Zaman dahulu kala, ada tiga orang Bani Israil. Orang yang pertama berkulit belang (sopak), yang kedua berkepala botak, dan yang ketiga buta. Allah ingin menguji ketiga orang tersebut. Maka Dia mengutus kepada mereka satu malaikat.
Malaikat mendatangi orang yang berpenyakit sopak (Si Belang) dan bertanya kepadanya, “Sesuatu apakah yang engkau minta?”
Malaikat mendatangi orang yang berpenyakit sopak (Si Belang) dan bertanya kepadanya, “Sesuatu apakah yang engkau minta?”
Si Belang menjawab, “Warna yang bagus dan kulit yang bagus serta hilangnya dari diri saya sesuatu yang membuat orang-orang jijik kepada saya.”
Lalu malaikat itu mengusapnya dan seketika itu hilanglah penyakitnya yang menjijikkan itu. Kini ia memiliki warna kulit yang bagus. Kemudian malaikat itu bertanya lagi kepadanya, “Harta apa yang paling engkau sukai?”
Orang itu menjawab, “Onta.”
Akhirnya orang itu diberikan seekor onta yang bunting seraya didoakan oleh malaikat, “Semoga Allah memberi berkah untukmu dalam onta ini.”
Kemudian malaikat mendatangi si Botak dan bertanya kepadanya, “Apakah yang paling engkau sukai?”
Si Botak menjawab, “Rambut yang indah dan hilangnya dari diri saya penyakit yang karenanya aku dijauhi oleh manusia.”
Malaikat lalu mengusapnya, hingga hilanglah penyakitnya dan dia diberi rambut yang indah. Malaikat bertanya lagi, “Harta apa yang paling engkau sukai?”
Orang itu menjawab, “Sapi.”
Akhirnya si Botak diberikan seekor sapi yang bunting dan didoakan oleh malaikat, “Semoga Allah memberkahinya untukmu.”
Selanjutnya malaikat mendatangi si Buta dan bertanya kepadanya, “Apa yang paling engkau sukai?”
Si Buta menjawab, “Allah mengembalikan kepada saya mata saya agar saya bisa melihat manusia.”
Malaikat lalu mengusapnya hingga Allah mengembalikan pandangannya. Si Buta bisa melihat lagi. Setelah itu malaikat bertanya lagi kepadanya, “Harta apa yang paling engkau sukai?”
Orang itu menjawab, “Kambing.”
Akhirnya diberilah seekor kambing yang bunting kepadanya sambil malaikat mendoakannya.
Singkat cerita, dari hewan yang dimiliki ketiga orang itu beranak dan berkembang biak. Yang pertama memiliki satu lembah onta, yang kedua memiliki satu lembah sapi, dan yang ketiga memiliki satu lembah kambing.
Kemudian sang malaikat – dengan wujud berbeda dengan sebelumnya – mendatangi si Belang. Malaikat berkata kepadanya, “Seorang miskin telah terputus bagiku semua sebab dalam safarku, maka kini tidak ada bekal bagiku kecuali pertolongan Allah kemudian dengan pertolongan Anda. Saya memohon kepada Anda demi (Allah) Yang telah memberi Anda warna yang bagus, kulit yang bagus, dan harta, satu ekor onta saja yang bisa menghantarkan saya dalam safar saya ini.”
Orang yang tadinya belang itu menanggapi, “Hak-hak orang masih banyak.”
Lalu malaikat bertanya kepadanya, “Sepertinya saya mengenal Anda. Bukankah Anda dulu berkulit belang yang dijauhi oleh orang-orang dan juga fakir, kemudian Anda diberi oleh Allah?”
Orang itu menjawab, “Sesungguhnya harta ini saya warisi dari orang-orang tuaku.”
Maka malaikat berkata kepadanya, “Jika kamu dusta, maka Allah akan mengembalikanmu pada keadaan semula.”
Lalu, dengan rupa dan penampilan sebagai orang miskin, malaikat mendatangi mantan si Botak. Malaikat berkata kepada orang ini seperti yang dia katakan kepada si Belang sebelumnya. Ternyata tanggapan si Botak sama persis dengan si Belang. Maka malaikat pun menanggapinya, “Jika kamu berdusta, Allah pasti mengembalikanmu kepada keadaan semula.”
Lalu malaikat – dengan rupa dan penampilan berbeda dengan sebelumnya – mendatangi si Buta. Malaikat berkata kepadanya, “Seorang miskin dan Ibn Sabil yang telah kehabisan bekal dan usaha dalam perjalanan, maka hari ini tidak ada lagi bekal yang menghantarkan aku ke tujuan kecuali dengan pertolongan Allah kemudian dengan pertolongan Anda. Saya memohon kepada Anda, demi Allah yang mengembalikan pandangan Anda, satu ekor kambing saja supaya saya bisa meneruskan perjalanan saya.”
