pernal dipelajari dalam jenjang pendidikan formal.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Persiapan lain yang bisa dilakukan adalah kuliah sambil kerja. Sembari menabung, juga bisa untuk jaga-jaga apabila ketika lulus nanti tidak langsung diterima bekerja sesuai bidang yang dipelajari.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> <span style="font-weight: bold; font-style: italic;font-family:arial;" >2. Belum Lulus
<br />
<br /></span> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Berbeda dengan yang pertama, masalah yang satu ini bisa menjadi penghalang bagi pihak pemuda dan pemudi. Mungkin seseorang sudah bekerja atau sudah punya prinsip untuk mencari kerja setelah menikah namun ia ragu untuk menikah gara-gara belumlulus kuliah. Bisa jadi pula yang punya alasan seperti ini sang pemudi pujaan hatinya. Bayangan kuliah sambil menikah baginya tampak menyeramkan. Kuliah sambil mengurus diri sendiri saja sudah repot apalagi jika harus ditambah tanggung jawab mengurus orang lain. Ditambah kalau si buah hati sudah lahir dan belum juga lulus kuliah, tampaknya akan tambah repot.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Sebenarnya, menikah tidaklah selalu mengganggu kuliah. Malahan hadirnya pendamping hidup baru bisa menambah semangat utuk belajar. Bisa jadi, sebelum menikah malas-malasan belajarnya, ketika sudah menikah malah tambah semangat dan tambah rajin untuk belajar. Tidak sedikit yang mengalami perubahan demikian, apalagi secara peraturan akademik seorang mahasiswa sudah diperbolehkan untuk menikah. Seorang mahasiswa sudah tidak dianggap ABG (Anak Baru Gede) lagi, tapi AUG (Anak Udah Gede) alias sudah dewasa. Seorang yang sudah dewasa dianggap sudah bisa bertanggung jawab apa yang menjadi pilihan hidupnya.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Memang benar untuk tetap mengadakan persiapan jika mengambil jalan menikah di saat masih kuliah. Yang pertama harus disadari adalah bahwa hidup berkeluarga adalah berbeda dengan hidup sendirian. Tidak pantas jika orang yang sudah menikah tetap bebas, lepas, menelantarkan keluarganya sebagaimana dulu bisa ia lakukan ketika masih lajang. Orang yang menikah sambil kuliah juga harus pandai-pandai mengatur waktu antara tanggung jawabnya dalam keluarga dan dalam belajar. Selain waktu, manajemen pemikiran juga solid, karena begitu menikah masalah-masalah dulu yang belum ada mendadak bermunculan secara serentak. Bagaimana memahami pasangan hidup baru, bagaimana jika hamil dan melahirkan, bagaimana mendidik anak, bagaimana mencari rumah -nebeng mertua atau cari kontrakan-, bagaimana bersikap kepada mertua, tetangga dan lain-lain, apalagi masih harus memikirkan pelajaran.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Pusing....? Semoga tidak. Sebenarnya menikah sambil kuliah bisa disiapkan sejak hari ini, bahkan juga sudah sejak SD. Modal awalnya adalah manajemen diri sendiri. Ketika seorang sudah sejak dahulu berlatih untuk hidup mandiri, akan mudah baginya untuk hidup berkeluarga. Misalnya saja sudah sejak SD bisa mencuci pakaian dan piring sendiri, mengatur waktu belajar, berorganisasi, dan bermain, mengatur keuangan sendiri, dan sebagainya. Kesiapan juga bisa diraih jika seseorang biasa menghadapi dan memecahkan problem hidupnya. Karena itu perlu organisasi dan bersaudara dengan orang lain, saling mengenal, memahami orang lain dan membantu kesulitannya.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> <span style="font-weight: bold; font-style: italic;font-family:arial;" >3. Belum Cocok
<br />
<br /></span> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Mungkin pula sudah lulus, sudah kerja, sudah berusaha cari calon pasangan tapi merasa belum menemukan pasangan yang cocok, sehingga belum jadi menikah pula, padahal sudah hampir tidak tahan ! Ini juga merupakan masalah yang bisa datang dari kedua belah pihak, baik pihak pemuda maupun pemudi. Kecocokan memang diperlukan. yang jadi ertimbangan dasar dan awal tetntu saja faktor agama, yaitu aqidah dan akhlaknya. Allah berfirman, yang artinya : </span></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">"Mereka (perrempuan-perempuan mukmin) tidak halal bagi laki-laki kafir. Dan laki-laki kafir pun tidak halal bagi mereka." (Al-Mumtahanah : 10)
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Rasulullah juga bersabda, "Wanita itu dinikahi karena 4 hal : karena kecantikannya, karena keturunannya, karena kekayaannya, dan karena agamanya. Menangkanlah dengan memilih agamanya maka taribat yadaaka (kembali kepada fitrah atau beruntung)." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain)
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Keadaan yang lain adalah nomor dua setelah pertimbangan agama. Namun kebanyakan di sinilah ketidakcocokannya. Sudah dapat yang agamanya bagus tapi kok nggak cocok pekerjaannya, nggak cocok latar belakang pendidikannya, nggak cocok hobinya, warna matanya kok begitu, pakai kacamata, kok hidungnya...dan lain-lain.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kalau mau mencari kekurangan tiap orang pasti punya kekurangan karena tidak ada manusia yang diciptakan secara sempurna. Sudah cantik, kaya, keturunan bangsawan, pandai, rajin, keibuan, penyayang, tidak pernah berbuat salah.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ketika seorang pemuda atau pemudi sudah mau menikah, memang seharusnya cari tahu dulu tentang calon pasangan hidupnya ke sahabatnya, saudaranya atau ustadznya, atau yang lainnya, baik kelebihan maupu kekurangannya. Jika sudah tahu, tanyakan pada diri sendiri, apakah bisa menerima dan memaklumi kekurangan serta kelebihan si dia. Rasulullah bersabda, yang artinya,</span></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">"Janganlah seorang mukmin laki-laki membenci mukmin perempuan. Bila dia membencinya dari satu sisi, tapi akan menyayang dari sisi lain." (HR.Muslim)
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Jadi, jangan hanya melihat kekurangannya saja, tapi juga perlu melihat kelebihannya. Ketika kekurangan sudah bisa diterima, kelebihan akan lebih bisa menimbulkan perasaan suka. Karea itu, jangan sampai sulit nikah karena dibikin sendiri.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> <span style="font-weight: bold; font-style: italic;font-family:arial;" >4. Belum Mantap
<br />
<br /></span> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Masalah satu ini juga bisa terjadi pada tiap orang pihak pemuda, pihak pemudi, baik yang sudah kerja atau yang belum, baik sudah lulus atau belum. Pertama kali, perlu diselidiki belum mantapnya itu karena apa, karena tak sedikit yang beralasan belum mantap, ketika ditelusuri larinya juga menuju ketiga masalah 'belum' di atas.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Namun ada juga yang belum mantap karena memang merasa persiapan dirinya kurang baik ilmu tentang pernikahan, keluarga, dan pernik-pernik di sekitarnya. Orang seperti ini malah tidak memusingkan masalah ketiga 'belum' di atas, karena memang dia merasa belum siap dan belum mampu.
<br />
<br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Solusinya tidak lain adalah mementapkan dan mempersiapkan diri. Hal ini bisa ditempuh lewat menuntut ilmu tentang pernikahan, dan keluarga, baik dengan menghadiri pengajian, yang membahas masalah tersebut atau dengan membaca buku-buku mengenainya. Penting pula untuk menimba pengalaman kepada orang yang sudah menikah, karena kadang-kadang buku-buku dan ceramah ilmiah dan formal tidak membahas masalah praktis yang detail yang diperlukan agar siap menikah.
<br />
<br />
<br /></span></span> </div><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-14309979660496066222011-08-14T03:15:00.000-07:002011-08-14T03:37:22.231-07:00Surat untuk Osama bin Laden<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/-1s_Dxsd6k4I/TkekR1y0VwI/AAAAAAAABIs/aMWlZI-RtZM/s1600/OsamAnis.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 365px; height: 166px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-1s_Dxsd6k4I/TkekR1y0VwI/AAAAAAAABIs/aMWlZI-RtZM/s320/OsamAnis.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5640657684709791490" border="0" /></a>
<br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Osama...
<br /></span><span style="font-family:arial;">kamu tidak pernah bilang padaku
<br /></span><span style="font-family:arial;">kalau kamu ingin meledakkan WTC dan Pentagon
<br /></span><span style="font-family:arial;">Bush juga tidak punya bukti sampai sekarang
<br /></span><span style="font-family:arial;">jadi aku memilih percaya pada cinta </span><span style="font-family:arial;">yang terpancar
<br />dibalik keteduhan matamu
<br /></span><span style="font-family:arial;">pada semangat pembelaan yang tersimpan
<br /></span><span style="font-family:arial;">dibalik lebatnya janggutmu
<br />
<br /></span> <span style="font-family:arial;">Osama...
