Daftar pengeluaran standar bulanan setelah merit Sekedar berbagi aja, buat temen2 yang mungkin juga mengalami ‘Matery after merit phobia syndhrome’, (bahasa mana pula ini) Daftar anggaran bulanan (asumsi : disusun berdasarkan skala proritas, disusun dengan sangat-sangat relatif, dan berdasarkan basic needs standar menengah ke bawah)
- Makan. Dengan asumsi sekali makan adalah 5000 Maka makan 3x sehari, kali 2 orang (karena lagu sepiring berdua nggak berlaku lagi..), kali 30 hari adalah Rp 900.000 Tips Rajin2 ke kondangan atau sunatan, dan bawa pulang nasi kotaknya Pasti lebih ngirit.
- Kontrakan. Dengan asumsi masih ngontrak di rumah petak, yang punya uda botak, tapi masih galak, dan punya anjing belum jinak Maka dana untuk kontrakan sekitar 500.000/bulan. Tips Tinggallah di Pondok Mertua Indah Niscaya 2 dana diatas gak akan pernah ada Di pondok mertua indah, anda akan bebas makan apa aja, termasuk ‘makan ati’ (^_^)
- Listrik dan Air. Dengan asumsi daya listrik 900 watt dan pake jetpam maka anggaran untuk listrik adalah 100.000/bulan. Tips Jangan pake AC, cukup AC (angin cendela) Jangan suka main Plestesyen, cukup main monopoli, sudamanda atau gaple ama istri terasa lebih romantis, (bukan romantis = rombongan makan gratis hehe)
- Transportasi. Dengan asumsi naik motor ke kantor, dengan motor yang paling irit rit rit, maka untuk ongkos bensin dan servis adalah 100.000. Tips Gunakanlah Bensin campur! (maksudnyah campur dorong, pasti lebih irit. Atau ikutlah “Nebeng Fans Club”, dengan alasan mempererat silaturahim dengan yang ditebengi maka perjalanan berangkat dan pulang kantor akan terasa lebih menyenangkan.
- Komunikasi. Dengan asumsi pake cdma yang 1000/menit maka untuk sebulan, ongkos komunikasi berdua adalah 100.000 Tips Pakelah ‘FREN’ yang lebih murah (maksudnya kalo mau nelpon atau sms tinggal bilang “Freeen…minjam HP nya dong freen…” :)
- Keperluan sehari2 Seperti sabun,odol,syampu, dll dsb. Dengan asumsi tidak pake fesyel,krimbat, manikyur, pedikyur, kukyur2 maka alokasi dana untuk ini sebesar 50.000 Tips: Mandi kalo perlu saja Kalo dulu 2 kali sehari, jadi 2 hari sekali Untuk ngirit odol kembalilah memakai tumbukan batu bata.
- Kesehatan Seperti minyak kayu putih, vitamin, obat pusing (ini penting buat pengantin baru wekekekek!) , maka alokasi cadangan untuk kesehatan sebesar 50.000 Tips Jaga kesehatan Jangan begadang…kalo tiada artinya…begadang bole saja…asalkan sambil ronda (halah!!)
- Entertaiment Nah ini kalo ada uang lebih aja, bisalaah sekali2 nomat, liat live nasyid, lari pagi di monas, atau keliling kompleks perumahan, atau makan martabak sekali2.
Dari asumsi basic needs diatas maka pengeluaran untuk tiap bulan adalah sebesar : 1.800.000/bulan (syeeett dah…masih gede juga ya) Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan temen2 ketika pengen nikah, untuk kemudian dibandingkan dengan pemasukan yang ada.
Kalopun masih ‘besar pasak daripada tiang’ Anda bisa memperkecil pasak, atau memperbesar tiang…ataauu. ..ga usak pake pasak, tapi dipaku aja!
Tapi ada 1 hal yang ga bisa dijelaskan dengan perhitungan ketika anda memutuskan untuk menikah (serius mode on*) Yaitu, berkah menikah?!