Maka si Buta menanggapinya, “Saya dulu buta lalu Allah mengembalikan pandangan saya. Maka ambillah apa yang kamu suka dan tinggalkanlah apa yang kamu suka. Demi Allah aku tidak keberatan kepada kamu dengan apa yang kamu ambil karena Allah.”
Lalu malaikat berkata kepadanya, “Jagalah harta kekayaanmu. Sebenarnya kamu (hanyalah) diuji. Dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada dua sahabatmu.”
----------------------------------------
Demikianlah kisah ini, Allah senantiasa menguji hamba-hamba-Nya, dan kita pun senantiasa diuji oleh-Nya. Dalam kisah tadi, ada dua hal yang menjadi bahan ujian, yaitu kesehatan, penampilan fisik, dan harta. Mudah-mudahan kita adalah yang orang yang lulus ujian sebagaimana si Buta. Jika kita ingin seperti si Buta, maka kita harus berusaha menjadi bagian dari orang-orang yang bersyukur dan senantiasa merasakan adanya pengawasan Allah (muraqabatullah).
Semoga Allah senantiasa ridha dan tidak murka kepada kita semua.. Aamiin.
Maraji’: Hadits Riwayat Bukhari – Muslim
Sumber : Dakwatuna
"Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
bahwa hati-hati ini telah berkumpul
atas dasar kecintaan pada-Mu
bertemu atas dasar ketaatan pada-Mu
bersatu dalam rangka menyeru(di jalan)-Mu
...dan berjanji untuk membela syariat-Mu
maka kuatkanlah ikatannya
abadikanlah kasih sayangnya
tunjukkanlah jalan-jalannya
dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu yg tak pernah redup
lapangkanlah dadanya
dengan limpahan iman
dan keindahan tawakal kepada-Mu
hidupkanlah ia dengan pengenalan pada-Mu
dan matikanlah ia
dalam keadaan syahid di jalan-Mu
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung
dan sebaik-baik penolong.
Amin.
#Waktu# 1) Setiap kali ada pergantian tahun seperti skrg..saya selalu membangunkan kembali kesadaran sy ttg waktu..dan cara merasakannya..
#waktu#2) Cara setiap org merasakan waktu berbeda krn “satuan waktu” yg mrk gunakan jg berbeda..itu lahir dr falsafah hdp yg jg berbeda..
#waktu#3) Jika kita memaknai hidup sebagai pertanggungjawaban..maka waktu adalah masa kerja..waktu adalah kehidupan itu sendiri..
#waktu#4) Org2 beriman membagi waktu – seperti jg hidup – kedalam waktu dunia dan waktu akhirat..itu 2 sistem waktu yg sama sekali berbeda..
#waktu#5) Waktu dunia adalah waktu kerja..waktu akhirat adalah waktu pertanggungjawaban dan pembalasan atas nilai waktu kerja di dunia..
#waktu#6) Waktu kerja di dunia mengharuskan kita memaknai setiap satuan waktu sebagai satuan kerja..1 unit waktu hrs sm dgn 1 unit amal..
#waktu#7) Persamaan itu..1 unit waktu sm dgn 1 unit kerja..membuat hdp kita jadi padat sepadat-padatnya, nilai waktu terletak pd isinya, kerja!
#waktu#8) Tdk ada hal yg paling tdk bisa dipertanggungjawabkan dlm hidup org beriman selain waktu luang..itu hidup yg tidak terencana..
#waktu#9) Waktu luang lahir dari pikiran dan jiwa yg kosong..yg tdk punya daftar pekerjaan yg hrs dieksekusi..hidup mrk longgar tak bernas..
#waktu#10) Mrk yg punya daftar pekerjaan utk dieksekusi menempatkan waktu sbg sumber daya tak tergantikan..krn itu tdk blh lewat tanpa nilai.
#waktu#11) Menyadari waktu adalah menyadari efeknya..dan efek terpenting dr waktu adalah efek akumulasi..sesuatu tdk terjadi seketika..tp bertahap..
#waktu#12) Akumulasi dr tindakan yg sama yg kita lakukan secara berulang2 akan menjadi karakter pada skala individu..
#waktu#13) Akumulasi dr karakter individu selanjutnya menjadi budaya dalam skala masyarakat..akumulasi itu terjadi dlm rentang waktu ttt..
#waktu#14) Akumulasi budaya dr berbagai kelompok masyarakat dlm rentang waktu ttt itulah yg berkembang menjadi peradaban..
#waktu#15) Krn efek akumulasi sebuah peradaban tdk bisa bangkit seketika atau runtuh seketika..ada faktor2 yg mempengaruhinya scr akumlatif.
#waktu#16) Masyarakat bangkit melalui akumulasi kontribusi produktivitas individu2 di dalamnya..brp karakter dan ide yg membentuk budaya mrk.