<br /></span><span style="font-family:arial;">kamulah yang mengajar bangsa-bangsa yang bisu
<br /></span><span style="font-family:arial;">untuk bisa bicara
<br /></span><span style="font-family:arial;">maka mereka berteriak
<br /></span><span style="font-family:arial;">
<br />kamulah yang menanam bibit keberanian
<br /></span><span style="font-family:arial;">di ladang jiwa-jiwa orang-orang pengecut
<br /></span><span style="font-family:arial;">maka mereka melawan
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">kamulah yang menebar nikmat kemerdekaan
<br /></span><span style="font-family:arial;">di relung kalbu orang-orang tertindas
<br /></span><span style="font-family:arial;">maka mereka berjuang
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">kamulah yang mengobarkan harapan
<br /></span><span style="font-family:arial;">di langit hati orang-orang terjajah
<br /></span><span style="font-family:arial;">maka mereka memberontak
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Osama...
<br /></span><span style="font-family:arial;">kamulah yang mengunci mulut bangsa-bangsa adidaya
<br /></span><span style="font-family:arial;">supaya mereka terdiam
<br /></span><span style="font-family:arial;">maka mereka hanya bisa mengamuk
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">kamulah yang meruntuhkan keangkuhan</span><span style="font-family:arial;">
<br />dari jidat bangsa-bangsa arogan
<br /></span><span style="font-family:arial;">maka mereka terbungkam
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">kamulah yang merampas rasa aman
<br /></span><span style="font-family:arial;">dari jiwa bangsa-bangsa tiran
<br /></span><span style="font-family:arial;">maka mereka tak pernah bisa tidur nyenyak
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">kamulah yang merebut selera hidup
<br /></span><span style="font-family:arial;">dari langit hati bangsa-bangsa makmur itu
<br /></span><span style="font-family:arial;">maka mereka tak lagi menikmati hidup
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Osama oh Osama...
<br /></span><span style="font-family:arial;">Osama oh Osama...
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">mari kita nyanyikan lagu kemenangan
<br /></span><span style="font-family:arial;">bersama nurani anak-anak manusia
<br /></span><span style="font-family:arial;">yang telah menemukan kehidupannya
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Osama oh Osama...
<br /></span><span style="font-family:arial;">Osama oh Osama...
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">mari kita senandungkan nasyid keabadian
<br /></span><span style="font-family:arial;">bersama nurani anak-anak manusia
<br /></span><span style="font-family:arial;">yang merindukan taman-taman surga</span><span style="font-family:arial;">
<br />
<br /></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-jBsljGPrP9E/TkelBk4M7EI/AAAAAAAABI0/sELkiVqy3hw/s1600/Osama.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 231px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-jBsljGPrP9E/TkelBk4M7EI/AAAAAAAABI0/sELkiVqy3hw/s320/Osama.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5640658504802692162" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">
<br />(ternyata surat ini dijawab Osama bin Laden)</span><span style="font-family:arial;">
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;"></span></span><blockquote><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold;">Jawaban Osama</span>
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Saudaraku...</span><span style="font-family:arial;">
<br />suratmu sudah kuterima
<br /></span><span style="font-family:arial;">aku baik-baik saja disini
<br /></span><span style="font-family:arial;">aku masih minum teh di pagi hari
<br /></span><span style="font-family:arial;">dan menikmati sunset di sore hari
<br /></span><span style="font-family:arial;">aku juga masih mengendalikan bisnis
<br /></span><span style="font-family:arial;">dan mengontrol jaringan ALQAIDAH
<br /></span><span style="font-family:arial;">dari balik gua-gua Afganistan
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">tenanglah Saudaraku
<br /></span><span style="font-family:arial;">karena jadwal kematianku
<br /></span><span style="font-family:arial;">tidak ditulis di Pentagon atau Gedung Putih
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Saudaraku...
<br /></span><span style="font-family:arial;">Aku menonton aksi-aksi kalian di TV Al-Jazeera
<br /></span><span style="font-family:arial;">Aku senang kalian sudah mulai berani bicara
<br /></span><span style="font-family:arial;">Aku gembira kalian sudah mulai bilang tidak
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Aku bahagia kalian belajar jadi singa
<br /></span><span style="font-family:arial;">Aku terharu kalian miskin-miskin
<br /></span><span style="font-family:arial;">tapi mau nyumbang
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Aku terheran-heran kalian kecil-kecil
<br /></span><span style="font-family:arial;">tapi mau jihad ke Afganistan
<br /></span><span style="font-family:arial;">Aku pikir kalian ini anak-anak ajaib
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Saudaraku...
<br /></span><span style="font-family:arial;">Aku mau buka rahasia sama kamu
<br /></span><span style="font-family:arial;">tapi jangan bilang siapa-siapa...
<br /></span><span style="font-family:arial;">Kamu tahu tidak...?
<br /></span><span style="font-family:arial;">kenapa orang-orang taliban sayang padaku
<br /></span><span style="font-family:arial;">kata mereka ternyata karena aku lucu
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Bocah-bocah Afgan juga senang padaku
<br /></span><span style="font-family:arial;">kata mereka
<br /></span><span style="font-family:arial;">karena aku bawa mainan pesawat-pesawat Amerika untuk mereka
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Para pemulung Afganistan juga suka padaku
<br /></span><span style="font-family:arial;">kata mereka
<br /></span><span style="font-family:arial;">karena rudal-rudal Amerika itu
<br /></span><span style="font-family:arial;">bisa jadi besi tua yang laris
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Orang-orang Amerika itu terlalu serius
<br /></span><span style="font-family:arial;">padahal kita cuma sedang bermain di halaman surga
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Saudaraku...
<br /></span><span style="font-family:arial;">kalau nanti ALLAH memilihku jadi syahid
<br /></span><span style="font-family:arial;">utusanku akan datang menemuimu
<br /></span><span style="font-family:arial;">membawa sebuah pundi kecil
<br /></span><span style="font-family:arial;">itulah darahku...!!
<br /></span><span style="font-family:arial;">siramlah taman jihad di Ambon, Ternate dan Poso...
<br />
<br /></span><span style="font-family:arial;">Tapi kalau aku bisa mengubur
<br /></span><span style="font-family:arial;">keangkuhan Amerika disini..
<br /></span><span style="font-family:arial;">Aku akan datang ke Indonesia
<br /></span><span style="font-family:arial;">kamu tahu apa yang akan aku lakukan...?
<br /></span><span style="font-family:arial;">Aku hanya mau investasi di negerimu
<br />
<br /></span></blockquote>Download mp3nya <a href="http://lnk.co/SuratOsama">disini</a>
<br />
<br /><a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-78542909163969546132011-08-05T06:11:00.000-07:002011-08-05T06:11:00.469-07:00Pemimpin yang Sadar Diri<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-NvMnOtdGNiE/TjKz3IjLgsI/AAAAAAAABIU/HlxrIhG1TNE/s1600/pemimpin.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 166px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-NvMnOtdGNiE/TjKz3IjLgsI/AAAAAAAABIU/HlxrIhG1TNE/s320/pemimpin.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5634763843563127490" border="0" /></a><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ketika dibai’at menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz menangis tersedu-sedu.<br /><br /></span></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Beberapa penyair mendatanginya dengan maksud menghiburnya, tapi ia menolak. Melihat ayahnya menangis hamper seharian, anaknya juga berusaha mencari tahu penyebabnya, tapi tidak berhasil. Istrinya, Fatimah, lantas menemuinya dan bertanya, “Wahai suamiku, mengapa engkau menangis seperti ini?”<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Umar pun menjawab, “Sungguh aku telah diangkat untuk memimpin urusan umat Muhammad saw. Aku lalu termenung memikirkan nasib para fakir miskin yang sedang kelaparan, orang-orang sakit yang tidak bias berobat, orang-orang yang tidak bias membeli pakaian, orang-orang yang selama ini didzlimi dan tidak ada yang membela, orang-orang yang memiliki keluarga besar tapi hanya mempunyai sedikit harta, orang-orang tua yang tidak berdaya, orang-orang yang ditawan atau dipenjara, serta orang-orang yang bernasib menderita di pelosok negeri ini. Aku sadar dan tahu bahwa Allah pasti akan meminta pertanggungjawabanku atas amanah ini. Namun, aku khawatir tidak sanggup memberikan bukti bahwa aku telah melaksanakan ini dengan baik sehingga aku menangis.”