Selalu, dan selalu Allah akan mencukupi kebutuhan umatnya yang mau berusaha dan berdoa apalagi buat pemuda yang takut terjerumus dalam kehinaan, menikah untuk menyelamatkan kehormatan
so, stop accounting, just do it! )
Ada murid dapat belajar hanya dari guru yang ber-SK, disuapi ilmu dan didikte habis-habisan. Ada yang cukup belajar dari katak yang melompat atau angin yang berhembus pelan lalu berubah menjadi badai yang memporak-porandakan kota dan desa. Ada yang belajar dari apel yang jatuh di samping bulan yang menggantung di langit tanpa tangkai itu. Ada guru yang banyak berkata tanpa berbuat. Ada yang lebih pandai berbuat daripada berkata. Ada yang memadukan kata dan perbuatan. Yang istimewa di antara mereka, bila ”melihatnya engkau langsung ingat Allah, ucapannya akan menambah amalmu dan amalnya membuatmu semakin cinta akhirat (khiyarukum man dzakkarum billahi ru’yatuh wa zada fi’amalikum mantiquh wa ragghabakum fil akhirati ’amaluh)”
Yang tak dapat belajar dari guru alam dan dinamika lingkungannya, sangat berpotensi belajar dari guru manusia. Yang tak dapat mengambil ibrah dari pelajaran orang lain, harus mengambilnya dari pengalaman sendiri, dan untuk itu ia harus membayar mahal. Bani Israil bergurukan Nabi Musa As, salah satu Ulul Azmi para rasul dengan azam berdosis tinggi. Bahkan leluhur mereka nabi-nabi yang dikirim silih berganti. Apa yang kurang? Ibarat meniup tungku, bila masih ada api di bara, kayu bakar itu akan tetap menyala, tetapi apa yang kau hasilkan dari tumpukan abu dapur tanpa setitik api, selain kotoran yang memenuhi wajahmu?
Pada suatu hari murid bertanya kepada gurunya,
"Guru, apa yang harus kulakukan agar aku menjadi PEMENANG dalam kehidupan ini bukan menjadi PECUNDANG?"
Sang guru menjawab, "pelajari perbedaan antara keduanya."
"Jika PECUNDANG selalu menjadi bagian dari MASALAH,
Sedangkan PEMENANG selalu menjadi bagian dari SOLUSI.
Jika PECUNDANG akan selalu punya ALASAN,
Sedangkan PEMENANG akan selalu punya PROGRAM.
Jika PECUNDANG berkata, 'Itu bukan pekerjaanku!',
Sedangkan PEMENANG akan berkata, 'Biar aku yang mengerjakan itu.'
Bila PECUNDANG melihat PERSOALAN dari setiap JAWABAN,
Sedangkan PEMENANG akan melihat JAWABAN dari setiap PERSOALAN.
Jika PECUNDANG melihat KESALAHAN dari setiap PERSOALAN,
Sedangkan PEMENANG melihat KEBAIKAN dari setiap KESALAHAN.
Jika PECUNDANG berkata, 'Itu mungkin dikerjakan, tapi sulit.'
Sedangkan PEMENANG akan berkata, 'Itu sulit, tapi mungkin untuk dikerjakan.'
Kalau kamu mau melakukan seluruh ciri-ciri PEMENANG, kaulah yang akan menjadi PEMENANG.
Saat ditempatkan di Palu
Saat diri merasa cemas
Cemas karena khawatir malas
Atas segala aktivitas
Terutama kepada yang di Atas
Saat berangkat ke Palu
Saat diri merasa bersalah
Khawatir lalai atas amanah
Yang berhubungan dengan dakwah
Dan telah diemban di Tarbiyah
Saat sampai di Palu
Saat diri merasa rindu
Rindu dengan sahabatku
Karena tidak pamit dulu
Sebelum berangkat ke Palu
Saat bekerja di Palu
Saat diri merasa kaku
Karena diri orang baru
Dan banyak tidak tau
Dan diri ini menjadi malu (tambahan dari sahabat)
Saat ku berada di Palu
Seringkali hatiku tak menentu
Rindu dengan kawan lamaku
Apalagi dengan yg nulis ni sangat lucu (tambahan dari sahabat)
Saat ku di Palu
Ku teringat dirimu
Oh sungguh malang nasibku
Tidak bisa bersamamu
Semua itu sudah kulalui
Semua itu sudah kujalani
Kubersyukur atas jalan ini
Karena Allah telah memberi
Kemudahan tuk bertarbiyah kembali'