#waktu#17) Begitu jg keruntuhan sbh masyarakat..itu akumulasi karakter dan ide destruktif individu2nya yg membentuk budaya keruntuhannya..
#waktu#18) Contoh lain adalah kesehatan..kualitas kesehatan fisik dan mental kt diatas usia 40 thn adlh akumulasi dr pola hidup sehari2 kt..
#waktu#19) Sebagian besar penyakit yg kt alami diatas usia 40 itu adalah akumulasi ketidakseimbangan pola hidup yg berlangsung lama..
#waktu#20) Begitu jg dgn struktur pengetahuan kita..itu adalah akumulasi ilmu yg kita peroleh sehari2 melalui bacaan dan media belajar lain..
#waktu#21) Usia membuat org lbh arif krn ia mengalami akumulasi pengetahuan..tehnologi hari ini adalah akumulasi tehnologi kemarin..
#waktu#22) Krn itu Nabi Muhammad saw mengatakan “Jgn pernah meremehkan kebajikan sekecil apa pun itu”..itu krn sifat akumulasinya..
#waktu#23) Beliau jg mengatakan “Amal yg paling baik dan paling dicintai Allah adalah yg berkelanjutan walaupun hanya sedikit ”..itu akumulasi
#waktu#24) Kebajikan kecil2 yg kita lakukan scr terus menerus menunjukkan perhatian dan konsistensi serta keterlibatan emosi yg dalam..
#waktu#25) Nilai2 emosi yg menyertai amal itu hanya bisa dilihat dlm rentang waktu..krn itu waktu jadi alat uji iman dan karakter yg efektif
#waktu#26) Sisi negatif manusia jg akumulatif..dosa yg dilakukan berulang2 akan menjadi karakter dan selanjutnya memenuhi ruang hati manusia
#waktu#27) Dosa yg tlh jd karakter tdk akan menyisakan ruang bagi dorongan kebajikan dlm diri seseorang..Allah akhirnya mengunci hatinya..
#waktu#28) Akumulasi dosa yg menjadi karakte menutup mata hati seseorang..ada tabir yg menghalagi mata dan telinganya utk melihat kebenaran.
#waktu#30) Akumulasi itulah yg sebenarnya banyak menipu manusia pendosa..krn terjadi scr perlahan dan tdk disadari oleh pelaku..terlalu halus
#waktu#31) Krn efek akumulasi itu..maka sifat2 terpuji yg paling banyak berhubungan dgn waktu adalah kesabaran dan ketekunan..
#waktu#32) Tdk ada prestasi besar yg bs kt raih dlm hdp tanpa kesabaran dan ketekunan yg panjang..sebab semua perlu waktu yg lama..
#waktu#33) Kecerdasan yg tdk disertai kesabaran dan ketekunan tdk akan membuahkan hasil apa2..itu ciri org cerdas yg tdk produktif..
#waktu#34) Itu sebabnya mengapa diantara semua sifat yg paling terulang dlm Qur’an adalah sabar..termasuk hubungan dgn waktu dlm srt Al ‘ Ashr
#waktu#35) Kesabaran dan ketekunan adalah sifat utama yg melekat pada org2 besar..baik dlm dunia militer, bisnis, ekademik atau politik..
#waktu#36) Kesabaran dan ketekunan jg merupakan sifat dasar kepemimpinan..krn mrk hrs memikul beban berat dalam jangka waktu yg lama..
#waktu#37) Kesabaran dan ketekunan adlh indikator kekuatan kepribadian seseorang.. artinya ia punya tekad yg takkan terkalahkan olh rintangan
#waktu#38) Efek akumulasi jg mengajarkan kita untuk berpikir secara sekuensial..berurut mengikuti deret ukur waktu..itu strategic thinking..
#waktu#39) Kemampuan berpikir sekuensial adalah bagian dr kemampuan berpikir strategis yg diajarkan oleh kesadaran akan waktu..efeknya besar!
#waktu#40) Kemampuan berpikir sekuensial terutama diperlukan saat kt membaca sejarah dan berbagai fenomena sosial politik..jg dlm perencanaan
#waktu#41) Sbg sumber daya waktu sangat terbatas..org2 produktif pasti selalu merasa bhw waktu mrk terlalu sedikit dibanding rencana amal mrk
#waktu#42) Umat Muhammad saw jg mempunyai umur masa kerja yg jauh lbh pendek dr umat2 terdahulu..utk sbh hikmah Ilahiyah yg kita tdk tahu..
#waktu#43) Jd hrs ada cara mengatasi keterbatasan itu..utk itulah Islam memperkenalkan makna efesiensi melalui konsep penggandaan..