<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Seraya menyeka air matanya, ia mengutip ayat, “Sesungguhnya aku takut kepada siksa hari yang besar (kiamat) jika mendurhakai Tuhanku.” (Q.S Yunus, 10 : 15)<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Adakah pemimpin saat ini yang memiliki kesadaran eskatologis (pertanggungjawaban di hari akhir) seperti Umar? Faktanya, para pemimpin cenderung berpesta pora ketika memperoleh kemenangan dalam pemilu (pilpres dan pemilukada), padahal amanah yang diberika nkepadanya itu sungguh berat dan harus dipertanggungjawabkan kepada public dan di hadapan pengadilan Allah SWT kelak. Menyadari betapa rakyatnya masih banyak yang miskin, menderita dan sengsara, Umar memutuskan tidak tinggal di istana, tapi hanya menempati rumah sederhana tanpa pengawal pribadi dan satpam.</span></span><br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Beliau juga menolak menggunakan fasilitas negara, termasuk berbagai perhiasan yang diwariskan khalifah Malik bin Marwan untuk istrinya. Ketika syahwat politik untuk berkuasa membara, seseorang biasanya menjual diri dengan janji-janji politik yang muluk-muluk. Tapi ketika berkuasa, ia cenderung lupa dan tidak sadar diri. Janji tinggal janji. Keadilan tidak ditegakkan. Kekuasaan dijalankan menurut hawa nafsunya. Rakyat dilupakan, bahkan disengsarakan.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Begitulah potret penguasa lupa diri sekaligus lupa Allah SWT. “Janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S Al-Hasyr, 59 : 19)<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Karena itu, penguasa harus sadar diri bahwa kekuasaan itu bukan kesempatan untuk meraih kenikmatan, tapi kesempatan untuk mengemban amanah yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan public dan Allah SWT.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"><br /><a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-64070007807841568982011-08-02T07:22:00.000-07:002012-01-28T03:00:27.088-08:00Bayangan Sang "Icon"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-j6OQ20ZMLeY/TiLyHmlwYaI/AAAAAAAABIM/OUJtYgA33nY/s1600/bayangan.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 225px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-j6OQ20ZMLeY/TiLyHmlwYaI/AAAAAAAABIM/OUJtYgA33nY/s320/bayangan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5630328696598454690" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kadang-kadang, pada suatu masa yang sama, dua orang pahlawan muncul secara bersamaan, pada bidang yang sama, tetapi dengan kadar kepahlawanan yang relatif berbeda. Salah satu diantara keduanya biasanya mengalami proses <span style="font-style: italic;">“iconisasi”</span>, atau <span style="font-style: italic;">“simbolisasi”</span>, dimana ia dianggap sebagai simbol dari zaman dan genrenya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Pada masyarakat yang sudah dewasa dan matang, proses iconisasi itu biasanya tidak berlanjut dengan proses sakralisasi. Umumnya mereka mengerti sang icon bukanlah segalanya. Ia hanyalah bagian dari sebuah karya bersama, sebuah kepahlawanan kolektif. Karena itu, setiap pahlawan tetap mendapatkan tempatnya yang layak dan terhormat, sebab masyarakat mereka cukup dewasa untuk menilai karya mareka secara objektif dan proporsional.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Namun, itu tidak terjadi dalam masyarakat yang belum dewasa dan matang, apalagi dalam masyarakat yang jumlah pahlawannya masih sangat sedikit. Simbol adalah bentuk penyederhanaan terhadap suatu makna yang abstrak. Kebutuhan akan simbol dalam masyarakat yang belum dewasa dan matang merupakan kebutuhan yang psiko-sosial yang sangat mendasar. Karena itu, kecenderungan untuk menyimbolkan suatu makna, misalnya perlawanan, pada sesosok tokoh, atau kecenderungan untuk meng-icon-kan sang tokoh, merupakan tradisi pada masyarakat tersebut.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ambillah contoh masyarakat kita. Soekarno, misalnya, hingga kini selalu dilukiskan sebagai “icon” revolusi kemerdekan Indonesia. Padahal sebenarnya, ada begitu banya pahlawan yang memberikan kontribusi yang boleh jadi lebih besar, atau sama besarnya, dengan kontribusi yang diberikan Soekarno. Namun di tengah masyarakat yang belum dewasa dan matang. Soekarno memang mendapatkan berkah ketidakdewasaan itu, yaitu dalam bentuk sikap sakralisasi Bangsa Indonesia terhadap dirinya sebagai <span style="font-style: italic;">“icon”</span> revolusi kemerdekaan. Bagsa kita telah melakukan tindakan penyederhanaan terhadap sejarah perjuangan kemerdekaannya sendiri, dengan meng <span style="font-style: italic;">“icon”</span> kan Soekarno.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Akan tetapi, ketidakdewasaan itu tidak selalu merupakan berkah bagi icon. Sebab, ketidakdewasaan dapat mendorong sebuah masyarakat melakukan iconisasi secara sangat sederhana, seperti juga ketidakdewasaan dapat mendorong mereka melakukan penghukuman yang sadis, begitu mereka kecewa. Dan itulah yang terjadi pada diri Soekarno. Ia ternyata tidak terlalu menikmati akhir hidup yang diberikan Bangsa Indonesia kepadanya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Masalahnya mungkin pada para pahlawan lain yang hidup di bawah bayang-bayang sang icon. Mereka mungkin tidak mendapatkan kehormatan sejarah yang sama dengan sang icon. Namun, apakah yang membuat mereka mampu melanjutkan semagat kepahlawanannya, jika reward dari sejarah ternyata terasa kurang <span style="font-style: italic;">“fair”</span>?<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kuncinya adalah keikhlasan. Dan keikhlasan yang membawa kita kepada sebuah hakikat besar yang abadi; hakikat kehidupan akhirat yang abadi. Di sana setiap orang akan mendapatkan tempatnya yang layak, adil, dan objektif. Disana tidak ada penyederhanaan, tidak ada simbolisasi, tidak ada iconisasi. Keikhlasanlah yang membuat kita dapat menerima keluguan masyarakat kita dengan lapang dada, sebagaimana kita dapat menerima ketidakadilan sejarah dengan kebesaran jiwa dan tetap bekerja di bawah bayang-bayang pahlawan lain yang terlanjur ter-icon kan di tengah masyarakat.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2012/02/nila.html">[Selanjutnya]</a><br /></span></div><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2011/07/pusat-keunggulan.html">[Sebelumnya]</a><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2010/01/serial-kepahlawanan.html">[SERIAL KEPAHLAWANAN]</a></span><br /></div><div style="text-align: center;"><br /></div> </div><span style="font-size:100%;"> <a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-9433646369063496802011-07-28T06:00:00.000-07:002012-01-27T21:40:38.199-08:00Indahnya Cinta Jiwa<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-t9KO--KUGbk/TiLed9m2fDI/AAAAAAAABH8/LxoiZq_n9lM/s1600/cinta_allah.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 303px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-t9KO--KUGbk/TiLed9m2fDI/AAAAAAAABH8/LxoiZq_n9lM/s320/cinta_allah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5630307090501631026" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Tidak ada yang lebih indah dalam sejarah perasaan manusia seperti saat-saat ketika ia sedang jatuh cinta. Bukan karena dunia disekeliling kita berubah pada kenyataannya. Tapi saat-saat jatuh cintalah yang seketika mengubah persepsi kita tentang dunia disekeliling kita. Tidak selalu karena wanita yang kita cintai itu memang cantik pada kenyataannya. Tapi cinta kita padanya yang membuat cantik di mata kita.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Saat jatuh cinta adalah saat di mana persepsi kita mengalamai shifting pada semua realitas yang ada di sekeliling kita. Kadang kita mungkin mengelabuhi diri sendiri. Tapi itu puncak subjektifitas yang justru mengubah kita menjadi lebih positif dalam kita memandang segala sesuatu.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Seperti indahnya subjektifitas pada dunia anak-anak. Bagi mereka realitas yang sesungguhnya adalah realitas yang mereka persepsikan. Bukan realitas yang ada di luar sana seperti yang dilihat oleh orang dewasa. Bangku bisa dipersepsi sebagai rumah. Tongkat bia dipersepsi sebagai senjata. Dunia menjadi sangat ringan dan fleksibel di mata mereka. Karena itu dunia anak selalu indah, selalu penuh kenangan.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Begitu juga saat kita jatuh cinta. <span style="font-style: italic;">Shifting </span>pada persepsi kita membuat dunia kita serasa jadi realitas lain yang begitu indah. Dan itu membawa kenyamanan pada rongga dada kita. Karena perasaan kita seketika berbunga-bunga. Karena, kata Ibnu Hazem, ruh kita seketika jadi ringan dan lembut, badan kita seketika wangi, senyum kita seketika mengembang lebar, benci dan dendam dan angkara murka seketika lenyap dari ruang hati kita, dan tiba-tiba saja yang bukan penyair jadi penyair, yang tidak bisa bernyanyi menjadi penyanyi.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Suatu saat, seorang raja bingung menyaksikan putera mahkotanya begitu pemalas, apatis, tidak bergairah, tidak berminat pada ilmu pengetahuan, tidak bisa pidato. Ia gundah, karena putera mahkotanya sama sekali tidak layak jadi raja. Maka sang raja memerintahkan seorang dayang cantik istana untuk menggoda sang putera mahkota.