1. Kalau diantara kita tak ada yg berpengaruh, maka di antara kita tak akan ada yg didengar.
2. Kalau di antara kita tak ada yg didengar, maka artinya tidak ada #Pemimpin di antara kita.
3. Ada yg punya jabatan (ketua, kepala, bupati, gubernur, presiden, dll) karena tak didengar maka dia bukan #Pemimpin.
4. Ada yg tak punya jabatan, tapi ada yg mendengarnya dan memiliki pengaruh. Dialah #Pemimpin.
5. Semakin sedikit pengaruh #Pemimpin resmi maka makin banyak #Pemimpin tak resmi muncul.
6. Ini seperti hukum kekekalan energi. Energi #Pemimpin ada tapi tidak berkumpul di satu tempat. Dia berubah bentuk.
7. Kita pun membangun pengaruh, lewat kata2 dan twitter. Kita juga adalah #Pemimpin.
8. Nabi saw berkata “kalian adalah #Pemimpin dan akan ditanya tanggungjawabnya atas amanah yg dipimpin.”
9. Kita sedang berlomba membangun pengaruh dan publik akan menilai siapa yg sebetulnya amanah dengan pengaruhnya?
10. Seperti laron di depan lampu. Lampu ter-kuat nyalanya akan didatangi laron terbanyak.
11. Sebaliknya, lampu terlemah nyalanya akan kehilangan peminat laron2.
12. Semakin banyak nyala lampu karena tak ada larangan membangun pengaruh, laron akan menyebar kemana-mana.
13. Para #Pemimpin tak perlu khawatir dengan menyebarnya kekuasaan. Karena itulah watak demokrasi.
14. Dulu kekuasaan hanya 1 di tangan raja. Raja membuat, melaksanakan dan mengawasi. Lalu muncul trias politika.
15. Setelah trias politika (pemisahan kuasa) muncul media sebagai kekuatan ke-empat.
16. Sebelumnya ada pemisahan troika negara-pasar-rakyat. Jadi pasar dan rakyat bahkan lebih penting di luar negara.
17. Tarik menarik kuasa itu terjadi karena hukum alam mengatur kebebasan manusia mencari bentuk penataan terbaik.
18. Dunia berubah cepat, sekarang muncul lagi #socialmedia yg bisa lebih powerful dari kekuatan ke-empat.
19. Jadi #Pemimpin yg sadar situasinya tidak akan resah gelisah. Inilah sistem terbuka. Tapi banyak yg tdk paham.
20. Ada yg menyebut diri demokrat tapi setiap hari mengkhawatirkan kekuatan rakyatnya. Lalu ingin set up sistem otoriter.
21. Ini yg oleh @anismatta disebut imigran demokrasi. kita, harus jadi native demokrasi. Sekian.
Keagungan. Keluhuran. Ketinggian. Hanya itu yang ada pada cinta misi. Romantika juga ada. Tapi tetap dalam bingkai itu. Kita sebut itu romantika perjuangan. Seperti kita memandang indahnya pelangi yang menggores langit. Mengagumkan. Mempesona. Tapi ada jarak. Itu keindahan yang dilukis oleh nilai: kekuatan yang memvisualisasi sisi malaikat dari dalam diri kita ke atas kanvas kenyataan, lalu melegenda dalam riwayat sejarah.
Tapi manusia tercipta dari tanah. Dan tanah punya tabiatnya sendiri. Juga punya rasa, punya mau, punya hajatnya sendiri. Juga punya permintaannya sendiri dari asal usul ini kehidupan manusia tersublimasi menjadi riwayat yang rumit dan kompleks. Begitu juga cinta jiwa yang lahir dari sini. Kalau dalam cinta misi perasaan bergerak mengikuti pikiran dan nilai, dalam cinta jiwa perasaan bergerakmemenuhi kebutuhannya sendiri. Kebutuhan akan kegenapan. Kebutuhan akan kesatuan.
Sendiri. Sepi. Itu musuh jiwa manusia. Sebab alam ini termasuk kita tercipta berpasangan. Begitu juga kita: kita semua punya pasangan hidup dalam perkawinan dan pasangan sosial dalam bermasyarakat. Perjalanan menemukan pasangan jiwa adalah kebutuhan eksistensial. Sampai kita menembus ruang dan waktu yang panjang: sebab keterpisahan ini, kata Rumi, hanya tipu daya waktu.
Sebab ia lahir dari kebutuhan akan kegenapan dan kesatuan, maka cinta jiwa mensyaratkan adanya penerimaan. Tidak ada pertemuan tanpa penerimaan. Syarat ini tidak selalu ada dalam cinta misi. Tapi syarat ini pula yang membuat cinta jiwa jadi rumit. Sebab asas penerimaan jiwa di sini juga beragam. Ada faktor kesamaan. Ada faktor kegenapan. Ada faktor keseimbangan. Seperti dua sungai besar yang bertemu dalam samudera yang sama lalu menciptakan gelombang cinta yang dahsyat. itu cinta yang lahir dari kesamaan.