#waktu#44) Kt menggunakan waktu yg sm utk sholat 5 waktu scr jamaah atau sendiri..tp mendapatkan pahala yg berbeda..waktu sm pahala beda..
#waktu#45) Waktu yg sm dgn pahala yg berbeda adalah inti dr konsep penggandaan.Ini menciptakan perbedaan mencolok..dan mengatasi keterbatasan
#waktu#46) Konsep penggandaan ini bs mengubah persamaan dr sblmnya 1 unit waktu sm dgn 1 unit amal menjadi 1 unit waktu sm dgn bbrp unit amal
#waktu#47) Ajaran ttg amal jariah..sedekah jariyah,ilmu yg diajarkan,anak sholeh yg terus mendoakan..jg penerapan lain dr konsep penggandaan.
#waktu#48) Konsep penggandaan bkn sj mengajarkan bgmn mengatasi keterbatasan sumber daya tp jg bgmn memaksimalkan sumberdaya yg terbatas itu.
#waktu#49) Seseorang bs hdp lbh lama dr umurnya dgn konsep penggandaan itu..caranya dgn menciptakan amal yg dampaknya lbh lama dr umur kt..
#waktu#50) Seperti individu, masyarakat jg punya umur..peradaban jg punya umur..umur masyarakat ditentukan oleh akumulasi umur individu..
#waktu#51) Umur sosial menjadi panjang jk banyak individunya melakukan kerja2 penggandaan..salah satunya adalah
#waktu#52) Umur peradaban jg begitu..peradaban barat moderen dibangun pertama kali oleh spanyol dan portugis,lalu inggris dan prancis,lalu AS pewarisan ilmu pengetahuan..
#waktu#53) Epicentrum sbh peradaban berpindah dr 1 masyarakat ke yg lain begitu umur sosial masyarakat itu habis, walaupun scr fisik tetap ada
#waktu#54)Sprt Barat,peradaban Islam jg dipikul banyak suku bangsa..mulanya Arab,lalu Persia,lalu Afrika,lalu Turki, lalu Mongol dst..
#waktu#55)Akumulasi umur sosial dr suku bangsa itu menentukan panjang pendeknya umur peradaban..mkn banyak yg memikulnya mkn panjang umurnya
#waktu#2) Cara setiap org merasakan waktu berbeda krn “satuan waktu” yg mrk gunakan jg berbeda..itu lahir dr falsafah hdp yg jg berbeda..
#waktu#3) Jika kita memaknai hidup sebagai pertanggungjawaban..maka waktu adalah masa kerja..waktu adalah kehidupan itu sendiri..
#waktu#4) Org2 beriman membagi waktu – seperti jg hidup – kedalam waktu dunia dan waktu akhirat..itu 2 sistem waktu yg sama sekali berbeda..
#waktu#5) Waktu dunia adalah waktu kerja..waktu akhirat adalah waktu pertanggungjawaban dan pembalasan atas nilai waktu kerja di dunia..
#waktu#6) Waktu kerja di dunia mengharuskan kita memaknai setiap satuan waktu sebagai satuan kerja..1 unit waktu hrs sm dgn 1 unit amal..
#waktu#7) Persamaan itu..1 unit waktu sm dgn 1 unit kerja..membuat hdp kita jadi padat sepadat-padatnya, nilai waktu terletak pd isinya, kerja!
#waktu#8) Tdk ada hal yg paling tdk bisa dipertanggungjawabkan dlm hidup org beriman selain waktu luang..itu hidup yg tidak terencana..
#waktu#9) Waktu luang lahir dari pikiran dan jiwa yg kosong..yg tdk punya daftar pekerjaan yg hrs dieksekusi..hidup mrk longgar tak bernas..
#waktu#10) Mrk yg punya daftar pekerjaan utk dieksekusi menempatkan waktu sbg sumber daya tak tergantikan..krn itu tdk blh lewat tanpa nilai.
#waktu#11) Menyadari waktu adalah menyadari efeknya..dan efek terpenting dr waktu adalah efek akumulasi..sesuatu tdk terjadi seketika..tp bertahap..
#waktu#12) Akumulasi dr tindakan yg sama yg kita lakukan secara berulang2 akan menjadi karakter pada skala individu..
#waktu#13) Akumulasi dr karakter individu selanjutnya menjadi budaya dalam skala masyarakat..akumulasi itu terjadi dlm rentang waktu ttt..
#waktu#14) Akumulasi budaya dr berbagai kelompok masyarakat dlm rentang waktu ttt itulah yg berkembang menjadi peradaban..
#waktu#15) Krn efek akumulasi sebuah peradaban tdk bisa bangkit seketika atau runtuh seketika..ada faktor2 yg mempengaruhinya scr akumlatif.
#waktu#16) Masyarakat bangkit melalui akumulasi kontribusi produktivitas individu2 di dalamnya..brp karakter dan ide yg membentuk budaya mrk.