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bilang padanya, pesan sang raja pada dayang cantik itu, aku sangat mencintaimu dan bersedia jadi permaisurinya. Nanti kalau hatinya sudah berbunga-bunga, bilang lagi padanya-lanjut sang raja-tapi ada syaratnya, kamu harus bersemangat, lebih rajin dan mau menyiapkan diri jadi raja, dan aku percaya kamu bisa.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Firasat sang raja ternyata benar. Putera mahkota seketika berubah: ia mengubah penampilannya jadi keren dan wangi, ia mempelajari berbagai macam ilmu, ia juga tampil berpidato, ia juga menulis. Saat jatuh cinta telah mengubah persepsinya tentang dirinya dan dunianya, seketika membangkitkan semangat hidupnya, dan meledakkan semua potensinya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic;">Shifting</span> pada persepsi mengembalikan sisi kekanakan kita saat kita jatuh cinta. Itu keindahan yang mempertemukan kita dengan sisi kemanusiaan kita; subjektif, melankolis, kekanakan, tapi positif. Dan indah.<br /><br /></span></span><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ><br /></span><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: right;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2012/02/akhir-sejarah-cinta-kita.html">[Selanjutnya]</a><br /></span><div style="text-align: left;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2011/06/karena-jiwa-punya-hajat.html">[Sebelumnya]</a><br /></div></div><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;"></a></span><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2010/01/serial-cinta.html">[SERIAL CINTA]</a></span><br /></div><br /></div><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-74587692987285368792011-07-24T05:31:00.000-07:002012-01-27T21:17:06.832-08:00Peta Para Pembebas<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/-OTc_97JaTW4/TiLYACp0GwI/AAAAAAAABH0/LAXSzTvXxRA/s1600/Peta.gif"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 268px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-OTc_97JaTW4/TiLYACp0GwI/AAAAAAAABH0/LAXSzTvXxRA/s320/Peta.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5630299979390393090" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Mimpinya belum rampung ketika Al Balazry menghembuskan nafasnya yang terakhir tahun 279 H. Ia telah mengembara ke seluruh wilayah yang telah dibebaskan Islam di zamannya dan mengumpulkan data sejarah peta geografi penyebaran Islam secara lengkap. Buku dengan judul Futuhul Burdan itu –dalam perkiraan para sejarawan- seharusnya terbit dalam 40 jilid.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Walaupun begitu, kita toh tetap bisa membaca ringkasan buku itu dan mendapatkan gambaran pola penyebaran Islam secara geografis. Hampir semua penyebaran lewat darat dengan sedikit pengecualian pada wilayah yang dimasuki via laut sejak zaman Utsman bin Affan. Tapi dengan hanya mengandalkan kuda dan unta sebagai alat transportasi utama, hampir tidak dapat dipercaya bahwa Islam tiba-tiba telah menyeba ke tiga benua dalam tempo yang sangat sigkat. Bahkan konflik berdarah yang mengakhiri dinasti Umayyah di Damaskus pada decade ketiga abad kedua hijriyah membuahkan hasil wilayah teritori baru di utara Afrika kemudian di semenanjung Iberia. Abdurrahman Ad Dakhil, satu-satunya anggota klan keluarga Bani Umayyah yang selamat dari pembantaian, berlari menyelamatkan diri ke Afrika Utara, lalau mendirikan kerajaan dan seterusnya membebaskan Andalusia. Di sana mendirikan kerajaan yang bertahan lebih dari setengah millennium.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Pemetaan geografi yang baik telah membantu para komandan pasukan pembebasan menemukan jalur ekspansi yang efektif sepanjang sejarah. Sementara Khalid bin Walid menaklukan seluruh wilayah Syam, Amr bin ‘Ash memimpin pembebasan di Mesir sampai ke selatan Afrika, lalu Saad bin Abi Waqas membebaskan Persia dan seterusnya merangsek masuk ke seluruh Asia Tengah dan Selatan. Kelak dari jalur itu pula pasukan Bani Saljuk yang menjadi cikal bakal khilafah Utsmany merangsek masuk Konstantinopel. Gerbang sebelah timur menuju Eropa terbuka lebar, melengkapi gerbang sebelah barat yang lebih dulu telah dibuka Abdurrahman Ad Dakhil.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Itu semua menjadi mungkin karena letak jazirah Arab di mana nabi dan risalah terakhir diturunkan ada persis di pertigaan tiga benua itu: Asia, Afrika dan Eropa. Di luar penjelasan budaya dan sosial politik, peta geografi ini menjadi dasar penentuan geostrategi penyebaran Islam.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Itulah faktanya. Itu pula hikmah dan penjelasannya mengapa Allah memilih jazirah Arab sebagai tempat turunnya wahyu dan nabi terakhir. Sebab, “Allah lebih tahu dimana Ia menurunkan risalah-Nya” (QS. Al-An’am: 124)<br /><br /></span> </span></div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Pesannya pun sama: “berjalanlah di seluruh penjuru bumi dan lihatlah apa akibat yang menimpa orang-orang yang mendustakan agama”. Itu agar kita terbiasa berpikir ruang dan memiliki kemampuan pemetaan.<br /><br /></span></span><span class="fullpost"><br /></span><div style="text-align: right;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2012/01/mengenang-masa.html">[Selanjutnya]</a><br /></div><div style="text-align: left;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2011/06/mengenal-ruang.html">[Sebelumnya]</a><br /></div><div style="text-align: center;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2010/01/serial-pembelajaran.html">[SERIAL PEMBELAJARAN]</a><br /></div></div><span style="font-size:100%;"> <a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-29084348078599493512011-07-20T04:52:00.000-07:002011-07-20T04:52:00.463-07:00Sajak Seorang Tua di Bawah Pohon<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/-uFqKL9TaObQ/TiLS64vlDbI/AAAAAAAABHk/xYppJwX6e4w/s1600/Pohon.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 269px; height: 187px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-uFqKL9TaObQ/TiLS64vlDbI/AAAAAAAABHk/xYppJwX6e4w/s320/Pohon.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5630294393272733106" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Inilah sajakku,</span></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">seorang tua yang berdiri di bawah pohon meranggas,</span></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">dengan kedua tangan kugendong di belakang,</span></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">dan rokok kretek yang padam di mulutku.</span></span><span style="font-family:arial;"><br /><br />Aku memandang zaman.</span> </div><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Aku melihat gambaran ekonomi</span><br /><span style="font-family:arial;">di etalase toko yang penuh merk asing,</span><br /><span style="font-family:arial;">dan jalan-jalan bobrok antar desa</span><br /><span style="font-family:arial;">yang tidak memungkinkan pergaulan.</span><br /><span style="font-family:arial;">Aku melihat penggarongan dan pembusukan.</span><br /><span style="font-family:arial;">Aku meludah di atas tanah.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Aku berdiri di muka kantor polisi.</span><br /><span style="font-family:arial;">Aku melihat wajah berdarah seorang demonstran.</span><br /><span style="font-family:arial;">Aku melihat kekerasan tanpa undang-undang.</span><br /><span style="font-family:arial;">Dan sebatang jalan panjang,</span><br /><span style="font-family:arial;">penuh debu,</span><br /><span style="font-family:arial;">penuh kucing-kucing liar,</span><br /><span style="font-family:arial;">penuh anak-anak berkudis,</span><br /><span style="font-family:arial;">penuh serdadu-serdadu yang jelek dan menakutkan.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Aku berjalan menempuh matahari,</span><br /><span style="font-family:arial;">menyusuri jalan sejarah pembangunan,</span><br /><span style="font-family:arial;">yang kotor dan penuh penipuan.</span><br /><span style="font-family:arial;">Aku mendengar orang berkata :</span><br /><span style="font-family:arial;">"Hak asasi manusia tidak sama dimana-mana.</span><br /><span style="font-family:arial;">Di sini, demi iklim pembangunan yang baik,</span><br /><span style="font-family:arial;">kemerdekaan berpolitik harus dibatasi.</span><br /><span style="font-family:arial;">Mengatasi kemiskinan</span><br /><span style="font-family:arial;">meminta pengorbanan sedikit hak asasi"</span><br /><span style="font-family:arial;">Astaga, tahi kerbo apa ini!</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Apa disangka kentut bisa mengganti rasa keadilan?</span><br /><span style="font-family:arial;">Di negeri ini hak asasi dikurangi,</span><br /><span style="font-family:arial;">justru untuk membela yang mapan dan kaya.</span><br /><span style="font-family:arial;">Buruh, tani, nelayan, wartawan, dan mahasiswa,</span><br /><span style="font-family:arial;">dibikin tak berdaya.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">O, kepalsuan yang diberhalakan,</span><br /><span style="font-family:arial;">berapa jauh akan bisa kau lawan kenyataan kehidupan.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Aku mendengar bising kendaraan.</span><br /><span style="font-family:arial;">Aku mendengar pengadilan sandiwara.</span><br /><span style="font-family:arial;">Aku mendengar warta berita.