Atau lidah api yang menyala-nyala namun dipadamkan oleh air yang sejuk. Cinta yang ini lahir dari kebutuhan akan keseimbangan. Atau seperti air bening yang mengaliri lahan tanah yang subur lalu melahirkan taman kehidupan yang indah. Ini kegenapan jiwa yang melahirkan cinta.
Kerumitannya terletak pada pencarian ”meeting point” dari dua jiwa. itu ada pada kesamaan atau kegenapan atau keseimbangan antara dua karakter. Hampir tidak ada pertemuan jiwa di luar ketiga meeting point itu. Bayangkanlah bila yang terjadi sebaliknya. Api bertemu angin menciptakan kebakaran yang ganas. Air bertemu angin melahirkan gelombang tsunami.
Baik dalam perkawinan atau perkawanan kita menemukan kerumitan itu. Itu masalah kecocokan. Sebab harus ada dua tangan untuk bisa bertepuk. Dua jiwa hanya mungkin bertemu dan menyatu kalau hajat mereka sama. Hikmah itulah yang disampaikan Rasulullah Saw. ”Jiwa-jiwa itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal diantara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal diantara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah”.
Kapalnya tenggelam oleh hantaman badai dalam ekspedisinya ke China. Tapi Ibnu Batuta, sang pengembara asal Maroko itu, selamat. Ia terdampar di kepulauan Maldives. Ia pun menetap di tempat itu sampai lama. Kawin mawin dan beranak pinak. Kini Negara kepulauan yang bernama Republic of Maldives (Republik Maladewa) yang terdiri dari 26 atol seluruhnya beragama Islam. Musibah itu berujung berkah bagi warga kepulauan Maladewa.
Ibnu Batuta adalah nama besar dari abad ke 14 M dalam sejarah para pengembara. Ia juga sempat ke Indonesia, khususnya Jawa dan Sumatera, dan menceritakan detil sejarah dan budaya masyarakat ini dalam bukunya. Ia telah menempuh perjalanan 120.000 km di seluruh wilayah dunia Islam. Ia menjadi ikon dari semangat pengembaraan dan upaya pemetaan bumi ketika manusia mengenal transportasi darat dan laut.
Itu merupakan salah satu buah dari perintah Al-Qur’an untuk melakukan perjalanan di muka bumi (al sair fil ardh). Perintah itu adalah konsekuensi dari misi khilafah manusia. Jika teks harus diturunkan secara bijak ke dalam konteks ruang dan waktu, maka manusia perlu mengenal ruang kehidupannya secara komprehensif dan detil. Pengembaraan itu salah satu terapannya.
Perintah berjalan di muka bumi itu telah menjadi dasar motivasi pengembangan ilmu geografi dunia Muslim. Ilmu ini sebenarnya sudah berkembang pesat jauh sebelum era Ibnu Batuta. Dua abad sebelum Ibnu Batuta (1304-1369) melakukan pengembaraannya, Yakut Al Harmawy (1179-1229) –untuk sekedar memberi contoh- telah menulis sebuah ensiklopedi geografi Negara-negara dunia yang diberi judul Mu’jamul Buldan.
Geografi merupakan ilmu yang paling fundamental khususnya dalam dunia politik, militer dan ekonomi. Empat Khulafa Rasyidin dikenal di kalangan para sahabat sebagai ahli-ahli geografi. Abu Bakar dan Umar bin Khattab bahkan pernah memberi wasiat kepada pasukannya dengan menyebut nama-nama tempat yang sangat detil di wilayah Syam dan Irak, yang sebagiannya bahkan belum pernah mereka kunjungi. Dari sejak dahulu sekali ilmu ini melekat dalam struktur pengetahuan raja-raja.
Ilmu ini sebenarnya membangun kemampuan berpikir pemetaan (mapping mind). Dan kemampuan itu sangat fundamental dalam keseluruhan kemampuan berpikir strategis seseorang. Tapi kemampuan berpikir inilah yang justru hilang dari dunia Muslim saat ini. Itu sebabnya mengapa mereka tertatih-tatih dalam menurunkan teks dalam ruang dan waktu mereka. Mereka tidak mengerti bagaimana mereka membangun dunia mereka. Sebab mereka bahkan tidak mengenal belahan bumi yang mereka pijak sendiri.