#waktu#17) Begitu jg keruntuhan sbh masyarakat..itu akumulasi karakter dan ide destruktif individu2nya yg membentuk budaya keruntuhannya..
#waktu#18) Contoh lain adalah kesehatan..kualitas kesehatan fisik dan mental kt diatas usia 40 thn adlh akumulasi dr pola hidup sehari2 kt..
#waktu#19) Sebagian besar penyakit yg kt alami diatas usia 40 itu adalah akumulasi ketidakseimbangan pola hidup yg berlangsung lama..
#waktu#20) Begitu jg dgn struktur pengetahuan kita..itu adalah akumulasi ilmu yg kita peroleh sehari2 melalui bacaan dan media belajar lain..
#waktu#21) Usia membuat org lbh arif krn ia mengalami akumulasi pengetahuan..tehnologi hari ini adalah akumulasi tehnologi kemarin..
#waktu#22) Krn itu Nabi Muhammad saw mengatakan “Jgn pernah meremehkan kebajikan sekecil apa pun itu”..itu krn sifat akumulasinya..
#waktu#23) Beliau jg mengatakan “Amal yg paling baik dan paling dicintai Allah adalah yg berkelanjutan walaupun hanya sedikit ”..itu akumulasi
#waktu#24) Kebajikan kecil2 yg kita lakukan scr terus menerus menunjukkan perhatian dan konsistensi serta keterlibatan emosi yg dalam..
#waktu#25) Nilai2 emosi yg menyertai amal itu hanya bisa dilihat dlm rentang waktu..krn itu waktu jadi alat uji iman dan karakter yg efektif
#waktu#26) Sisi negatif manusia jg akumulatif..dosa yg dilakukan berulang2 akan menjadi karakter dan selanjutnya memenuhi ruang hati manusia
#waktu#27) Dosa yg tlh jd karakter tdk akan menyisakan ruang bagi dorongan kebajikan dlm diri seseorang..Allah akhirnya mengunci hatinya..
#waktu#28) Akumulasi dosa yg menjadi karakte menutup mata hati seseorang..ada tabir yg menghalagi mata dan telinganya utk melihat kebenaran.
#waktu#30) Akumulasi itulah yg sebenarnya banyak menipu manusia pendosa..krn terjadi scr perlahan dan tdk disadari oleh pelaku..terlalu halus
#waktu#31) Krn efek akumulasi itu..maka sifat2 terpuji yg paling banyak berhubungan dgn waktu adalah kesabaran dan ketekunan..
#waktu#32) Tdk ada prestasi besar yg bs kt raih dlm hdp tanpa kesabaran dan ketekunan yg panjang..sebab semua perlu waktu yg lama..
#waktu#33) Kecerdasan yg tdk disertai kesabaran dan ketekunan tdk akan membuahkan hasil apa2..itu ciri org cerdas yg tdk produktif..
#waktu#34) Itu sebabnya mengapa diantara semua sifat yg paling terulang dlm Qur’an adalah sabar..termasuk hubungan dgn waktu dlm srt Al ‘ Ashr
#waktu#35) Kesabaran dan ketekunan adalah sifat utama yg melekat pada org2 besar..baik dlm dunia militer, bisnis, ekademik atau politik..
#waktu#36) Kesabaran dan ketekunan jg merupakan sifat dasar kepemimpinan..krn mrk hrs memikul beban berat dalam jangka waktu yg lama..
#waktu#37) Kesabaran dan ketekunan adlh indikator kekuatan kepribadian seseorang.. artinya ia punya tekad yg takkan terkalahkan olh rintangan
#waktu#38) Efek akumulasi jg mengajarkan kita untuk berpikir secara sekuensial..berurut mengikuti deret ukur waktu..itu strategic thinking..
#waktu#39) Kemampuan berpikir sekuensial adalah bagian dr kemampuan berpikir strategis yg diajarkan oleh kesadaran akan waktu..efeknya besar!
#waktu#40) Kemampuan berpikir sekuensial terutama diperlukan saat kt membaca sejarah dan berbagai fenomena sosial politik..jg dlm perencanaan
#waktu#41) Sbg sumber daya waktu sangat terbatas..org2 produktif pasti selalu merasa bhw waktu mrk terlalu sedikit dibanding rencana amal mrk
#waktu#42) Umat Muhammad saw jg mempunyai umur masa kerja yg jauh lbh pendek dr umat2 terdahulu..utk sbh hikmah Ilahiyah yg kita tdk tahu..
#waktu#43) Jd hrs ada cara mengatasi keterbatasan itu..utk itulah Islam memperkenalkan makna efesiensi melalui konsep penggandaan..
#waktu#44) Kt menggunakan waktu yg sm utk sholat 5 waktu scr jamaah atau sendiri..tp mendapatkan pahala yg berbeda..waktu sm pahala beda..