</span><br /><span style="font-family:arial;">Ada gerilya kota merajalela di Eropa.</span><br /><span style="font-family:arial;">Seorang cukong bekas kaki tangan fasis,</span><br /><span style="font-family:arial;">seorang yang gigih, melawan buruh,</span><br /><span style="font-family:arial;">telah diculik dan dibunuh,</span><br /><span style="font-family:arial;">oleh golongan orang-orang yang marah.<br /><br /></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-7Vv3TG73bA8/TiLVNEVNR6I/AAAAAAAABHs/O6SHEh-YrMU/s1600/Orangtua.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 203px; height: 248px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-7Vv3TG73bA8/TiLVNEVNR6I/AAAAAAAABHs/O6SHEh-YrMU/s320/Orangtua.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5630296904644249506" border="0" /></a><br /><span style="font-size:100%;"><br /><span style="font-family:arial;">Aku menatap senjakala di pelabuhan.</span><br /><span style="font-family:arial;">Kakiku ngilu,</span><br /><span style="font-family:arial;">dan rokok di mulutku padam lagi.</span><br /><span style="font-family:arial;">Aku melihat darah di langit.</span><br /><span style="font-family:arial;">Ya! Ya! Kekerasan mulai mempesona orang.</span><br /><span style="font-family:arial;">Yang kuasa serba menekan.</span><br /><span style="font-family:arial;">Yang marah mulai mengeluarkan senjata.</span><br /><span style="font-family:arial;">Bajingan dilawan secara bajingan.</span><span style="font-family:arial;"><br />Ya! Inilah kini kemungkinan yang mulai menggoda orang.</span><br /><span style="font-family:arial;">Bila pengadilan tidak menindak bajingan resmi,</span><br /><span style="font-family:arial;">maka bajingan jalanan yang akan diadili.</span><br /><span style="font-family:arial;">Lalu apa kata nurani kemanusiaan?</span><br /><span style="font-family:arial;">Siapakah yang menciptakan keadaan darurat ini?</span><br /><span style="font-family:arial;">Apakah orang harus meneladan tingkah laku bajingan resmi?</span><br /><span style="font-family:arial;">Bila tidak, kenapa bajingan resmi tidak ditindak?</span><br /><span style="font-family:arial;">Apakah kata nurani kemanusiaan?</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">O, Senjakala yang menyala!</span><br /><span style="font-family:arial;">Singkat tapi menggetarkan hati!</span><br /><span style="font-family:arial;">Lalu sebentar lagi orang akan mencari bulan dan bintang-bintang!</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">O, gambaran-gambaran yang fana!</span><br /><span style="font-family:arial;">Kerna langit di badan yang tidak berhawa,</span><br /><span style="font-family:arial;">dan langit di luar dilabur bias senjakala,</span><br /><span style="font-family:arial;">maka nurani dibius tipudaya.</span><br /><span style="font-family:arial;">Ya! Ya! Akulah seorang tua!</span><br /><span style="font-family:arial;">Yang capek tapi belum menyerah pada mati.</span><br /><span style="font-family:arial;">Kini aku berdiri di perempatan jalan.</span><br /><span style="font-family:arial;">Aku merasa tubuhku sudah menjadi anjing.</span><br /><span style="font-family:arial;">Tetapi jiwaku mencoba menulis sajak.</span><br /><span style="font-family:arial;">Sebagai seorang manusia.<br /><br /></span> <a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-41755565864137968372011-07-16T09:30:00.000-07:002011-07-16T09:30:00.615-07:00KulTwitt tentang #ibu oleh @salimafillah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-kCxOcTo7oF4/ThnYpYRZfuI/AAAAAAAABHc/_b3Jmlj40UY/s1600/ibu.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 248px; height: 320px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-kCxOcTo7oF4/ThnYpYRZfuI/AAAAAAAABHc/_b3Jmlj40UY/s320/ibu.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627767414777806562" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">1. Pertama kali kau menyapaku. Tanpa suara. Tetapi sangat asih. Dari diriku yang paling dalam. Disini. #Ibu. Aku di sini.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">2. Menjadi #Ibu. Bagi jiwa perempuan penuh kasih adalah mimpi yang dilatih dengan kerinduan, cinta & asahan rasa. Ia mencahaya dalam jiwa.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />3. Seruak cita itu adalah fitrah terindah yang dikaruniakan Allah. Kecenderungan, rasa, kemuliaan! #Ibu! Mulia dengan tapak kaki juangnya.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />4. Sebab tak seorang pria pun termuliakan begitu tinggi hingga surga berada di telapak kaki. Demi Allah, tak seorang lelaki jua. Hanya #Ibu.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />5. #Ibu! Panggilan yang begitu menggetarkan, membiruharu, menggemakan rasa terdalam di lubuk rasa setiap wanita. Ia menggeletarkan cinta.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />6. Ada imaji surgawi & gairah hayat menggelora tiap kali kata tiga huruf itu diteriakkan oleh sosok-sosok mungil nan sambut kehadiran. #Ibu!</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />7. #Ibu, madrasah cantik, tempat anak-anak pertanyakan semesta dgn bahasa paling akrab, harapan paling memuncak, & keingintahuan plg dalam.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />8. #Ibu. Dia dermaga nan paling tenang tuk melabuh hati saat mereka merasa teraniaya. Dia belai paling menenteramkan saat mereka gelisah.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />9. #Ibu Dia dekapan paling memberi rasa aman saat ketakutan. Dia bahu paling kukuh untuk merebah, bertahan dari amuk badai kesedihan.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />10. #Ibu Dia perpustakaan terlengkap, kelas ternyaman, gelanggang terlapang. Tak pernah ia bisa digantikan oleh gedung-gedung tanpa nyawa.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />11. #Ibu Panggilan yang meneguhkan keutamaan; diulangkan, didahulukan. Sang Rasul sebut Ibumu tiga kali di depan, ayahmu menyusul kemudian.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />12. #Ibu, panggilan perjuangan. Cantik nian senyumnya walau pegal bawa kandungan, susah memilih baringan, bengkak kaki & mual tak tertahan.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />13. #Ibu, panggilan kepahlawanan. Seribu sakit berhimpun, tulang berlolosan, syaraf tercabik, robekan pedih, darah bersimbah. Lalu senyum.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />14. #Ibu, degub jantungnya menenangkan saat kita didekap mesra, dia relakan jiwa raganya diserap untuk memberi hidup pada makhluq nan baru.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />15. Ada pemuda nan berbakti pada #Ibu di masa ‘Umar. Dia menyuapi, mengipas lalat, mengelap peluh, memandikan, urus segala hajat kekotoran.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />16. Pemuda itu gendong #Ibu-nya sepanjang jalan. Tiap henti, dia merangkak lengkungkan badan lindungi sang ibu dari mentari & terpaan hujan.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />17. “Cukupkan ini untuk membalas segala kebaikan #Ibu di waktu kecilku?”, tanyanya. “Tidak, sama sekali tidak!”, jawab ‘Umar berkaca-kaca.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />18. “Sebab #Ibu-mu dulu lakukan semua itu sambil mendoa bagi kehidupanmu. Sementara engkau kini melakukannya sembari menanti kematiannya.”</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />19. #Ibu, ada wanita yang kini enggan menjadi kata itu. Maka kemuliaan pun enggan menyapa, seirama anggapan bahwa anak adalah belenggu.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />20. #Ibu Ketika kata itu dianggap neraka atau penjara, mereka tertuntun memasuki jerat kesendirian yang menuakan, menghampakan, mematikan.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />21. #Ibu Ketika kata itu diabaikan, ia enggan menyediakan dermaga tempat para wanita menambat perahu hati, berlabuh dari galau kehidupan.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />22. Mungkin memang tak sederhana. Sebab menjadi #Ibu adalah anugerah yang tak semua meraih agungnya. Bahkan imanpun, tak bisa menjaminkan.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />23. Sebagaimana Aisyah. Dia ummul mukminin, #Ibu dari semua orang beriman. Tetapi mengandung, melahirkan, menyusui, menimang sibir tulang?</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />24. Tidak. Aisyah tak diberi Allah luap rasa yang melekati hakikat kata #Ibu itu. Tapi rindu & sabar hati adalah jua kesempatan berpahala.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />25. Di lain sosok, kegelisahan, kecemasan, malu & pilu hati jika panggilan #Ibu itu tak segera hadir adalah ujian lain yang menyesakkan.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />26. Alasan kesehatan, gangguan organ, serangan kuman, usia rawan persalinan, menjadi gurita kecemasan lain yang mencoraki ujian jadi #Ibu.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />27. Allah menjawab doa hambaNya; istri Ibrahim dgn si shalih Ishaq, istri Imran dgn si suci Maryam, istri Zakariya dgn si alim Yahya. #Ibu</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />28. Mereka rayakan syukur karunia setelah penantian panjang, tubuh nan uzur, uban memutih, doa menghiba, dan rasa yang tersembilu. #Ibu</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />29. Menjadi #Ibu, kadang jua ujian yang membuat terragukannya suci & ibadah nan terjaga, seperti dialami #Maryam #Maria, ibunda #Isa #Yesus.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />30. Begitulah kurnia besar nan di-#SYUKUR-i, #Isa #Yesus nan tiada duanya; selalu jua merupakan ujian besar yang harus di-#SABAR-i #Ibu-nya.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />31. Menjadi #Ibu; melahirkan ataupun tidak; ba’da ikhtiar paling gigih, doa paling tulus, dan tawakkal paling pasrah, adalah kemuliaan utuh.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />32. Menjadi #Ibu hakiki, Agar Bidadari Cemburu Padamu, terfahamlah kita; kau takkan tersaingi oleh jelita surgawi itu selama-lamanya;) #ABCP<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> <a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-56555469055193198852011-07-13T08:31:00.000-07:002011-07-13T08:31:00.356-07:00Bayi Lahir Bulan Mei 1998<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/-Aqqf-BFekCI/ThnJEhQ_BpI/AAAAAAAABG0/cFsud8N-jeI/s1600/bayi.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-Aqqf-BFekCI/ThnJEhQ_BpI/AAAAAAAABG0/cFsud8N-jeI/s320/bayi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627750288862414482" border="0" /></a><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Dengarkan itu ada bayi mengea di rumah tetangga<br /></span><span style="font-family:arial;">Suaranya keras, menangis berhiba-hiba</span><br /><span style="font-family:arial;">Begitu lahir ditating tangan bidannya</span><br /><span style="font-family:arial;">Belum kering darah dan air ketubannya</span><br /><span style="font-family:arial;">Langsung dia memikul hutang di bahunya<br /></span><span style="font-family:arial;">Rupiah sepuluh juta</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Kalau dia jadi petani di desa</span><br /><span style="font-family:arial;">Dia akan mensubsidi harga beras orang kota</span><br /><span style="font-family:arial;">Kalau dia jadi orang kota</span><br /><span style="font-family:arial;">Dia akan mensubsidi bisnis pengusaha kaya</span><br /><span style="font-family:arial;">Kalau dia bayar pajak</span><br /><span style="font-family:arial;">Pajak itu mungkin jadi peluru runcing</span><br /><span style="font-family:arial;">Ke pangkal aortanya dibidikkan mendesing</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Cobalah nasihati bayi ini dengan penataran juga</span><br /><span style="font-family:arial;">Mulutmu belum selesai bicara</span><br /><span style="font-family:arial;">Kau pasti dikencinginya.<br /><br /></span> <a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-63048917162940690282011-07-10T08:53:00.000-07:002011-07-10T09:30:17.930-07:00Menjaga Kebersihan dan Kesucian<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-wGDLFh0pRRM/ThnRqLmzqbI/AAAAAAAABHU/ioKr2hmg3m8/s1600/bersih-6-300x225.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-wGDLFh0pRRM/ThnRqLmzqbI/AAAAAAAABHU/ioKr2hmg3m8/s320/bersih-6-300x225.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627759731976415666" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ada dua istilah yang kadang menjadi satu dan kadang terpisah kondisinya, bersih dan suci. Kadang kita menemukan tempat yang tampak sangat bersih, namun tidak suci. Sebagaimana kita temukan pula tempat yang suci, namun tampak tidak bersih. Semestinyalah kebersihan dan kesucian menjadi satu kesatuan yang tidak dipisahkan, karena akan menjadi masalah apabila keduanya berada dalam kondisi yang terpisah.</span></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Bersih itu terkait dengan kotoran yang sifatnya umum. Sedangkan suci terkait dengan najis. Semestinya keduanya menjadi satu kesatuan, agar seluruh bagian dari kehidupan kita menjadi bersih dan suci, sehingga menjadi modal untuk menjalani kehidupan dalam berbagai bidang. Hidup yang bersih dan suci, hidup yang terjauhkan dari berbagai macam kekotoran dan najis.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Jika kita bepergian ke berbagai negara yang mayoritas warganya bukan beragama Islam, salah satu yang sering menjadi pertanyaan adalah aspek kesucian tempat. Bukan aspek kebersihannya. Sangat mudah kita jumpai sarana publik yang sangat bersih, karena sudah menjadi standar kehidupan masyarakat di negara maju. Namun masalah kesucian menjadi sangat penting bagi umat muslim karena menjadi bagian dari ritual ibadah.<br /><br /></span></span><a href="http://4.bp.blogspot.com/-UgleuQplDSQ/ThnQwBGcNBI/AAAAAAAABHM/njIQuz4alWk/s1600/bersih-300x286.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 286px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-UgleuQplDSQ/ThnQwBGcNBI/AAAAAAAABHM/njIQuz4alWk/s320/bersih-300x286.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627758732723893266" border="0" /></a><br /></div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Kesucian dan kebersihan badan, pakaian dan tempat tinggal atau tempat kegiatan merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan bagi umat Islam agar bisa melaksanakan ibadah yang dikatakan sebagai “tiang agama”, yakni shalat. Tidak hanya itu, bahkan kesucian dan kebersihan itu sendiri menjadi landasan untuk melakukan setiap bentuk ibadah. Umat Islam dididik untuk tidak suka kepada hal yang kotor, agama menuntut mereka untuk senantiasa menjaga kebersihan, di setiap tempat, di setiap saat. Kesucian dan kebersihan mencakup bersihnya lahir maupun batin.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Kalau kita renungkan, sebenarnya kebersihan itu sendiri merupakan hal yang fitrah, artinya ia merupakan kebutuhan setiap manusia yang sehat akalnya. Tanpa ajaran agama pun, manusia juga punya kecenderungan untuk senantiasa bersih. Namun dalam agama Islam ternyata kebersihan dan kesucian ini menjadi satu titik perhatian yang sangat penting. Begitu tinggi nilai kebersihan dan kesucian, sehingga dihadirkan dalam beberapa ayat untuk senantiasa menjaga kebersihan :</span></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic;">“Dan pakaianmu bersihkanlah”</span> (Al Mudatsir : 4)</span></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic;">“Dan jika kamu junub maka mandilah”</span> (Al Maidah : 6)</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span><a href="http://3.bp.blogspot.com/-B02L5m9TraQ/ThnONJFzpTI/AAAAAAAABHE/6k0SPvTKjSQ/s1600/bersih-2-230x300.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 230px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-B02L5m9TraQ/ThnONJFzpTI/AAAAAAAABHE/6k0SPvTKjSQ/s320/bersih-2-230x300.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627755934550041906" border="0" /></a><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Kebersihan dan kesucian memang modal utama. Dalam ilmu kesehatan juga kita jumpai, segala hal yang kotor itu cenderung mendatangkan penyakit. Rumah yang kotor, pakaian yang kotor, dan tubuh yang kotor lebih cepat mendatangkan penyakit, termasuk pula jiwa yang kotor. Allah Ta’ala mencintai hambanya yang senantiasa menjaga kebersihan, baik lahir maupun bathin.</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic;"><br />“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri”</span> (Al Baqarah : 222)<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic;">“Dan Allah mencintai orang-orang yang bersih” </span>(At Taubah : 108)<br /><br /></span> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bahkan untuk hal yang kelihatannya sangat sepele, seperti membersihkan diri setelah kencing, tetapi ternyata pengaruhnya sangat besar. Suatu ketika Nabi saw lewat pada dua buah kubur, lalu sabdanya :</span></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic;">“Kedua mereka sedang disiksa, dan disiksa itu bukanlah disebabkan pekerjaan berat. Salah seorang diantaranya adalah karena tak hendak bersuci dari kencingnya sedang yang lain ialah karena pergi mengadu domba”</span> (HR Jama’ah)<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ternyata amat besar akibat yang diderita oleh orang-orang yang menyepelekan kebersihan dan kesucian. Maka Nabi saw menegaskan :</span></span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic;">“Kebersihan itu sebagian dari iman”</span> (HR. Muslim dan Ahmad)<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Hal ini tentu semakin menyadarkan kita akan arti penting kebersihan. Seluruh aktivitas semestinya bermula dari kebersihan dan kesucian. Kebersihan niat, yakni ikhlas dalam pengerjaan. Kebersihan tujuan, yakni melakukan kebaikan. Kebersihan badan, pakaian dan tempat, sangat menunjang kekhusyukan ibadah yang kita lakukan. Oleh karena itu, bisa kita pahami mengapa sampai dikatakan sebagian atau bahkan separuh dari iman.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic;">“Kemudian Nabi menyebut seorang laki-laki yang pergi jauh dalam keadaan kotor rambutnya, kotor mukanya, memanjangkan tangannya ke langit seraya berkata : “Ya Rabbi, ya Rabbi”, sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimanakah mungkin akan dikabulkan doanya ?”</span> (HR. Muslim)<br /><br /></span></span><a href="http://2.bp.blogspot.com/-hrddsqNonB0/ThnMa453MWI/AAAAAAAABG8/GGly14IvtiI/s1600/bersih-4-300x227.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 227px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-hrddsqNonB0/ThnMa453MWI/AAAAAAAABG8/GGly14IvtiI/s320/bersih-4-300x227.