#waktu#45) Waktu yg sm dgn pahala yg berbeda adalah inti dr konsep penggandaan.Ini menciptakan perbedaan mencolok..dan mengatasi keterbatasan
#waktu#46) Konsep penggandaan ini bs mengubah persamaan dr sblmnya 1 unit waktu sm dgn 1 unit amal menjadi 1 unit waktu sm dgn bbrp unit amal
#waktu#47) Ajaran ttg amal jariah..sedekah jariyah,ilmu yg diajarkan,anak sholeh yg terus mendoakan..jg penerapan lain dr konsep penggandaan.
#waktu#48) Konsep penggandaan bkn sj mengajarkan bgmn mengatasi keterbatasan sumber daya tp jg bgmn memaksimalkan sumberdaya yg terbatas itu.
#waktu#49) Seseorang bs hdp lbh lama dr umurnya dgn konsep penggandaan itu..caranya dgn menciptakan amal yg dampaknya lbh lama dr umur kt..
#waktu#50) Seperti individu, masyarakat jg punya umur..peradaban jg punya umur..umur masyarakat ditentukan oleh akumulasi umur individu..
#waktu#51) Umur sosial menjadi panjang jk banyak individunya melakukan kerja2 penggandaan..salah satunya adalah
#waktu#52) Umur peradaban jg begitu..peradaban barat moderen dibangun pertama kali oleh spanyol dan portugis,lalu inggris dan prancis,lalu AS pewarisan ilmu pengetahuan..
#waktu#53) Epicentrum sbh peradaban berpindah dr 1 masyarakat ke yg lain begitu umur sosial masyarakat itu habis, walaupun scr fisik tetap ada
#waktu#54)Sprt Barat,peradaban Islam jg dipikul banyak suku bangsa..mulanya Arab,lalu Persia,lalu Afrika,lalu Turki, lalu Mongol dst..
#waktu#55)Akumulasi umur sosial dr suku bangsa itu menentukan panjang pendeknya umur peradaban..mkn banyak yg memikulnya mkn panjang umurnya
Ini termasuk pesan yang sangat ingin aku sampaikan: perdalam samudera keikhlasanmu. Realitas lapangan dakwah mengajarkan hal penting kepada kita, bahwa daya tahan di dalam mengarungi perjuangan sangat ditentukan oleh sebesar apa penjagaan keikhlasan dalam diri kita. Sangat banyak kejadian dan kondisi jalan dakwah yang bisa mengganggu kaikhlasan. Sesiapapun akan diuji keikhlasannya di jalan ini: yang “berhasil” menjadi pejabat publik, yang “tidak berhasil” menjadi pejabat publik, yang “tidak pernah” menjadi pejabat publik, yang “selalu” menjadi pejabat publik…..
Semua dari kita diuji. Yang menjadi caleg, yang menjadi aleg, yang menjadi aktivis mahasiswa, yang menjadi aktivis sosial, yang menjadi ibu rumah tangga, yang menjadi murabbi, yang menjadi pengurus partai, yang menjadi petani….. Semuanya, ya semuanya selalu dihadapkan kepada ujian yang kadang bisa mengganggu keikhlasan.
Semua dari kita diuji. Yang menjadi caleg, yang menjadi aleg, yang menjadi aktivis mahasiswa, yang menjadi aktivis sosial, yang menjadi ibu rumah tangga, yang menjadi murabbi, yang menjadi pengurus partai, yang menjadi petani….. Semuanya, ya semuanya selalu dihadapkan kepada ujian yang kadang bisa mengganggu keikhlasan.
Perasaan Berjasa: Ini Hasil Kerja Saya !
Ketika dakwah menunjukkan hasil-hasil dan prestasi yang menggembirakan, wajar jika muncul perasaan kebanggaan pada pelakunya. Ini perasaan yang sangat manusiawi. Namun perasaan ini jangan dibiarkan berkembang menjadi klaim atas usaha pribadi dan meremehkan kerja orang lain. Karena dalam setiap keberhasilan dakwah, pasti akan dijumpai peran semua pihak dalam mencapai keberhasilan tersebut, sekecil atau sebesar apapun.
“Kalian tahu, siapa yang telah melakukan perubahan spektakuler, sehingga tercipta hasil yang sangat menakjubkan ini? Tidak ada lain yang bisa melakukannya, kecuali saya. Semua saya kerjakan sendiri”, pernyataan ini sangat mungkin benar sesuai realitas yang ada. Namun ungkapan ini bisa menjadi awal dari munculnya kesombongan, apabila merasa bahwa kehebatan dirinya tidak ada yang menandingi, dan meremehkan peran orang lain.
“Payah benar kader di sini. Tidak ada yang mau bekerja. Kalau saja saya tidak bergerak, Pemilu kemarin hasilnya tidak akan sebagus ini”.