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627753971699888482" border="0" /></a><br /></div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Mari kita selalu menjaga kebersihan dan kesucian. Bersih hati, bersih pikiran, bersih badan, bersih amal kegiatan. Dari kebersihan dan kesucian diri ini, kita membersihkan dan mensucikan segala yang kotor : politik yang kotor, ekonomi yang kotor, budaya yang kotor, pemerintahan yang kotor, birokrasi yang kotor, legislatif yang kotor, peradilan yang kotor, aparat yang kotor. Semua yang kotor bisa dibersihkan dan disucikan dengan sarana yang bersih dan suci pula.<br /><br />Sumber : <a href="http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1298">Cahyadi Takariawan</a><br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> <a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-74295957340780368432011-07-07T13:59:00.000-07:002011-07-17T07:27:33.856-07:00Pusat Keunggulan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-WbQqzNbbJFE/Tg-KNtWbYKI/AAAAAAAABGs/hYlGGt_uidw/s1600/pusat.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 195px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-WbQqzNbbJFE/Tg-KNtWbYKI/AAAAAAAABGs/hYlGGt_uidw/s320/pusat.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5624866427725635746" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Para pahlawan mengajarkan sebuah kaidah kepada kita; seseorang hanya akan menjadi bisa meledak sebagai pahlawan jika ia bekerja secara optimal pada kompetensi intinya. Sebab, pekerjaan-pekerjaan yang kita tuntaskan yang kemudian membuat kita dicatat sebagai pahlawan, akan dijadikan mudah oleh Allah SWT karena Ia memang menyiapkan kita untuk pekerjaan itu.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Akan tetapi, sebenarnya tidak ada manusia yang dapat menemukan seluruh potensi dalam dirinya sekaligus. Seperti tambang yang tersembunyi di perut bumi, setiap kita membutuhkan waktu yang panjang untuk mengeksplorasi, menemukan, baru kemudian menggali dan mengeksploitasinya. Sebelum diakhiri oleh kematian, setiap potensi yang kita temukan dalam diri kita tidak pernah bersifat final. Yang bisa kita lakukan adalah membuat model-model analog, misalnya peta, yang dapat menghampiri gambaran keseluruhan potensi diri kita.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Karena itu, pencarian tidak boleh berhenti. Proses pemotretan dan pemetaan harus terus berlanjut. Kita hanya harus memastikan bahwa semua potensi yang telah kita temukan langsung terpakai secara maksimal. Inilah konsep yang disebut sebagai pengenalan berkesinambungan.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Namun, di sini muncul sebuah pertanyaan, “Bagaimana cara mengetahui, pada akhirnya bahwa inilah kompetensi inti kita, atau bahwa inilah pusat keunggulan kita?”<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kompetensi inti atau pusat keunggulan biasanya dicirikan beberapa hal. Misalnya, adanya minat yang tinggi terhadap suatu bidang, kemampuan penguasaan cepat dalam bidang itu, kegembiraan natural saat menjalaninya, oplimisme pada kemampuan pengembangan lebih jauh, dan seterusnya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Lihatlah misalnya dua tokoh yang sudah berulang kali kita kaji: Umar Bin Khattab dan Khalid Bin Walid. Mereka sama-sama berasal dari klan Bani Makhzum, memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar, wajah yang sangat mirip, dan bangunan karakter yang sama, yang digambarkan dengan kata kunci “prajurit”.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Akan tetapi, Abbas Mahmud A1-’Aqqad, yang menulis biografi kedua pahlawan yang jenius itu, menemukan perbedaan yang tipis pada tipologi keprajuritan di antara keduanya. Keprajuritan pada Khalid bersifat agresif, sementara keprajuritan pada Umar bersifat pembelaan. Kedua tipologi ini, tentu saja, baru akan optimal, jika masing- masing disalurkan pada peran dan fungsi yang sesuai dengan tabiatnya.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Agaknya inilah yang menjelaskan mengapa Khalid Bin Walid selalu mendapat peran sebagai panglima perang, khususnya di era ekspansi, sementara Umar Bin Khattab lebih tepat memimpin negara. Sifat agresif lebih dibutuhkan dalam perang, apalagi yang bersifat ekspansif, sementara semangat pembelaan butuhkan dalam kepemimpinan negara yang mudah terseret oleh godaan arogansi dan kediktatoran.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Begitulah akhirnya kedua pahlawan itu menjadi ulung pada perannya masing-masing. Khalid dikenal karena keberanian dan kehebatan strategi perangnya, sementara Umar dikenal karena kasih sayang keadilannya kepada rakyatnya. Dari klan bani Makhzum itu, dua legenda Islam meniti jalan kepahlawanannya pada jalur kompetensi intinya masing-masing. </span></span><br /><span style="font-size:100%;"><br /><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2011/08/bayangan-sang-icon.html">[Selanjutnya]</a><br /></span></div><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2011/03/pewarisan.html">[Sebelumnya]</a><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2010/01/serial-kepahlawanan.html">[SERIAL KEPAHLAWANAN]</a><br /><br /><br /></span> </div></div><span style="font-size:100%;"> <a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-31942879255883260732011-07-04T13:51:00.000-07:002011-07-04T13:51:00.154-07:00Dua Sebab Takut Mati<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-0gAVay8JC18/Tg-FBaRnmpI/AAAAAAAABGU/zDlqWdneDDs/s1600/bunga-6-300x168.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 168px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-0gAVay8JC18/Tg-FBaRnmpI/AAAAAAAABGU/zDlqWdneDDs/s320/bunga-6-300x168.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5624860718888622738" border="0" /></a>Seorang aktivis mengirim SMS kepada saya, menceritakan kondisi dirinya yang sedang diteror oleh pihak yang merasa dirugikan oleh aktivitas kebaikannya. Pihak peneror mengancam akan membunuh sang aktivis jika tidak menghentikan langkahnya mengusut kasus korupsi yang melibatkan pejabat daerah setempat.<br /><br />Karena merasa terancam, sang aktivis mengungsikan keluarganya ke tempat yang dianggap aman. Namun ia sendiri menjadi tidak tenang berkegiatan rutin karena dibayang-bayangi ancaman pembunuhan. Ia mengirim SMS meminta pendapat kepada beberapa kalangan yang dia percaya, termasuk kepada saya.<br /><br />“Adakah yang kamu takuti dari mati ? Engkau layak takut mati jika belum bekerja di jalan Allah dan belum mencetak kader. Jika engkau selalu bekerja di jalan Allah, dan telah mencetak kader, maka tak ada yang perlu kau takuti lagi”. Itu jawaban SMS saya.<br /><br /></div><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-g-iFBJPNwKg/Tg-Fmpa6zFI/AAAAAAAABGc/e_57Po83m50/s1600/bunga-3.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 225px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-g-iFBJPNwKg/Tg-Fmpa6zFI/AAAAAAAABGc/e_57Po83m50/s320/bunga-3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5624861358609321042" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Inilah dua hal yang selayaknya membuat takut mati, dan takut menghadapi resiko perjuangan. Pertama, karena belum bekerja di jalan Allah. Jika mati dalam kondisi tidak pernah dan tidak sedang bekerja di jalan Allah, benar-benar kematian yang menakutkan. Akan bertemu siapa di sana, jika pekerjaan kita tidak di jalan-Nya? Akan mendapatkan apa kelak di akhirat, jika jalan yang kita tempuh bukan jalan Allah?<br /><br />Kedua, karena belum mencetak kader. Siapa yang akan meneruskan garis perjuangan, jika tidak ada kader yang telah disiapkan melalui proses pembinaan dan pengkaderan ? Kematian aktivis akan berdampak mengurangi kekuatan pergerakan, karena berkurangnya personal utama. Namun jika telah mencetak kader, maka akan ada generasi yang selalu mewarisi manhaj, semangat, dan garis perjuangan generasi pendahulu. Gerakan tidak akan berhenti apalagi mati. Karena selalu tersedia generasi hasil proses kaderisasi.<br /><br />Maka teruslah bekerja di jalan Allah, dan jangan pernah berhenti mencetak generasi. Kematian pasti akan terjadi sebagai sebuah ketetapan Ilahi, namun dakwah<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Dawah" class="ml-smartlink" target="_blank"></a> tak akan pernah berhenti jika kita selalu menyiapkan generasi. Kematian pasti akan kita jumpai, namun dakwah akan tetap lestari.<br /><br />Jika dua hal itu telah kita miliki, tersenyumlah lega. Saat kematian tiba, tak ada lagi yang mengkhawatirkan kita. Tinggal berharap rahmat dan kasih sayangNya agar memasukkan kita ke dalam surga. Sementara, generasi yang kita bina telah siap menyambut estafet pekerjaan para pendahulu mereka.<br /><br />Faminhum man qadha nahbah, wa minhum man yantazhir…..<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-3CtraLt8dHI/Tg-GPx4WemI/AAAAAAAABGk/vJ__yhfOGdc/s1600/bunga-5-291x300.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 291px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-3CtraLt8dHI/Tg-GPx4WemI/AAAAAAAABGk/vJ__yhfOGdc/s320/bunga-5-291x300.