“Kemenangan Pilkada di daerah ini adalah hasil kerja keras dan jerih payah saya. Pengorbanan yang saya berikan telah membuahkan hasil berupa kemenangan gemilang. Jika saya tidak terlibat, saya tidak bisa bayangkan apa yang akan terjadi”.
“Organisasi dakwah ini menjadi besar dan berkembang pesat, karena usaha yang saya lakukan. Kader-kader lain tidak memiliki peran dan keterlibatan, sehingga terpaksa saya bekerja sendiri. Alhamdulillah hasilnya signifikan”.
Masyaallah. Benarkah kita bisa bekerja sendiri ? Dalam sistem amal jama’i yang dibangun organisasi dakwah, seluruh bagian akan saling berkait, berhubungan dan mempengaruhi. Kita tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh bagian lain yang ada dalam mesin amal jama’i ini. Ibarat mesin mobil, semua komponen saling berpengaruh dan berhubungan. Laju mobil merupakan hasil kerja simultan seluruh bagian.
Bisa jadi memang ada bagian atau komponen dalam organisasi dakwah yang senyatanya menjadi beban bagi yang lainnya. Namun itu tidak memberikan makna bahwa semua orang menjadi beban, dan hanya seseorang atau segelintir orang saja yang punya peran. Bisa jadi memang ada kader yang pasif dan tidak banyak kontribusi, namun itu bukan berarti semua kader memiliki kondisi kelemahan serupa. Seakan-akan kontribusi hanya menjadi milik seseorang atau segelintir orang yang sangat hebat dalam organisasi dakwah.
Lalu dimana letak ikhlas itu ? Kalau kita merasa memiliki banyak peran, banyak kontribusi, banyak keberhasilan, banyak capaian, kemudian mengecilkan bahkan meniadakan peran yang lain, dimana ikhlas itu ?
Perasaan Melempar: Siapa Yang Salah ?
Ketika dakwah mencapai kemenangan tidak layak ketika ada pihak yang merasa berjasa sendirian. Sebagaimana pada saat dakwah tidak berhasil mencapai target kemenangan, sangat tidak etis jika muncul suasana saling menyalahkan. Masing-masing pihak merasa tidak bertanggung jawab dan melempar kesalahan kepada pihak lainnya.
”Kita kalah dalam Pemilu gara-gara departemen Fulan yang tidak bekerja. Mereka bersantai-santai saat kita bekerja keras, akhirnya mengacaukan semua target”.
”Target tidak berhasil kita capai karena kelemahan bidang Anu. Pengurus bidang Anu tidak becus mengurus programnya sehingga membuat semua bagian ikut berantakan. Kita sudah bekerja habis-habisan, akhirnya tidak ada gunanya”.
”Kita gagal mencapai target karena kader tidak bersemangat dan tidak mau berkorban. Program sudah bagus, sarana pendukung sudah disiapkan, namun kadernya tidak mau bekerja, maka kita kalah”.
”Kekalahan kita disebabkan tidak tegasnya pimpinan. Para kader sudah sangat bersemangat dan siap bekerja, namun pimpinan tidak memiliki ketegasan sikap, akhirnya semua menjadi kacau”.
Betapa mudah melempar kesalahan. Ini salah siapa ? Bukan salah saya, ini salah Fulan, ini salah kader, ini salah pengurus, ini kesalahan Ketua, ini kesalahan bendahara, ini kesalahan sekretaris, ini salah kaderisasi, ini salahnya si Kodok… Bukan, bukan salah saya…. Saya sih tidak punya salah….
Dimana letak keikhlasan kita ?
Sumber : Cahyadi Takariawan
Seorang pemuda dari kaum anshar yang bernama Tsa'labah bin Abdurrahman telah masuk Islam. Dia sangat setia melayani Rasulullah saw. dan cekatan. Suatu ketika Rasulullah saw. mengutusnya untuk suatu keperluan. Dalam perjalanannya dia melewati rumah salah seorang dari Anshar, maka terlihat dirinya seorang wanita Anshar yang sedang mandi. Dia takut akan turun wahyu kepada Rasulullah saw. menyangkut perbuatannya itu. Maka dia pun pergi kabur. Dia menuju ke sebuah gunung yg berada diantara Mekkah dan Madinah dan terus mendakinya.Selama empat puluh hari Rasulullah saw. kehilangan dia. Lalu Jibril alaihissalam turun kepada Nabi saw. dan berkata, "Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu menyampaikan salam buatmu dan berfirman kepadamu, `Sesungguhnya seorang laki-laki dari umatmu berada di gunung ini sedang memohon perlindungan kepada-Ku.'"
Maka Nabi saw. berkata, "Wahai Umar dan Salman! Pergilah cari Tsa'laba bin Aburrahman, lalu bawa kemari."