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5624862065254890082" border="0" /></a><br />Sumber : <a href="http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1057">Cahyadi Takariawan</a><br /><br /></div><br /><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-59182101426956794242011-06-30T06:13:00.000-07:002011-06-30T06:13:00.421-07:00Tips Menikah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/-pX5PajXgaWA/Tgc0b_p-l9I/AAAAAAAABGM/lMSeO_rC3cY/s1600/phoca_thumb_l_kawanimut%2Bwhitewedding%2Blandscape.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-pX5PajXgaWA/Tgc0b_p-l9I/AAAAAAAABGM/lMSeO_rC3cY/s320/phoca_thumb_l_kawanimut%2Bwhitewedding%2Blandscape.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5622520315343968210" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Daftar pengeluaran standar bulanan setelah merit Sekedar berbagi aja, buat temen2 yang mungkin juga mengalami <span style="font-style: italic;">‘Matery after merit phobia syndhrome’</span>, (bahasa mana pula ini) Daftar anggaran bulanan (asumsi : disusun berdasarkan skala proritas, disusun dengan sangat-sangat relatif, dan berdasarkan basic needs standar menengah ke bawah)</span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Makan. Dengan asumsi sekali makan adalah 5000 Maka makan 3x sehari, kali 2 orang (karena lagu sepiring berdua nggak berlaku lagi..), kali 30 hari adalah Rp 900.000 Tips Rajin2 ke kondangan atau sunatan, dan bawa pulang nasi kotaknya Pasti lebih ngirit.</span></span></li><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kontrakan. Dengan asumsi masih ngontrak di rumah petak, yang punya uda botak, tapi masih galak, dan punya anjing belum jinak Maka dana untuk kontrakan sekitar 500.000/bulan. Tips Tinggallah di Pondok Mertua Indah Niscaya 2 dana diatas gak akan pernah ada Di pondok mertua indah, anda akan bebas makan apa aja, termasuk ‘makan ati’ (^_^)</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span></li><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Listrik dan Air. Dengan asumsi daya listrik 900 watt dan pake jetpam maka anggaran untuk listrik adalah 100.000/bulan. <span style="font-weight: bold;">Tips</span> Jangan pake AC, cukup AC (angin cendela) Jangan suka main Plestesyen, cukup main monopoli, sudamanda atau gaple ama istri terasa lebih romantis, (bukan romantis = rombongan makan gratis hehe)</span></span></li><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Transportasi. Dengan asumsi naik motor ke kantor, dengan motor yang paling irit rit rit, maka untuk ongkos bensin dan servis adalah 100.000. <span style="font-weight: bold;">Tips</span> Gunakanlah Bensin campur! (maksudnyah campur dorong, pasti lebih irit. Atau ikutlah “Nebeng Fans Club”, dengan alasan mempererat silaturahim dengan yang ditebengi maka perjalanan berangkat dan pulang kantor akan terasa lebih menyenangkan.</span></span></li><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Komunikasi. Dengan asumsi pake cdma yang 1000/menit maka untuk sebulan, ongkos komunikasi berdua adalah 100.000 <span style="font-weight: bold;">Tips</span> Pakelah ‘FREN’ yang lebih murah (maksudnya kalo mau nelpon atau sms tinggal bilang “Freeen…minjam HP nya dong freen…” :)</span></span></li><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Keperluan sehari2 Seperti sabun,odol,syampu, dll dsb. Dengan asumsi tidak pake fesyel,krimbat, manikyur, pedikyur, kukyur2 maka alokasi dana untuk ini sebesar 50.000 <span style="font-weight: bold;">Tips</span>: Mandi kalo perlu saja Kalo dulu 2 kali sehari, jadi 2 hari sekali Untuk ngirit odol kembalilah memakai tumbukan batu bata.</span></span></li><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kesehatan Seperti minyak kayu putih, vitamin, obat pusing (ini penting buat pengantin baru wekekekek!) , maka alokasi cadangan untuk kesehatan sebesar 50.000 <span style="font-weight: bold;">Tips</span> Jaga kesehatan Jangan begadang…kalo tiada artinya…begadang bole saja…asalkan sambil ronda (halah!!)</span></span></li><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Entertaiment Nah ini kalo ada uang lebih aja, bisalaah sekali2 nomat, liat live nasyid, lari pagi di monas, atau keliling kompleks perumahan, atau makan martabak sekali2.</span></span> </li></ol></div><span style="font-size:100%;"> <span style="font-family:arial;">Jadi…</span> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Dari asumsi basic needs diatas maka pengeluaran untuk tiap bulan adalah sebesar : 1.800.000/bulan (syeeett dah…masih gede juga ya) Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan temen2 ketika pengen nikah, untuk kemudian dibandingkan dengan pemasukan yang ada.<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kalopun masih ‘besar pasak daripada tiang’ Anda bisa memperkecil pasak, atau memperbesar tiang…ataauu. ..ga usak pake pasak, tapi dipaku aja!<br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Tapi ada 1 hal yang ga bisa dijelaskan dengan perhitungan ketika anda memutuskan untuk menikah (serius mode on*) Yaitu, <span style="font-weight: bold;">berkah menikah?!</span><br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Selalu, dan selalu Allah akan mencukupi kebutuhan umatnya yang mau berusaha dan berdoa apalagi buat pemuda yang takut terjerumus dalam kehinaan, menikah untuk menyelamatkan kehormatan</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"></span></span></div><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span><span style="font-family:arial;">so, stop accounting, just do it! )<br /><br /></span><a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-62701003180643879482011-06-26T05:47:00.000-07:002011-06-26T06:04:47.157-07:00Guru Kehidupan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/-o_MZ8T1Sxlo/TgcuBIhLspI/AAAAAAAABGE/3OfyToGnMq0/s1600/guru.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 219px; height: 320px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-o_MZ8T1Sxlo/TgcuBIhLspI/AAAAAAAABGE/3OfyToGnMq0/s320/guru.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5622513256796762770" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ada murid dapat belajar hanya dari guru yang ber-SK, disuapi ilmu dan didikte habis-habisan. Ada yang cukup belajar dari katak yang melompat atau angin yang berhembus pelan lalu berubah menjadi badai yang memporak-porandakan kota dan desa. Ada yang belajar dari apel yang jatuh di samping bulan yang menggantung di langit tanpa tangkai itu. Ada guru yang banyak berkata tanpa berbuat. Ada yang lebih pandai berbuat daripada berkata. Ada yang memadukan kata dan perbuatan. Yang istimewa di antara mereka, bila <span style="font-style: italic;">”melihatnya engkau langsung ingat Allah, ucapannya akan menambah amalmu dan amalnya membuatmu semakin cinta akhirat (khiyarukum man dzakkarum billahi ru’yatuh wa zada fi’amalikum mantiquh wa ragghabakum fil akhirati ’amaluh)”<br /><br /></span></span></span> </div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Yang tak dapat belajar dari guru alam dan dinamika lingkungannya, sangat berpotensi belajar dari guru manusia. Yang tak dapat mengambil ibrah dari pelajaran orang lain, harus mengambilnya dari pengalaman sendiri, dan untuk itu ia harus membayar mahal. Bani Israil bergurukan Nabi Musa As, salah satu Ulul Azmi para rasul dengan azam berdosis tinggi. Bahkan leluhur mereka nabi-nabi yang dikirim silih berganti. Apa yang kurang? Ibarat meniup tungku, bila masih ada api di bara, kayu bakar itu akan tetap menyala, tetapi apa yang kau hasilkan dari tumpukan abu dapur tanpa setitik api, selain kotoran yang memenuhi wajahmu?<br /><br /><br /></span></span> </div><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a></span>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6315204822214296417.post-78604116741486847282011-06-18T03:24:00.000-07:002011-06-18T03:24:00.931-07:00Pemenang vs Pecundang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-ISfu_FM0H2c/TfSYZmY_6sI/AAAAAAAABF8/4f4h6IHdEAo/s1600/winner.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-ISfu_FM0H2c/TfSYZmY_6sI/AAAAAAAABF8/4f4h6IHdEAo/s320/winner.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5617282200807402178" border="0" /></a><br />Pada suatu hari murid bertanya kepada gurunya,<br />"Guru, apa yang harus kulakukan agar aku menjadi PEMENANG dalam kehidupan ini bukan menjadi PECUNDANG?"<br />Sang guru menjawab, "pelajari perbedaan antara keduanya."<br />"Jika PECUNDANG selalu menjadi bagian dari MASALAH,<br />Sedangkan PEMENANG selalu menjadi bagian dari SOLUSI.<br />Jika PECUNDANG akan selalu punya ALASAN,<br />Sedangkan PEMENANG akan selalu punya PROGRAM.<br />Jika PECUNDANG berkata, 'Itu bukan pekerjaanku!',<br />Sedangkan PEMENANG akan berkata, 'Biar aku yang mengerjakan itu.'<br />Bila PECUNDANG melihat PERSOALAN dari setiap JAWABAN,<br />Sedangkan PEMENANG akan melihat JAWABAN dari setiap PERSOALAN.<br />Jika PECUNDANG melihat KESALAHAN dari setiap PERSOALAN,<br />Sedangkan PEMENANG melihat KEBAIKAN dari setiap KESALAHAN.<br />Jika PECUNDANG berkata, 'Itu mungkin dikerjakan, tapi sulit.'<br />Sedangkan PEMENANG akan berkata, 'Itu sulit, tapi mungkin untuk dikerjakan.'<br />Kalau kamu mau melakukan seluruh ciri-ciri PEMENANG, kaulah yang akan menjadi PEMENANG.<br /><br /><a href="http://rachmat-naimulloh.blogspot.com/2009/05/salam-perkenalan.html"><img src="http://i314.photobucket.com/albums/ll417/rachmat_photo/RachmatN.png" alt="Rachmat Naimulloh" border="0" /></a>Rachmat Naimullohhttp://www.blogger.com/profile/16629965818254714254noreply@blogger.com0