Keduanya pun lalu pergi menyusuri perbukitan Madinah. Dalam pencariannya itu mereka bertemu dengan salah seorang penggembala Madinah yang bernama Dzufafah.
Umar bertanya kepadanya, "Apakah engkau tahu seorang pemuda di antra perbukitan ini?"
Penggembala itu menjawab, "Jangan-jangan yg engkau maksud seorang laki-laki yang lari dari neraka Jahanam?"
"Bagaimana engkau tahu bahwa dia lari dari neraka Jahanam?" tanya Umar.
Dzaufafah menjawab, "Karena, apabila malam telah tiba, dia keluar kepada kami dari perbukitan ini dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, "Mengapa tidak cabut saja nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti keputusan!"
"Ya, dialah yg kami maksud," tegas Umar. Akhirnya mereka bertiga pergi bersama-sama.
Ketika malam menjelang, keluarlah dia dari antara perbukitan itu dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, "Wahai, seandainya saja Engkau cabut nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti-nanti keputusan!"
Lalu Umar menghampirinya dan mendekapnya. Tsa'labah berkata, "Wahai Umar! Apakah Rasulullah telah mengetahui dosaku?"
"Aku tidak tahu, yg jelas kemarin beliau menyebut-nyebut namamu lalu mengutus aku dan Salman untuk mencarimu."
Tsa'labah berkata, "Wahai Umar! Jangan kau bawa aku menghadap beliau kecuali dia dalam keadaan salat"
Ketika mereka menemukan Rasulullah saw. tengah melakukan salat, Umar dan Salman segera mengisi shaf. Tatkala Tsa'laba mendengar bacaan Nabi saw, dia tersungkur pingsan.
Setelah Nabi mengucapkan salam, beliau bersabda, "Wahai Umar! Salman! Apakah yang telah kau lakukan Tsa'labah?"
Keduanya menjawab, "Ini dia, wahai Rasulullah saw!" Maka Rasulullah berdiri dan menggerak-gerakkan Tsa'labah yg membuatnya tersadar.
Rasulullah saw. berkata kepadanya, "Mengapa engkau menghilang dariku?"
Tsa'labah menjawab, "Dosaku, ya Rasulullah!"
Beliau mengatakan, "Bukankah telah kuajarkan kepadamu suatu ayat yg apat menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan?"
"Benar, wahai Rasulullah."
Rasulullah saw. bersabda, "Katakan… Ya Tuhan kami, berilah kami sebahagiaan di dunia dan di akhirat serta peliharalah kami dari azab neraka." (QS al-Baqarah:201)
Tsa'labah berkata, "Dosaku, wahai Rasulullah, sangat besar."
Beliau bersabda,"Akan tetapi kalamullah lebih besar."
Kemudian Rasulullah menyusul agar pulang kerumahnya. Di rumah dia jatuh sakit selama delapan hari. Mendengar Tsa'labah sakit, Salman pun datang menghadap Rasulullah saw. lalu berkata, "Wahai Rasulullah! Masihkah engkau mengingat Tsa'labah? Dia sekarang sedang sakit keras."
Maka Rasulullah saw. datang menemuinya dan meletakkan kepala Tsa'labah di atas pangkuan beliau. Akan tetapi Tsa'labah menyingkirkan kepalanya dari pangkuan beliau."
Mengapa engkau singkirkan kepalamu dari pangkuanku?" tanya Rasulullah saw.
"Karena penuh dengan dosa." Jawabnya.
Beliau bertanya lagi, "Bagaimana yang engkau rasakan?"
"Seperti dikerubuti semut pada tulang, daging, dan kulitku." Jawab Tsa'labah.
Beliau bertanya, "Apa yang kau inginkan?"
"Ampunan Tuhanku." Jawabnya.
Maka turunlah Jibril as. dan berkata, "Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu mengucapkan salam untukmu dan berfirman kepadamu, `Kalau saja hamba-Ku ini menemui Aku dengan membawa sepenuh bumi kesalahan, niscaya Aku akan temui dia dengan ampunan sepenuh itu pula.'
Maka segera Rasulullah saw. membertahukan hal itu kepadanya. Mendengar berita itu, terpekiklah Tsa'labah dan langsung ia meninggal.Lalu Rasulullah saw. memerintahkan agar Tsa'labah segera dimandikan dan dikafani. Ketika telah selesai menyalatkan, Rasulullah saw. berjalan sambil berjingkat-jingkat. Setelah selesai pemakamannya, para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah! Kami lihat engkau berjalan sambil berjingkat-jingkat." Beliau bersabda, "Demi Zat yang telah mengutus aku sebagai seorang nabi yang sebenarnya! Karena, banyaknya malaikat yang turut melayat Tsa'labah."